Bab 13

1.4K 46 0
                                    


Hukuman


Serangan jantung bisa terjadi karena berbagai alasan. Rain tahu bahwa tubuhnya bisa berubah semerah tomat jika dia berdekatan dengan P'Phayu. Tubuhnya akan semakin memerah ketika P'Phayu menyentuhnya lebih dekat lagi.

Tetapi..

Sepertinya Rain lupa bahwa salah satu alasan yang menyebabkan dia berkeringat dingin, suhu tubuhnya panas dan menggigil kedinginan karena.. Dia demam.. 😅

---

Rain Pov

Hal ini pasti bukan karena P'Phayu terus saja menciumku di bibir yang membuat aku merasa pusing!

Aku ternyata mengalami demam! 😅

“Huh.. Hal ini benar-benar membuatku gila..”

Aku hanya bisa berbisik sambil mengangkat selimut untuk menutupi badanku yang saat ini terasa meriang. Hal ini benar-benar sangat buruk, tetapi saat bersama dengan P'Phayu aku tidak merasakan sakit di tubuhku. 🙄

Aku juga tidak tahu bagaiman aku bisa mempunyai energi untuk menyetir mobilku pulang pagi ini. Ketika aku selesai berbicara dengan dengan ibuku, aku segera berbaring di dalam kamar ku karena merasa sakit dan juga demam. Saat ini tubuhku terselimuti dan terasa basah.

Hal ini benar-benar sangat buruk!

Yeah aku memikirkan hal itu sambil meringkuk.

Apakah P'Phayu menyadari bahwa aku sudah pulang?😔

Ketika aku memikirkannya, aku tidak ingin bertingkah seperti anak kecil meskipun aku sangat ingin mengeluh. Aku tahu bahwa sekarang aku sudah dewasa, tetapi ketika aku merasa tidak enak badan seperti ini, hatiku memikirkan orang yang paling aku inginkan berada di sampingku saat ini. 😔

Tetapi orang itu juga orang yang ingin aku hindari. Jadi sekarang aku tidak bisa berpikir bahwa jika aku masih berada di dalam rumahnya..

Apakah P'Phayu akan membersihkan tubuhku dan merawatku?

Lalu bagaimana dengan ibuku?

“Rain.. Minum obatmu dan segera tidur..”

Setelah memberikan aku obat, ibuku segera meninggalkan kamarku.

Aku tahu P'Phayu tidak akan menghawatirkan aku.

Yeah.. Aku tidak perlu merasa khawatir karena kami hanya Phi-Nong saja.

Aku berpikir sambil kembali tertidur lagi dan tidak mendengarkan ponselku yang bergetar karena aku tidak bunyikan dari kemarin. 😔

Kali ini bukan hanya 8 miss call saja tetapi sampai 20 miss call. 😲

---

Phayu Pov

“Terima kasih banyak, Bu. Aku benar-benar merasa khawatir dengannya tadi..”

“Mengapa kamu merasa khawatir? Ibu yang seharusnya mengucapkan itu. Ibu juga belum mengucapkan kepadamu terima kasih karena kamu sudah mau memperbaiki mobil Rain. Sekarang bahkan kamu masih menyempatkan diri untuk menjenguk Rain yang sedang sakit. Terima Kasih ya..”

“Ah.. Itu bukan masalah Bu..”

---

Rain Pov

Kenapa aku mendengar suara yang terdengar familiar di rumahku? 🙄

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur, tetapi aku terbangun ketika aku mendengar suara dua orang yang sedang berbicara  tidak jauh dari tempat tidurku.

Hal ini menyebabkan aku menggosok mataku yang masih memerah. Aku melihat ada punggung yang lebar dan gaya rambut yang terasa sangat familiar, aku berpikir mungkin sekarang aku sedang berhalusinasi. 😅

Benarkah P'Phayu ada di dalam kamarku? 🙄

Aku rasa aku hanya bermimpi.

Aku mengatakan itu karena masih merasa lelah dan hampir saja memejamkan mataku lagi untuk kembali ke mimpiku.

Tetapi.. sekarang aku mulai melihat dengan jelas bukan hanya punggung dan suaranya saja yang terasa familiar untukku. Wajah, hidung, mulut yang berbentuk seperti itu hanya milik satu orang yang aku kenal.

Yeah.. Pasti P'Phayu bukan orang lain. Tetapi apakah itu P'Saifah? 🤔

Tetapi wajahnya terlihat mulus..

Itu pasti P'Phayu!!

“Hei! Phi bagaimana kamu bisa sampai datang kesini?”

Aku yakin bahwa aku bertanya dengan suara yang keras, tetapi yang keluar dari mulutku adalah suara yang terdengar serak seolah-olah itu bukan suaraku sendiri dan terasa sangat lemah sehingga suaraku menarik perhatian P'Phayu yang sekarang menatap wajahku.

Dia segera mendekati tempat tidurku dan aku hanya bisa berpikir dalam hatiku apakah sekarang aku sudah gila atau tidak, tetapi.. P’Phayu terlihat seperti raksasa saja. 😅

“Ibu… Rain sudah bangun..”

“Ibu? Mengapa kamu memanggil ibuku dengan kata itu? Kamu pasti sedang bercanda. Lalu.. bagaimana kamu bisa masuk ke dalam kamarku?”

Aku bertanya dengan perasaan heran kepada P'Phayu. Otakku diserang demam sehingga aku lupa apa yang sudah terjadi di pagi ini. 😅

Otakku hanya berkonsentrasi kepada orang yang sangat ingin aku lihat yang sekarang berdiri di depanku. Aku benar-benar ingin memohon padanya dan mengatakan bahwa kepalaku sakit, lalu aku juga ingin mengatakan banyak hal kepadanya, tetapi yang aku tanyakan adalah.. Bagaimana dia bisa berada di dalam kamarku ini? 😔

“Kenapa aku tidak bisa datang kesini?”

Aku sedikit terkejut saat mendengar suaranya yang keras dan pertanyaan itu.

“Phi Phayu.. Kenapa?”

“Oh! Yeah aku tahu, pastinya kamu tidak ingin melihat aku datang kesini bukan?”

“Tidak! Bukan seperti itu. Aku hanya…”

Aku menjawab dan menggoyangkan kepalaku dengan kuat sehingga membuat aku semakin pusing. Aku sangat sedih saat melihat ekspersi marah dari wajah P'Phayu yang kemarin malam memelukku dengan sangat erat, mencuci rambutku, menepuk-nepuk punggungku dan memegang pundakku dengan sangat lembut. 😔

Aku mencoba untuk mengulurkan tanganku untuk meraih lengan P'Phayu saat dia mundur selangkah.

“Lalu kenapa Rain menghindariku?”

“Tidak! Aku tidak menghindarimu..”

Aku mencoba untuk menebus kesalahanku, tetapi aku seperti menunangkan lebih banyak minyak ke dalam api. 😣

Karena wajah P'Phayu menjadi tegang dan menatapku dengan matanya yang tajam. Jika aku sedang tidak sakit, aku percaya bahwa aku pasti akan di pukul olehnya sampai aku mati rasa.

“Apakah benar Rain tidak menghindariku?”

Saat P'Phayu bertanya balik, hal itu membuat aku merasa merinding.

“Kalau kamu sedang tidak menghindariku, lalu kenapa kamu tidak menjawab teleponku? Tidak apa-apa jika kamu tidak mau menjawabnya karena kejadian tadi malam. Tetapi apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku saat tahu kamu demam? Aku tidak ingin membangunkanmu dan membiarkan kamu beristrahat lebih lama. Tetapi siapa yang menyangka jika orang yang aku khawatir tiba-tiba mengilang dari rumah tanpa mau menjawab teleponku? Jika Rain mengalami kecelakaan, apa yang harus aku lalukan? Sekarang menurutmu bagaimana perasaanku?”

Saat mengatakan hal itu, P'Phayu sama sekali tidak meninggikan suaranya dan tetap berbicara dengan nada suaranyang tenang dan membuat jantungku berdebar-debar.

“Phi Phayu…”

“Rain sama sekali tidak mempedulikan perasaanku, bukan?”

Ketika P'Phayu mengucapkan perkataan itu, aku segera meneteskan air mataku. 🥺

“Maafkan aku.. P'Phayu maaf.. Jangan marah dengan Rain na. Maafkan aku…”

Air mataku mulai jatuh setetes demi setetes dari mataku yang memerah dan pemandangan ini sangat menyedihkan sehingga akan membuat siapapun merasa lemah. 😔

Tetapi tidak berpengaruh kepada P'Phayu sama sekali dan amarahnya juga masih belum mereda.

--

Phayu Pov

Ketika aku bangun tadi pagi, aku merasa khawatir karena menyadari bahwa Rain demam. Aku memutuskan akan membangunkannya lebih awal untuk makan lalu minum obat, tetapi aku tiba-tiba menerima panggilan dari bos ku dan harus mengerjakan pekerjaan yang mendesak. Memang tidak butuh waktu lama untuk ku mengerjakan dan memangani pekerjaanku itu.

Tetapi.. Ketika aku kembali ke kamar tidurku dan melihat ke arah tempat tidurku itu sudah kosong. 😣

Aku hampir saja kehilangan akal sehatku, tetapi aku segera pergi ke luar untuk melihat mobil Rain dan mobilnya sudah hilang. 😔

Aku merasa gugup dan juga takut bahwa Rain mungkin merasa marah dengan apa yang sudah aku lakukan tadi malam. Jadi dia mungkin melarikan diri dariku.

Aku tidak akan membiarkan Rain melarikan diri dariku. Aku tidak akan peduli betapa marahnya dia, aku tetap tidak akan membiarkan dia pergi dariku. 😔

Tetapi.. tidak peduli berapa kali aku mencoba untuk meneleponnya, Rain tetap tidak mau mengangkat dan menjawabnya. 😣

Perasaan gugupku berubah menjadi khawatir karena aku sangat khawatir terjadi sesuatu kepadanya.

Ketika aku tidak dapat menghubunginya, aku tidak segan-segan untuk datang ke rumahnya tanpa merasa takut kepada kedua orang tua Rain.

Karena aku merasa khawatir, jadi aku berusaha untuk meyakinkan, berteman, membangun kepercayaan dan menggunakan seluruh keterampilanku agar aku bisa meyakinkan ke dua orang tua Rain sampai mereka akhirnya mengizinkan aku masuk ke dalam kamarnya.

Aku baru bisa merasa lega setelah aku melihat kondisi Rain dalam keadaan yang baik dan tidak ada yang serius karena dia hanya demam saja. ☺️

Tetapi jika kalian bertanya bagaimana perasaanku sekarang, aku benar-benar… sangat marah.

Aku merasa semakin marah ketika Rain malah bertanya bagaimana aku bisa masuk ke dalam kamarnya. 😠

Lalu siapa yang menyuruh dia pergi dari rumahku?

---

Rain Pov

“Phi.. bukannya Rain tidak memikirkan perasaanmu. Tetapi ketika aku melihatmu, aku merasa sangat malu. Jadi aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku demam dan setelah minum obat aku tertidur. Aku tidak tahu bahwa kamu meneleponku. Jangan marah pada Rain na Phi Phayu..” 🥺

Saat aku melihat ekspesi dingin P'Phayu dan suaranya yang terkesan menuntut membuat aku merasa lemah. Aku mencoba untuk duduk dan memegang tangannya, tetapi P'Phayu mengibaskan tangannya dan mendorongku menjauh meskipun wajahku saat ini sudah berlinangan air mata. 😭

Aku tahu bahwa saat ini P'Phayu tidak sedang berpura-pura marah, tetapi benar-benar marah. 😔

“Phi Phayu.. huk.. huk..huk..”

Aku ingin memohon kepadanya, tetapi aku segera melepaskan tanganku untuk menutupi mulutku karena batuk-batuk.

---

Phayu Pov

Saat aku melihat ekspersi yang tersiksa karena batuk dan mencoba untuk berdamai denganku meskipun dia masih batuk dan berusaha untuk menyedot ingusnya agar tidak keluar, hal ini membuat aku bergerak untuk duduk di sebelahnya di atas tempat tidurnya.

Aku kemudian melingkarkan lenganku ke tubuh Rain yang sedang sakit dan menakan kepalanya ke dadaku. 😔

“Kalau seperti itu jangan pernah menghilang lagi atau pergi seperti tadi lagi..”

{✓} Love Strom - PhayuRain ( End )Where stories live. Discover now