💚💚💚💚💚💚

355 69 3
                                        




Seperti biasa, tekan bintang dan ramein kolom komentar ya gengs 🤞


























"Wtf, Mah!"

"Rosie! Jangan berani-berani nya ya kamu ngomong kasar gitu ke Mama!"

Rosie bangun dari duduknya, "After everything, Mah! Setelah semua yang kita obrolin sejauh ini! Semua rencana yang udah kita pikirin mateng-mateng bersama! Mama sama Dadda juga udah beberapa kali ngomong janji buat saling gandengan terus, gak akan pisah lagi, aku sama adek yang udah berharap banget keluarga kita nyatu lagi! Mama tiba-tiba hancurin itu semua cuma karena haus belaian dari bajingan gak jelas di luar sana??!"

"Rosie! Jaga bicaramu ya... Apa menurut kamu Mama beneran tipe wanita yang begitu? Hah! Mama gak sengaja nak... Demi tuhan, hiks... Maafin Mama, Rosie... Maaf, hiks..." Rose yang tadinya hendak meluapkan amarahnya nampak tidak kuat, pada akhirnya dia pilih untuk menangis dan menyerah, ia tentu sangat paham dengan kekecewaan yang Rosie rasakan. Apalagi Lisa nanti.

Rosie lihat sang Mama yang menangis tersedu-sedu di depannya, namun juga ada kekecewaan yang meluap di dada Rosie, yang membuatnya memilih untuk diam tidak ada niat membujuk sang Mama atau menenangkan tangisnya.

"Mama minta maaf sebanyak-banyaknya, Nak... Gak tau lagi harus gimana bisa dapat ampun dari kamu dan Dadda, tapi kalo memang masih ada kesempatan, Mama akan melakukan apapun untuk kalian, untuk keluarga kecil kita, hiks... Maafkan keegosian Mama, Nak... Please... Maafin Mama, hiks..." Tambah Rose masih menangis tersedu-sedu.

Rosie menggeleng perlahan, wajahnya masih sangat dingin dan datar, rasa marah, kecewa, sakit hati, dan sedikit kebencian mulai tumbuh di dada nya untuk sang Mama, meskipun di sisi lain dia tentu tidak ingin kelepasan mengatakan ucapan kasar atau membentak sang Mama seperti beberapa menit yang lalu, ia sungguh mati-matian tengah menahan diri.

"Aku kecewa banget sama Mama. Sorry Mah... Aku gak bisa dulu komentar apapun sekarang, aku juga kayaknya sulit kalo harus lihat Mama buat sementara waktu." Ucap Rosie perlahan namun sangat tajam dengan nada penuh sakit hati.

"Rosie... Please maafin Mama nak..." Rose berusaha bangun dan menggenggam kedua tangan Rosie.

Namun Rosie menepisnya, "Aku benci dan marah banget sama Mama sekarang!"

Terlihat Leesa dan Lala yang baru saja pulang dan melihat pemandangan sang Mama yang nampak menangis berlutut di depan sang kakak yang sempat meneriaki Mama nya.

"Mama.... Kakak! Kakak kenapa gitu ke Mama sih?" Leesa berdiri di depan sang kakak dan sedikit mendorong pundak nya dengan marah, "Kakak sendiri yang sering bilang ke kami, harus jagain Mama, gak boleh ngomong kasar, membentak apalagi bersikap kasar kayak tadi, semarah apapun kita!"

Sedangkan Lala nampak menenangkan sang Mama yang masih menangis berlutut.

Rosie melihat dengan rasa marah dan sedikit menyesal sebenarnya ke sang Mama, namun amarahnya lebih menggebu, ia memilih untuk langsung pergi berjalan masuk ke kamar nya.

.
.
.

Tok... Tok... Tok!

"Kakak... Udah malam, kakak gak turun buat makan tadi, ini aku bawain makan buat kakak." Panggil Lala dari luar kamar, Lala memang cenderung adik yang pengertian, sekalipun dia sebenarnya juga agak sedikit marah ke sang kakak yang sempat membentak sang Mama.

Namun sayangnya Rosie tidak merespon apapun.

"Kakak... Aku taruh di depan pintu ya makanan nya, jangan lupa di makan loh... Mama masak makanan kesukaan kakak malam ini." Tambah Lala.

Short Story (Rose & Lisa)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon