masih gerimis

8 6 8
                                    

"Ra, kenapa ngelamun?"

Ara tersadar diri lamunan panjangnya, tangannya masih digenggam erat oleh Raka. Mata mereka bertemu ketika Ara mendongak, tenggelam dalam pikiran masing masing.

Mata hitam Raka begitu tajam, namun hangat. Begitu teduh saat ini. Tidak di pungkiri Raka begitu tampan dengan alis tebal, dan bibirnya yang tidak terlalu tebal. Ah satu lagi, laki laki itu memiliki lesung pipi yang membuat wajahnya terlihat manis jika tersenyum.

Ara tenggelam dalam mata indah milik Raka, ada kesedihan yang Ara lihat. Tangannya terulur hendak menyentuh pipi Raka dihadapannya.

"Ehemm"

Ara mengerjap kan mata, tersadar tangannya ia tari tak sampai pada pipi Raka. Menoleh pada pengganggu di belakangnya. Ya, itu Rangga dan Reni mereka berdua telah selesai dengan percakapan panjang mereka.

"Ayo balik udah reda ujannya." Ajak Reni

Ara tak berucap apapun, ia langsung berdiri mengekori Reni di belakangnya.

"Ra." Panggilan itu membuat Ara menoleh.

_kenapa jawab Ara tanpa suara. Ia hanya menggerakkan bibirnya berharap Rangga paham.

"Si Raka sebenernya suka sama Lo." Ucapnya tanpa dosa yang langsung di pelototi Raka.

Melihat ekspresi wajah Raka, Ara lalu mengedikan bahu acuh. Lalu berbalik kembali mengekori Reni yang sudah hilang di depan pintu.

_______

Silvia Sifa prov

Ia menggeleng, melihat teman satu tongkrongannya tengah bersemangat bercerita. Orang di depannya ini memang selelu ceria apalagi bila tengah berkumpul seperti sekarang.

Mereka ber empat sedang bersantai ria di sebuah kedai kopi. Ia, Ara, melati, dan Dwi seperti biasa berkumpul dahulu menyempatkan waktu sepulang sekolah. Dengan cuaca gerimis seperti ini memang sangat nikmat, menikmati kopi atau susu hangat.

"Terus gamana? Lo udah jadian sama si Bayu?" Ucapnya menimpali.

"Belom si, nunggu di tembak haha.* Jawab Ara, lalu matanya melotot melihat melati mencomot jajanan yang tengah dimakannya, orang itu tak tanggung tanggung menghabiskan cemilan yang baru saja Ara buka. "Mel, ini satu satunya lagi, kenapa Lo abisin si."

"Pelit amat lo Ra". Jawabnya dengan mulut penuh. Membuat Ara semakin mencebikan bibirnya.

"Gue belum cobain lati, dasar culametan".

"Nama gue melati, MELATI!. enak aja main ganti ganti nama ora_," uhuk uhhkkk uhukk. Melati menepuk nepuk dadanya, yang lain hanya mentertawakan anak itu. Pasalnya ia tidak menelan apa yang di kunyahnya dulu sebelum protes pada Ara.

"Makanya telen dulu Mel." Silvia merasaheran melihat tingkah teman temannya yang masih seperti bocah. Ia juga tidak memungkiri bahwa, ia juga sama halnya seperti teman temannya tetapi tidak mood untuk menyuarakannya. "Ra, gue tadi liat Lo di tangga sama Raka. Lo juga lagi deket sama dia?". Tanyanya penasaran. Setelah melihat Ara dan Raka tengahduduk di tanggal dengan tangan Ara yang di genggam Raka

"Ahhh, gue udah bosen kalo di tanya gitu. Gue beneran gaada hubungan apa apa sama si Raka."

"Kalian berdua dari pertama kali masuk sekolah udah kayak orang jadian, Berduan kadang Raka ngelus kepala Lo, contohnya tdi dia nganterin Lo ke depan gerbang pas pulang sekolah. Kalian se sweet itu Ra" jelasnya yang geram dengan Ara yang tidak peka.

"Dia sweet sama semua kali." Bantah cepat Ara.

"Siapa?" Tanya Dwi

"Apa?" Ara malah bertanya balik kepada Dwi yang bertanya padanya.

"Kata Lo dia sweet ke semua, ya semuanya siapa?".

"Ya, mana gue tau. Gue ga tanya sama dia".

Ketiganya menggeleng mendengar jawaban Ara, pasalnya teman sekelas Ara yang bernama Raka itu dua bulan ini sudah sering kali membuat onar. Laki laki itu tidak suka di atur membuat beberapa guru dan OSIS mengeluh karenanya.

"Lo gaada perasaan sama dia Ra?" Melihat ekspresi Ara yang langsung berubah karna pertanyaannya membuat Silvia semakin curiga. Pasalnya ia sedikit tahu jika temannya yang sedikit aneh ini tidak terlalu percaya laki laki yang mau mendekatinya. Kecuali Bayu Abimanyu.

"Enggak."

Silvia menatap Ara jengah, tak tahu lagi harus menyadarkan wanita itu dengan cara apa lagi.

Tiba tina sebuah motor berwarna hitam berhenti di depan mereka, pengendara itu memarkirnya tepat di sebelah tempat duduk. Yang membuat ke empatnya sontak langsung menoleh melihat siapa pengendara motor itu.

Laki laki dengan jaket lepis itu membuka helm full face nya. Raka, laki laki itu turun dari motor lalu mendekat ke menghampiri Ara yang kini menatap cowok itu heran.

"Ayok pulang." Ucap suara serak Raka, tangannya terulur meraih tangan Ara yang membuat ketiga sahabatnya saling lirik lalu tersenyum.

"Hah?". Hanya itu yang keluar dari mulut Ara

"Udah sana balik Ra, udah di jemput sama pangeran berkuda besi. Sana sana." Melihat Ara yang malah diam akhirnya ia berinisiatif membantu Raka. Ia mendorong bahu Ara agar berdiri dari duduknya.

Ara hanya menatapnya dengan kening yang berkerut. Membuatnya harus ekstra mendorong tubuh Ara agar benar benar berdiri.

"Sana kita juga mau pulang kan guys." Ia tersenyum senang melihat kedua sahabatnya mengangguk mengiyakan ucapannya.

Ara terlihat pasrah berjalan menaiki motor Raka, kenapa dengan anak itu? Ia tidak paham apa yang ada di pikiran Ara. Sudahjelas jelas Raka menyukai gadis itu, apa yang kurang?.

"Dahh." Ia melambaikan tangan ketika motor Raka berjalan menjauhi kedai.

"Emang kita mau pulang sekarang? Tapi gue belum ada yang jemput." Cicit Dwi dengan ekspresi sedih.

Ahh ia lupa kalau temannya yang satu ini sedikit Lola alias loading lama. "Gue cuma ngebantu Raka buat bisa bara Ara pulang bareng. Lagian kalo ga kayak gitu gue yakin Ara pasti nolak."

"Ohh." Dwi

"Oohh."  Melati

Keduanya mengangguk paham ketika Silvia menjelaskan.

"Kenapa Lo bantu Raka?" Tanya Melati dengan garukan pada kelapanya.

Kini Silvia yang menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia juga tak yakin kenapa harus membantu Raka, tapi sepertinya Raka benar benar suka pada Ara.

__________

Ara prov

Dia perjalanan pulang Ara bungkam, ia mulai merasa aneh dengan cowo yang mengantarkannya pulang ini. Ahh bukan mengantar lebih tepatnya memaksanya pulang.

Tidak ada pembicaraan apapun antara Ara dan Raka, begitu sampai di depan rumah Ara Raka langsung meluncurkan motornya pergi dari sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang