Bab 13

303 15 0
                                    


Saat lesmana berusaha menghidar dari lelaki berjubah itu, tiba-tiba saja turun gerimis. Lesmana pun kebingungan, sebab ia harus segera melakukan ritual, sementara ia tidak mungkin melakukan ritual di tengaah gerimis yang turun.

Lesmana pun akhirnya memilih untuk menunggu hujan reda, mengingat ia memiliki waktu sampai jam tiga pagi untuk melakukan ritual, lebih dari waktu yang telah dientukan maka ia akan gagal dan tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Lesmana pun membangun tenda tak jauh dari kawah sumbing, proses pembangunan tenda milik lesmana tidaklah mudah, sebab angin berhembus begitu kencang hingga membuat lesmana pun kesulitan.

Setelah satu jam, lesmana pun akhirnya berhasil membangun tenda meskipun tubuhnya sudah basah karena gerimis yang turun di kawah sumbing.

"Akhirnya jadi" ucap lesmana

Lesmana pun bergegas untuk masuk tenda dan mengganti pakaiannya yang sudah basah. Setelahnya lesmana pun memikirkan ritual yang akan dilakukannya, ia berpikir jika gerimis tak kunjung reda, ia akan nekat melakukan ritual sesuai dengan rencana yang telah di susunya sedari awal.

Tekad lesmana benar-benar bulat, ia tidak ingin ada satu hal pun yang menggagaalkan rencananya untuk melakukan ritual sesuai keinginanya tersebut, sebab ia berpikir bahwa ia sudah bertindak sejauh ini, ia sudah melakukan ritual di gubuk milik ki ageng dan ini adalah ritual terakhir yang harus dilakukannya, sehingga lesmana pun tidak ingin mundur, ia ingin menuntaskan semuanya.

Sembari beristirahat di dalam tenda, lesmana pun mengingat kembali kebaikan yang telah adi berikan kepadanya, lesmana berpikir apa ia akan tega menjadikan adi sebagai tumbal atau ia akan mundur?? Ia terus memikirkan sosok adi sembari merenung.

Di sisi lain, adi pun memilih untuk mengejar lesmana meskipun ia sudah di tinggalkan oleh lesmana sebelumnya, meski ia merasa kecewa karena lesmana enggan untuk mengikuti ucapannya, namun ia tidak tegaa membiarkan lesmana seorang diri di sumbing, terlebih lagi ia tahu bahwa ada bahaya yang mengintai lesmana atas perjanjiannya dengan sang dewi penghuni kawah sumbing yang diyakininya akan mengabulkan keinginanya untuk menjadi orang yang sangat kaya melalui sebuah ritual tepat di kawah sumbing.

Adi tidak tahu jika lesmana harus mengorbankan seorang tumbal untuk mendapatkan keinginannya tersebut, sebab sebelumnya lesmana tidak menceritakan tentang hal tersebut kepada adi, bahkan ki ageng pun tidak memberitahukan perihal tumbal, sebab sependek yang adi tahu bahwa lesmana akan mendapatkan informasi tentang keinginanya tersebut melalui mimpi, namun adi sedikit ragu dengan semua hal yang berkaitan dengan ritual yang akan dilakukan oleh lesmana nantinya.

Meski demikian, adi pun tetap ingin mengejak lesmana, ia tidak tahu kalau lesmana akan menjadikannya tumbal untuk ritual yang segera dilakukannya.

"Aku harus mengejar lesmana, aku tidak ingin dia melakukannya sendirian, kalau terjadi hal buruk tidak akan ada yang menyelamatkannya" ucap aadi

Meskipun adi tidak terlalu paham dengaan jalur pendakian menuju kawah sumbing, namun ia memiliki peta jalur pendakian yang diperolehnya dari posko pendaftaran, peta tersebut bisa ia jadikan patokan untuk bisa sampai ke kawah sumbing tanpa adanya drama tersesat atau pun drama-drama lainnya.

Adi pun bergegas untuk melanjutkan perjalananya menyusul lesmana. Ia berjalan sembari memikirkan nasib lesmana, ia tidak ingin lesmana mengalami nasib buruk seperti pendaki yang tersesat ssebelumnya, atau mungkin nasib-nasib yang lebih parah dari nasib pendaki yang tersesat sebelumnya.

Menurut adi, lesmana telah melakukan perjanjian semu yang tidak seharusnya ia lakukan, sedari awal saat lesmana mengatakan bahwa ia akan membalas dendam dengan cara yang buruk, adi sangat ingin melarangnya, namun baru berucap satu dua kalimat, lesmana enggan menerima masukan dari adi, ia merasa adi tidak tahu banyak hal, sebab lesmana berpikir bahwa usianya jauh lebih tua dibandingkan adi, sehingga ia merasa jauh lebih paham dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan orang lain, meskipun itu kawan dekatnya sendiri.

Sepanjang perjalanan adi hanya fokus kepada lesmana, ia pun berjalan dengan begitu cepat, tidak ada hal janggal yang terjadi saat dia melakukan perjalanan, sangaat berbeda ketika dia berjalan beriringan dengan lesmana yang kerap kali megalami hal janggal selama perjalanan menuju kawah sumbing.

Saat adi sedang berjalan, tiba-tiba saja adi dihampiri oleh sosok lelaki paruh baya berjubah putih, sosok yang sangat mirip dengan sosok yang menghampiri lesmana saat lesmana berada di kawah sumbing.

"Pulanglah nak" ucap sosok pria berjubah itu

"Bapak siapa??" tanya adi

"Pulang nak sebelum kamu terlambat" ucap pria berjubah itu

"Terlambat karena apa??" tanya adi kebingungan

"Pulang nak, jangan lanjutkan perjalananmu" ucap pria berjubah putih

Mendengar sosok pria itu terus meminta adi untuk pulang membuat adi merasa bingung akan maksud yang tersirat dari ucapan pria berjubah putih itu, bahkan adi pun bingung dengan sosoknya, apakah dia benar-benar manusia atau dia makhluk lain yang tinggal di gunung sumbing tempatnya berpijak saat ini.

Adi pun kemudian berpikir keras tentang maksud tersirat dari ucapan sosok itu, saat adi berpikir dengan begitu keras, sosok pria berjubah putih itu pun pergi dan tak lama setelahnya menghilang tanpa sebab. Sontak hal tersebut membuat adi merasa bingung.

"Pak?? Bapak di mana??" teriak adi memanggil sosok pria berjubah purih

Adi pun terus mencari keberadaan sosok pria berjubah putih itu, ia ingin menanyakan maksud dari ucapan yang pria itu lontarkan kepadanya. Namun adi tidak berhasil untuk menemukan sosok pria berjubah putih itu.

Adi pun merasa bahwa sosok itu mungkin hanya orang yang kebetulan lewat dan iseng kepada adi dengan meminta adi untuk bergegas pulang, adi hanya bisa berpikir positif akan kejadian yang baru ia alami.

Adi pun bergegas untuk menyusul lesmana, tujuan utama adi saat ini adalah kawah sumbing, namun baru beberapa waktu ia berjalan, gerimis pun datang dan membasahi tubuh adi, gerimis tersebut cukup deras hingga membuat adi pun harus menghentikan langkahnya, sebab ia khawatir bisa terkena hipotermia. 

Perjanjian Semu Gunung SumbingWhere stories live. Discover now