petualangan

129 9 0
                                    

Matahari sudah meninggi cahaya nya sudah masuk ke dalam celah-celah jendela

Kami bangun kesiangan hari ini, padahal ily sudah mengingatkan untuk bangun sebelum matahari mulai naik

"Aku sudah membangunkan kalian berkali-kali, tapi kalian tidur seperti batu. Apalagi ali, dia adalah batu tidur yang bisa mendengkur" Ily bersungut-sungut

Kami bersiap siap lalu bergegas kebawah, ternyata hana sudah menyiapkan sarapan untuk kami
"Kita sarapan dengan cepat, lantas berangkat" Ily berbisik mengingatkan, lalu menarik kursi di sebelah seli

Setelah semuanya selesai kami mengucapkan terimakasih dan meminta izin untuk melanjutkan perjalanan kepada hana. Hana mengangguk dan memberi kami beberapa tabung madu dan roti untuk kami makan saat di perjalanan

Sudah 2 jam kami berjalan di atas padang perdu berduri, harimau salju kami berhati-hati saat melewati jalanan yang penuh dengan duri

Kami juga sudah satu jam terakhir meninggalkan padang perdu berduri, kembali masuk kedalam hutan lebat. Ini tengah hari, matahari persis di atas kepala.

"Tunggu sebentar, ra" Gumam ily, raib yang berjalan paling depan sontak memberhentikan harimaunya "ada apa?" Tanya raib

"Lihat!"

Seekor cerpelai raksasa terbaring di dasar hutan dengan kondisi mengenaskan, cerpelai ini tewas dengan luka robek di bagian lambung. Mereka mengenali cerpelai itu, itu adalah hewan tunggangan milik salah satu kontingen sebelumnya.

"Ada hewan buas yang menyerangnya" Guman ali berjongkok memeriksa.

"Kita harus segera pergi dari sini, bisa saja hewan yang menyerang nya masih berkeliaran disini" Ucap ily memperingati

Seli menggenggam tangan raib kuat, kami menyadari bahwa di atas sana ada sekumpulan hewan yang kami khawatirkan. Mereka berjumlah banyak, ada puluhan. Kawanan penguasa pohon, gorila.

Kawanan itu menatap raib dan teman temannya dengan tatapan tajam, mulai berseru-seru, menepuk dada, dan berteriak membuat kawasan ini menjadi sangat ramai

"Kembali ke harimau, seli, ra!" Ily berseru, meloloskan tombak perak.

Mereka tidak bisa lolos begitu saja dari kawanan gorila, mereka harus melawan dan bertarung dengan mereka terlebih dulu

Ily terus menghadang dan melawan gorila namun dia terjatuh saat terkena pukulan gorila di bagian pundaknya, seli berteriak histeris saat melihatnya

Seli menggenggam tangan ily dan memutuskan untuk berteleportasi. Plop!! Seli dan ily menghilang dan muncul di sebelah raib dan ali

"Kita tidak bisa melawan mereka sebanyak ini, ra" Ali berseru

Raib mengangguk
"Naik keatas harimau masing-masing, segera pergi dari sini!" Perintah seli "ide yang bagus!" Ali tersenyum dan langsung naik ke harimaunya

Tanpa menunggu lagi, kami menggebah harimau. Kami melesat cepat meninggalkan lokasi pertarungan, harimau yang kami tunggangi melesat cepat meninggalkan kawanan gorila yang berteriak marah. Lima belas menit kemudian barulah kami benar-benar lolos dari para kawanan gorila.

"Kalian baik-baik saja?" Tanya ily

Raib dan seli mengangguk.Ali terlihat memar di pipi, bersungut-sungut "gorila sialan, dia merampas pemukul kastikudan menampar ku"

Raib menahan tawa tapi tidak dengan seli yang tertawa terbahak-bahak "itu akan menjadi cerita hebat sepulang kita ke kota Ali, tidak ada orang yang pernah di tampar gorila" Ucap seli sambil tertawa

Kami beristirahat si tepi sungai, untuk mengisi tabung air

"Mungkin kita akan sekaligus makan Siang disini, ily?" Tanya raib, ily mengangguk dan ikut duduk disebelah seli

selyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang