8

19 4 2
                                    

Kepulangan Jisoo membuat para Ibu sibuk memasak, mereka berencana mengadakan makan malam.

Dan waktu yang direncanakan tiba, makam malam kali ini pun hanya dihadiri oleh anggota keluarga, diantara Yonna, Hyunjin, dan juga Bangchan. Lalu dari keluarga Jisoo ada Jisoo tentunya, kemudian ada mama Dara dan juga anak kecil menggemaskan yaitu Diyo.

Dalam suasana makan malam kali ini terdengar ramai meski di meja makan hanya ada enam makhluk tuhan.
Pelaku pembuat keramaian adalah Hyunjin yang senang sekali mengganggu Diyo.
Setiap kali Diyo merengek, Hyunjin akan tertawa senang. Tak ada yang bisa mencegah, mereka hanya bisa menggelengkan kepala akan tingkah jahil Hyunjin pada pria kecil milik Jisoo.

Dalam suasana ramai yang diciptakan Hyunjin, Diam-diam Bangchan memperhatikan Jisoo. Sesekali Bangchan tersenyum tipis karena terpana akan wajah Jisoo yang terlihat bahagia.

Bangchan masih tak melepas pandangannya untuk Jisoo. tak lama, Bangchan melihat tangan Jisoo yang bergerak mengusap surai hitam putranya.

Seketika ekspresi wajah Bangchan berubah. Bangchan pun menunduk lesuh, Ia harus segera sadar jika ia tidak boleh mengagumi perempuan yang sudah menjadi milik orang lain.

Bangchan mendesah pelan guna menenangkan diri. Kemudian dirinya berniat untuk minum. Sayang, ternyata gelas milik Bangchan kosong. Ia pun kembali mendesah pelan.

Mata Bangchan berotasi mencari sebuah wadah dimana di dalamnya berisi air.

Ketemu. Tapi, wadah itu berada didekat Jisoo.

Merasa tak enak jika meminta Jisoo untuk memberikan wadah itu padanya. Bangchan akhirnya berinisiatif untuk mengambilnya sendiri.

Posisi duduknya yang berada diseberang membuat Bangchan harus sedikit bersusah payah untuk menggapai tempat air itu.

Bangchan terus berusaha, ia pun akhirnya memilih untuk berdiri agar tempat air itu mudah tergapai.

Sepertinya akan berhasil. Tapi, pada saat Bangchan berhasil menggapai benda itu, Jisoo bersuara dan membuat Bangchan terdiam. " kamu butuh air, sini gelasnya biar aku yang isi. "

Tak lekas memberikan gelasnya, Bangchan malah diam menatap Jisoo.

Ditatap seperti itu oleh Bangchan, Jisoo menyunggingkan senyumannya.

Seketika Bangchan pun tersadar. Ia harus ingat jika wanita yang saat ini duduk dihadapannya sudah tidak sendiri.

Bangchan pun segera mengarahkan gelas kosong itu kepada Jisoo, dengan perlahan Jisoo pun mulai mengiri gelas milik Bangchan dengan air.

" Ambil sendiri bisa kali, modusnya bisa banget "

Hyunjin mencibir, semua pun menatap padanya. Dan kemudian Hyunjin memberikan cengiran bodohnya.

Yonna menggelengkan kepala, mulut Hyunjin memang kadang tidak bisa dikendalikan. Jika tidak sayang, mungkin Yonna sudah menyumpal mulut Hyunjin dengan tisu yang ada di atas meja makan.

Acara makam malam berakhir. Jisoo dan keluarga kecilnya pun pamit untuk pulang.


Malam pun semakin larut, hanya suara binatang malam yang mendominasi sekitar.

Semua orang pun mulai pergi menjemput mimpi. Tapi, tidak dengan Hyunjin dan Bangchan yang kini malah asik duduk santai di balkon kamar Hyunjin. Ada dua cangkir kopi yang menemani.

Rokok ? Jawabanya tidak, kedua manusia yang memiliki ikatan saudara itu tak pernah menyentuh barang bernama rokok.

Bangchan menatap lurus ke arah rumah Jisoo yang gelap, hanya lampu luar yang menyala.
Bangchan yakin, penghuni rumah sudah pergi menjemput mimpi.

menjadi kita ..!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ