2. Black Rose

1.6K 199 6
                                    

Hari itu, Draco terkejut ketika melihat saham keluarga Malfoy yang telah berpindah tangan kepada perusahaan lain. Lebih mengejutkannya lagi, saham-saham telah beralih pada perusahaan Potter.

Bagaimana bisa? Apakah ada yang bermain di belakangnya selama ini. Mereka telah memberikan kepercayaan kepada keluarga Potter. Tapi kenapa keluarga Potter telah mengkhianatinya.

Tentu saja Draco marah dan tidak terima, sementara untuk mendapatkan saham saja butuh waktu dan usaha yang banyak.

Meski mereka masih memiliki ikatan keluarga, namun tidak ada yang namanya keluarga dalam sebuah bisnis. Pengkhianat tetaplah pengkhianat, maka Potter harus di hancurkan.

Dia yakin, satu orang yang terlintas di benaknya bisa melakukan hal sepucuk ini. Si apalagi jika bukan Harry? Harry sangat pandai dalam bidang IT.

Bisa saja Harry membuka Brankasnya dan secara licik mencuri data saham dan aset berharga untuk balas dendam karena perlakuannya selama ini.

"Brengsek!" Draco menggebrak meja dengan marah.
.
.
.
.

James Fleamont Potter, pada saat itu tidak curiga sama sekali ketika seorang wanita muda datang untuk menjual saham padanya.

James tidak curiga sama sekali, karena wanita itu sangat meyakinkan. Tidak berpikir jika dirinya akan di adu domba. Mengingat saham yang akan di jual sangatlah meyakinkan.

Lalu membelinya secara resmi dan saham tersebut beralih menjadi milik perusahaannya. Tidak tau, jika dia telah terjebak pada permainan Astoria.

Tapi pada malam ini, dirinya tidak mengerti kenapa Draco Malfoy datang ke Rumahnya membawa banyak bawahan. Menatapnya marah dan menuduh Fleamont sebagai penghianat.

"Kau sengaja menyuruh anakmu untuk mengambil saham milikku bukan?"

"Draco, asa kesalah pahaman disini." Fleamont tersenyum canggung. "Kami membeli sahamnya secara resmi."

"Mustahil, bagaimana bisa membeli saham sementara tidak ada satu tanda tangan diriku disana."

"Kamu bisa mengeceknya."

"Cukup, aku sudah mempunyai buktinya. Lihat ini!"

Draco memberikan video CCTV, dimana Harry bolak balik menuju ruang kerjanya. Lalu Harry keluar membawa sebuah Maps yang Draco kenali sebagai surat-surat berharga.

Tapi yang tidak Draco ketahui adalah, Astoria sudah merencanakan hal ini dengan matang. Berpura-pura menyuruh Harry untuk membersihkan ruang kerja yang telah kotor, lalu meminta Harry untuk membawakan sebuah Maps yang memang berisi dokumen berharga, ke tempat yang telah Astoria sebutkan.

Tidak ada kecurigaan bagi Harry di sana, meski Astoria memaksanya. Dan mengatakan jika wanita itu tidak sanggup membawa dokumennya sendiri karena kelelahan pasca keguguran.
.
.
.
.

Malam itu, ketika Harry menginap dirumahnya sendiri. Kediaman keluarga Potter, dia mendengar suara tembakan pada tengah malam. Ketakutan dan rasa penasarannya membuat Harry memutuskan untuk melihat dan turun kebawah.

Betapa terkejutnya, ketika melihat seseorang yang sangat dirinya kenali. Telah membunuh seluruh keluarganya di ruang tamu.

Harry terkejut dan bergetar, ketika dia beridie di ambang pintu. Sementara pistol yang Draco pegang masih mengeluarkan sedikit asap.

Harry menjerit dan menangis melihat pembunuhan keluarganya. Meski mereka tak menyayanginya, tapi Harry tetap menyayangi mereka.

Berlari memeluk mayat Ayah dan Ibunya, sementara Draco hanya menatap Harry dengan datar.

Black RoseWhere stories live. Discover now