Chapter 7 🍭

706 44 4
                                    

*illustration of Kaoru by Pinterest, (Manhwa/Seo Nari).

🦉: "Hallo semua, cuma mau bilang kalau kritik dan saran yang sifatnya membangun saya persilahkan ya. Siapa tau gaya bahasa saya disini terlalu vulgar/bikin tidak nyaman atau tentang apapun deh, sangat boleh di ungkapkan di kolom komentar. Udah, gitu aja bye-bye~".

Happy Reading
.
.
.

"aku tidak mau pergi kemanapun", suara Kaoru mengejutkan Shiu saat setelah ia mengirim pesan kepada Toji.

Shiu sedang berdiri diruang tengah, dan kemudian menemukan putrinya yang berdiri di depan guci bercorak Naga itu.

Shiu memejamkan matanya sembari menghembuskan nafas dengan khidmat, berharap bahwa hatinya akan memiliki  lebih banyak kesabaran untuk menyikapi Kaoru yang kembali terlihat kesal kepada dirinya.

"Kaoru, ayah memang tidak bisa mengantarmu. Tetapi-",

"Aku bilang aku tidak ingin pergi kemanapun", Kaoru memutus ucapan Shiu.

"Hey, jangan menyela", ucap Shiu menunjukkan ketidak suka nya kepada sikap Kaoru.

"Ayah, aku sedang tidak bersemangat untuk pergi keluar", Kaoru menjawab dan terdengar mutlak.

Ia mengerti jika putrinya itu lagi-lagi kecewa kepadanya, sebab baru saja mereka berbaikan dengan Shiu yang menawarkan Kaoru untuk pergi jalan-jalan ke Fukuchiyama.

Tetapi siapa yang tau jika tiba-tiba saja kantornya menjadwalkan rapat dengan kolega sehingga merubah semua agendanya dalam sehari ini.

"Ayah tau kau marah, tetapi tolong mengertilah jika ini adalah rapat mendadak. Semua di luar rencana Ayah", Shiu menatap putrinya itu untuk memberinya pengertian.

"Aku tidak marah, kenapa ayah selalu menghakimiku hingga membuatku terlihat seperti anak yang manja", Kaoru mendongak membalas tatapan Shiu.

"Aku memang kecewa, tetapi aku tidak marah", Kaoru melanjutkan kalimatnya.

"Aku bahkan tidak lagi bisa marah, mau merasa kecewa pun juga rasanya lelah sekali", ucapnya lagi dengan suaranya yang berubah lirih.

Shiu mengerti jika ia benar-benar sudah sangat keterlaluan, tetapi apa yang harus ia perbuat.

Sekalipun ia adalah pemilik perusahaan, namun ia bukanlah Toji yang memiliki cara tersendiri untuk menghandle semua pekerjaannya dengan baik dan tidak se-hectic dirinya.

"Sayang, Ayah minta maaf", Shiu berucap dengan sorot matanya yang terlihat nanar, menemukan anak gadisnya itu seperti tidak minat untuk menatapnya.

"Sudahlah, kenapa harus selalu minta maaf sih! Aku kan bilang kalau aku tidak bisa marah!", Kaoru mengatakan hal itu dengan sedikit berteriak.

Ia bukan bermaksud untuk bersikap tidak sopan, tetapi Kaoru benar-benar telah merasa lelah dan bosan.

Hal seperti ini bukan yang pertama baginya. Ia juga sudah berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi dan kesibukan ayahnya.

Dia juga tidak ingin marah karena berusaha memaklumi ayahnya tetapi mengapa rasanya justru sangat menyiksa, sebab jika ia menunjukkan emosinya, itu sama saja seperti ia telah bersikap egois dan hanya mementingkan perasaannya sendiri, dan Kaoru tidak ingin bersikap seperti itu.

The Sick Man | Toji ZeninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang