BAB 41

633 97 6
                                    

Balai Baichuan

Seorang tabib dari Balai Baichuan datang menghadap ke tempat Zi Jin dan yang lain. Mereka sengaja menunggu bersama di ruang pertemuan karena mendapat kabar bahwal penelitian potongan kuku itu sudah selesai.

Tabib itu meletakan potonganku dan serbuk yang dia teliti.

"Bagaimana tabib Yu?" Tanya Han Fu.

"Kami sudah menelitinya. Racun yang berada pada kuku ini adalah racun kalajengking dengan campuran ragi." Jelas Tabib Yu.

"Ragi?" Tanya Zi Jin meyakinkan apa yang dia dengar.

"Benar, dalam kasus ini ragi bisa mengatur suhu tubuh pada binatang, seperti tikus dan juga binatang sejenisnya. Dalam racun ini jika di campur dalam dosis tinggi, atau obat lain maka akan kehilangan kendali. Pengelihatan mereka tidak akan jelas dan mempunyai tingkat emosional tinggi." Lanjut sang tabib menjelaskan. Semuanya tampak bingung dengan racun yang mereka temukan.

"Zi Jin, bagaimana kalau kita ke tempat kakek To Mu?" Usul Mian.

"Benar, mungkin beliau bisa membuat sesuatu untuk obat penawarnya." Tambah Jiang Chun.

"Baiklah, kita akan ke Aula Tianji dan meminta ijin pada Nyonya He untuk bertemu Kakek To Mu." Zi Jin memutuskan dan mereka akan berangkat ke Aula Tianji.

Gunung Hengduan

Saat Li Lian Hua asyik membuat obat. Di Fei Sheng dan Xioabao malah duduk di depan menunggu hasil yang tidak jelas. Dan tiba-tiba seekor burung datang menghampiri Di Fei Sheng sambil membawa informasi. Xiaobao yang duduk menjauh memilih mendekat dan melihat isi surat itu.

"Apa isinya?" Tanya Xiaobao.

Yang Mulia,
Tang Yao telah menjadi ketua monster yang saat ini telah menyerang Kota Longyang. Beberapa orang telah meninggal dan luka parah. Saat ini Yang Yunchun dari Depertement Pengawasan bersama Bi Qiu dan Shi Shui berada di Kota Huekang.

Surat itu dari Lu Wan yang memberi informasi tentang kejadian di Desa Longyang.

"Tang Yao? Siapa dia?" Xiaobao masih bingung.

"Raja Barat." Jawab Di Fei Sheng sambil menutup suratnya.

"Raja Barat. Ah benar, dia ayah dari Raja Timur." Ingat Xiaobao.

"Kalian berdua. Masuklah!" Teriak Li Lian Hua.

"Aku punya firasat buruk." Ungkap Xiaobao. Mereka masuk ke dalam rumah itu dengan perasaan yang was-was. Di meja Li Lian Hua sudah mengisi setiap gelas dengan ramuan yang dia buat. Xiaobao yang melihat mundur dan berada di belakang Di Fei Sheng.

"Sekarang kalian cicipi." Perintah Li Lian Hua sambil duduk dan mempersilahkan mereka mengambil salah satu ramuan yang ada di meja.

"Li Lian Hua..... apa ramuan itu semua baik-baik saja?" Xiaobao bertanya dengan posisi yang masih berada di belakang Di Fei Sheng.

"Jika sesuatu terjadi, masih ada aku yang akan menyembuhkan kalian." Jawaban santai Li Lian Hua membuat Xiaobao semakin tidak ingin mendekati meja.

"Jika kau saja tidak mencicipi untuk apa aku melakukanya?" Tolak Di Fei Sheng.

"Karena aku yang membuatnya. Kalian duduk santai di depan dan aku membuat ramuan. Sekarang kalian tinggal mencicipi, tapi menolak." Gerutu Li Lian Hua.

"Di meja ada 3 gelas. Kita ambil masing-masing satu. Aku rasa itu cukup adil." Usul Xiaobao. Di Fei Sheng saling melihat dengan Li Lian Hua. Dan mereka mengangguk setuju.

Mereka bertiga kini memegang gelas masing-masing, Xiaobao tidak mau kalah dia langsung meminum ramuan itu. Di Fei Sheng dan Li Lian Hua menoleh ke arahnya. Wajah Xiaobao awalnya ragu, tapi saat beberapa saat tidak ada reaksi, ramuan yang Xiaobao minum aman. Dengan seulas senyum Xiaobao mempersilahkan mereka yang minum. Li Lian Hua dan Di Fei Sheng juga meminum ramuan itu dengan sekali teguk. Mata Xiaobao melihat ke arah mereka berdua.

"Bagaimana?" Tanya Xiaobao.

"Punyaku hanya sedikit pahit. Tapi, tidak ada yang aneh." Jawab Di Fei Sheng. Kini mereka berdua melihat ke arah Li Lian Hua yang masih merasakan ramuan itu.

"Punyaku juga." Ujar Li Lian Hua santai.

"Jadi, ramuan mana yang palsu?" Xiaobao bingung.

"Di belakang ada satu lagi yang belum aku keluarkan." Li Lian Hua kebelakang dengan di ikuti yang lain. Dan saat memasuki dapur, Li Lian Hua cukup terkejut saat dia melihat burung yang sudah tergeletak di atas meja dapur.

"Itu yang palsu." Tunjuk Xiaobao. Mereka berdua mengangguk sambil merasa lega.

"Kalau begitu bawa yang asli dan kita lanjutkan perjalanan." Perintah Li Lian Hua. Xiaobao memasukan semua tanaman yang di ambil Li Lian Hua dan mereka melanjutkan perjalanan terakhir untuk mendapatkan harta karun Tabib Song.

Kota Longyang

Tang Yuan menyelinap dari atap dan mencari Tang Yao. Dia melihat dari atas para monster itu seakan terdiam tanpa perintah. Mereka berjalan tanpa arah di sekitar tempat Tang Yuan.

Di dalam kamar yang Tang Yuan lihat dari cela atap. Tang Yao sedang duduk dan bersemedi. Matanya terpejam dan tanganya menggengam, dia mencoba mengatur pernafasanya dengan tenaga dalam yang saat ini dia kendalikan.

Tang Yao merasa ada orang yang melihatnya dari atas dan melempar sesuatu. Tang Yuan langsung menghindar dan turun menemui Tang Yao.

"Kau.... apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Tang Yao. Tang Yuan belum menjawab, dia melihat mata Tang Yao yang memerah.

"Ayah...." panggil Tang Yuan.

"Jika kau tidak berpihak pada ayahmu. Pergilah." Perintah Tang Yao.

"Ayah, bagaimanapun juga kau adalah ayahku. Semua yang kau bebankan pada Li Xiang Yi sudah cukup ayah. Kembalilah dan kita bisa hidup damai." Ajak Tang Yuan dengan mata yang penuh harapan. Tang Yao yang masih duduk melihat anaknya, berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Tang Yuan.

"Tang Yuan.... aku ayahmu yang harus kau pahami. Kau tau bagaimana sifatku. Dan semua itu ada padamu." Tang Yao menunjuk Tang Yuan.

"Jadi ayah tidak mau menyerah?" Tanya Tang Yuan.

"Tidak akan." Mata mereka saling memandang tajam.

"Baik. Kalau begitu aku akan memaksa." Tang Yuan mengeluarkan pedangnya. Mereka bertarung dalam ruangan itu.

Pertarungan anak dan ayah sangat sengit, mereka masing-masing tau batas kemampuan mereka. Tang Yuan yang merasa ayahnya semakin kuat terlempar keluar hingga merusak pintu. Para monster yang melihat Tang Yuan mencoba menyerang.

"Berhenti! Dia bagianku!" Larang Tang Yao. Tang Yuan kali ini tidak bisa tinggal diam. Dia mengerahkan semua kekuatanya untuk menyadarkan kembali ayahnya. Walaupun terlihat berbeda antara kekuatan mereka, tapi Tang Yuan tidak menyerah. Dia terus melawan Tang Yao hingga harus terluka dan memuntahkan darah. Kekuatan Tang Yao dari ramuan itu bukan lagi kekuatan manusia biasa, bisa di katakan itu kekuatan binatang buas.

"Tang Yuan! Jika saja kau mau bekerja sama denganku. Kau tidak akan mati sia-sia." Tang Yao berniat membunuh Tang Yuan. Tang Yuan yang terduduk dengan luka dalam mencoba menyelamatkan diri, dia mendapatkan sebuah serbuk dalam bajunya dan langsung dia lempar ke arah Tang Yao lalu Tang Yuan langsung kabur dengan keadaan terluka.

"Kali ini aku memberimu kesempatan, Tang Yuan." Turut Tang Yao yang memilih membiarkan Tang Yuan pergi.

Tang Yuan berjalan di hutan dengan luka yang cukup parah. Pukulan itu membuat beberapa bagian tulangnya retak dan tenaga dalamnya habis. Tak sanggup lagi berjalan, Tang Yuan langsung pingsan di tempat itu.

To be Continue......

(FF) Mysterious Lotus Casebook : Li Lian Hua - END Où les histoires vivent. Découvrez maintenant