XXV. Sebuah janji di Banten lama

3 2 0
                                    

Sri sudah siap dengan setelan kasual nya. Ia mengenakan blouse berwarna putih dipadukan dengan celana berwarna cream tak lupa sepatu converse putih yang membalut kaki jenjangnya. Omong-omong ini adalah outfit yang mama pilih. Kalo Sri yang pilih, ah jangan di tanya.

Sri sudah mengabarkan pada Bayu bahwa ia menyetujui ajakannya. Bayu mengatakan akan menjemputnya. Oleh sebab itu Sri menunggunya di depan gerbang, agar tak memakan waktu lagi. Apalagi ini sudah hampir siang.

Bayu tiba dengan motor mio matic nya. Ia membuka helm-nya dan menghampiri Sri.

"Udah siap?" Sri mengangguk.

"Ayoo!" Bayu menyerahkan salah satu helm yang di bawanya kepada Sri, dengan segera sri memakainya.

"Eh, nyokap lo ada di rumah? Mau minta izin."

"Gausah, bay. Mama ada urusan tadi," Bayu membulatkan mulutnya.

"Berangkat sekarang?"

"Iyaa dong!"

Bayu terkekeh."semangat banget, bu."

"Kapan lagi kan bisa jalan-jalan," Sri berkata dengan jenaka.

Bayu tertawa."oke, lets go!"

Mereka pergi, dengan Bayu yang mengendarai motornya dalam keadaan sedang. Mentari belum bersinar dengan teriknya. Cuacanya sangat cocok untuk di nikmati, ditambah semiliar angin membuat hari ini terasa menyejukan.

Tujuan mereka saat ini adalah ke stasiun. Sebenarnya bisa saja kesana menggunakan motor. Hanya saja, kata Sri lebih enak menggunakan kereta. Selain tidak cape menyetir, mereka juga akan bebas untuk tertidur selama perjalanan. Jarak tempuh dari Stasiun Rangkasbitung sampai ke Banten lama memakan waktu dua jam. Oleh karenanya mereka berangkat di pagi hari agar bisa lebih lama menikmati dan menjelajah disana.

Motor yang dikendarai Bayu telah ssmpai di Stasiun. Ia menaruhnya di penitipan motor. Mereka berjalan ke arah stasiun yang tidak terlalu jauh.

Setelah mendapatkan tiket mereka akhirnya memasuki kereta. Sri sengaja memilih tempat duduk di dekat jendela, untuk melihat keindahan alam katanya. Banten lama, sebuah tempat yang berada di Kota Serang merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh kebanyakan orang. Selain karena tempat penziarahan, disana juga terdapat banyak tempat-tempat bersejarah. Perjalanan menuju Banten lama cukup menyenangkan. Dikarnakan melewati sawah dan pepohonan, suasana yang cukup menyejukkan karna jauh dari Polusi kota.

"Sri, cissss." Bayu mengangkat kamera ponselnya.

Dengan cepat Sri tersenyum manis ke arah kamera. "Coba liat,"

Bayu memberikan handpone nya. "Wah, bagus! Makasih ya."

"Ga gratis, lo harus fotoin gue balik nanti disana."

"Siap,"

Selanjutnya mereka menghabiskan waktu dengan memfoto pemandangan di jendela, mendengarkan musik lewat earphone, foto ala ala candid, hingga mengomentari apapun yang terlihat menarik.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya mereka tiba. Sri menghirup udara dengan sangat bahagia. Entah perasaannya saja atau benar adanya, tetapi lingkungan disini masih sangat kental dengan adat istiadat, suasana penuh sejarah juga sudah tercium sejak ia menginjakan kaki di kota serang ini.

Tujuan pertama mereka adalah keraton surosowan. Sebuah tempat yang terletak tidak jauh dari masjid Agung Banten. Keraton Surosowan didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Raja pertama di Banten. Tempat ini dijadikan pusat kegiatan pemerintahan, seni dan budaya pada masa kejayaannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prolog Tanpa EpilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang