Episode 31

742 53 0
                                    

POV Friz

Bukan hanya aku saja, atau ketua penyihir menara, bahkan yang mulia raja juga menyukai putri Celine.  Sadarilah posisimu Zastava! Kau hanya rakyat biasa yang tak punya gelar apa-apa. Lancang sekali jika seandainya kau mempunyai perasaan pada putri Celine.

Haha, aku sungguh menyedihkan sekali, iya kan bu? Tapi mau bagaimana pun aku mengelaknya...

"Friz mau ikut kesana?" Tanya Celine

Sebenarnya aku menyukai putri Celine bu. Andai aku punya gelar yang mulia raja juga apa aku bisa memiliki putri Celine?

"Tidak putri, silahkan saja duluan. Aku masih ingin berlatih disini."

Mungkin mulai sekarang aku harus menjaga jarak, aku tidak mau perasaanku semakin tumbuh membesar.

"Jangan begitu! Kamu hanya berlatih dari pagi sampai sore apa tidak cape? Ayo temani aku kesana." Paksa Celine.

Tapi kenapa putri selalu saja membuatku berada di dekatnya? Dia juga tidak ada keraguan padaku. Dia tidak menghakimi ataupun merendahkan ku. Perasaan kagum ku ini semakin membesar saja padanya.

"Kenapa diam saja? Ayoo.." Celine pun memegang tangan Friz lalu membawanya pergi dari sana.

Degg

"Pu.. Putri.." Terpaksa mengikuti Celine.

"Lain kali aku akan sering mengajakmu jalan-jalan supaya kamu tidak terus-terusan ada ditempat latihan." Ucap Celine sambil berjalan didepan.

Friz melihat ke arah punggung Celine lalu ke tangannya.

Tangan yang lembut, kecil dan terlihat rapuh. Rasanya aku ingin menggenggamnya lalu takkan pernah aku lepaskan.

.
.
.

Mereka pun tiba di depan gerbang.

Para pengawal sedang membawa semua bunga -bunga itu masuk ke dalam.

"Banyak sekali." Gumam Friz.

Semua bunganya berwarna merah. Harumnya sampai menyeruak sampai kesini.

"Aku juga tidak tahu kenapa Raja tiba-tiba mengirimkan bunga sebanyak ini. Ini pertama kalinya aku diberikan bunga mawar sebanyak ini." Ucap Celine. Friz hanya menatap Celine.

"Apa tuan putri tidak suka?"

"Aku suka, tapi jika terlalu banyak aku bingung harus diapakan. Hmm sebenarnya aku lebih suka mereka tetap di taman, bermekaran lalu layu dengan sendirinya. Bukankah sayang jika mereka dipetik seperti ini saja?"

Pemikirannya juga sama denganku. Dia orang yang sederhana dan tidak suka dengan hal berlebihan.

"Tuan putri benar."

"Ya kan? Menurutmu apa yang harus aku lakukan dengan bunga mawar sebanyak ini?"

Hal yang terpikirkan olehku adalah membagikannya pada orang lain. Tapi karena putri baru pulih aku tidak mau jika dia sampai terjun membagikan juga. Hmm aku sudah biasa membuat makanan atau sabun dari bunga mawar saat di panti. Apa aku sarankan itu saja?

"Dulu aku suka membuat cake dan sabun dari bunga mawar. Apa putri mau aku buatkan itu?"

"Wah ide bagus! Semua mawar ini takkan terbuang percuma. Oke, ayo buat itu bersamaku. Lalu kita bagikan hasilnya pada para pengawal dan pelayan."

Dia mau menerima saranku. Entah kenapa rasanya sangat senang.

"Dev bawa ¼ bagian mawar sebagai penghias ruangan dan sisanya lagi bawa ke dapur. Aku akan membuat cake dan sabun dari mawar-mawar itu."

"Baik tuan putri."

Dan dapur istana pun sibuk membuat berloyang-loyang cake mawar dibawah panduan Friz. Lalu mereka membuat sabun juga dari sebagian bunganya. Hasilnya berbalok-balok sabun.

.
.
.

"Wah cake ini sangat enak, kau berbakat memasak Friz." Celine sedang mencoba cake mawarnya.

"Syukurlah jika putri suka."

"Apa kamu buka perusahaan saja ya? haha"

"Tidak perlu tuan putri."

Jika begitu aku tidak akan ada waktu untuk melindungi putri atau berada dekat disisi putri.

"Jika kamu berminat silahkan saja."

"Tidak, aku lebih suka pekerjaanku sekarang."

Karena aku bisa berada dekat dengan tuan putri setiap saat.

"Baiklah-baiklah aku tidak akan memaksa. Oh iya aku sudah menyuruh Dev membagikan semua cakenya pada yang lain. Untuk sabunnya harus didiamkan dulu selama sebulan ya? Jadi nanti setelah 1 bulan baru kita bagi-bagikan pada yang lain."

"Baik tuan putri."

Aku ingin selamanya di dekat tuan putri. Apa boleh? Aku sudah lama tidak mempunyai tempat bersandar. Apa aku boleh tamak sekali ini saja?

...

Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang