5. Black Rose

1.5K 191 18
                                    

Draco tak banyak berpikir, ketika Blaise mengatakan jika Harry telah tinggal di salah satu Apartemen London.

Sore hari ini, dirinya tidak memutuskan untuk pulang terlebih dahulu setelah lelah bekerja. Lebih memilih untuk membelokkan mobilnya pada jalan lain, apartemen Harry berada, sesuai yang Blaise katakan padanya.

Draco sangat berharap jika Harry benar-benar tinggal disana. Tapi Blaise juga tidak mungkin salah dalam memberikan informasi.

Mobil Mercy Silver miliknya berhenti di depan sebuah apartemen mewah pusat kota London. Hyde Park Penthouse, tepatnya lantai paling atas dan Harry tinggal disana.

Langkahnya menuruni mobil dengan terburu, setelah Draco memarkirkan mobil miliknya secara asal. Menaiki lift disana dan berdoa dalam hati, semoga Harry masih ada di apartemennya.
.
.
.
.

Pansy menatap Harry yang terlihat lemas diatas kursi ruang tamu, wajahnya nampak pucat setelah beberapa hari yang lalu Tom Riddle memberikan banyak obat terlarang untuk Harry pakai. Pria dewasa itu keterlaluan, tidak punya hati nurani.

Bahkan karena hal ini, Harry sampai dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Karena Pansy khawatir melihat Harry yang kejang, lalu mengeluarkan busa dalam mulutnya akibat diberi obat dalam dosis yang tinggi.

Tangannya mencoba untuk menyuapi bubur, namun Harry menolak, dia sudah muntah untuk ke 10 kalinya dalam seharian ini. Pansy tak menyangka, jika dibalik wajah tampan dan ramah Tuan Riddle, ternyata pria itu memiliki sisi gelap yang mengerikan, senang menyiksa pasangan sex-nya—pecinta BDSM.

Harry menangis setelah sadar dari pengaruh obatnya, dia terlihat sangat trauma. Sementara Pansy tidak bisa melakukan apapun dan hanya mampu memeluk Harry dengan erat.

Ketika ingin menyuapi Harry kembali, suara bel rumah berbunyi. Bergegas untuk menyimpan alat makan yang dipegangnya.

"Sebentar, ya."

Dan Harry hanya mengangguk kecil sebagai jawaban, terlalu lemas untuk diajak berbicara.

Dalam hatinya, wanita itu berdoa. Semoga saja bukan Tom Riddle yang datang. Kemudian dirinya melihat dari arah intercome, ada seorang pria asing yang berdiri di depan apartemen mereka.

"Siapa?" Pansy berbicara dari dalam.

"Aku adalah teman Harry, bisakah bertemu dengannya?" Draco menjawab dari luar lewat saluran Intercome, menatap kamera yang mengawasinya.

"Harry berkata jika dirinya tidak pernah memiliki teman disini."

"Katakan padanya, Draco Malfoy ingin bertemu."

Pansy mengernyitkan alisnya dia merasa jika pernah mendengar nama itu. Tapi dimana? Namun Pansy tetap pergi dan menemui Harry.

"Harry, kamu kenal dengan seseorang yang bernama Draco Malfoy?"

Harry menatap Pansy terkejut, dia terbangun dari posisi tidurnya.

"Draco Malfoy? Bagaimana bisa dia ada disini?" Tak menyangka jika pria itu akan mencarinya.

"Mau ku bukakan pintu untuknya?"

Harry agak ragu, tapi dirinya juga penasaran. Untuk apa Draco mencarinya sampai rela jauh-jauh datang kemari?

"Buka saja..."

Pansy kembali pergi, membuka pintu untuk Draco. Wanita itu menatap Draco dengan rasa penasaran, apakah pria tinggi itu adalah mantan penyewa Harry? Tampan sekali—pikirnya.

"Sebelah sini, Tuan Malfoy." Pansy menunjukkan dimana Harry berada.

Draco terkejut, ketika melihat Harry yang hanya terkulai lemas diatas sofa. Wajah itu nampak pucat, sementara Draco bisa melihat tatapan sayu dari netra yang selalu terlihat cemerlang itu.

Black Roseحيث تعيش القصص. اكتشف الآن