5# Simpati

193 36 1
                                    

--------------------------------------------------

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

--------------------------------------------------

Yaya lega.

Akhirnya doanya terkabul juga walaupun dia tidak menyangka bahwa Taufan akan muncul di jam tiga pagi.Terlebih lagi dalam kondisi badai yang masih menerjang disertai hujan dan petir.

Rasa panik semakin mengerumuni benaknya memikirikan bagaimana kondisi Taufan dan Solar saat ini. Oh lupakan, dia benar-benar akan menghajar Taufan nanti, sekarang dia harus cepat menemuinya.

Yaya mempercepat langkahnya menuruni tangga kayu yang menghubungkan satu ruang ke ruangan lainnya. Melupakan fakta bahwa dia bisa lebih cepat sampai ke bawah dengan lift.Mungkin karena efek panik, tadi juga hampir saja dia lupa mengenakan jilbabnya kalau saja Ying tidak mengingatkannya.

Dan disinilah dia sekarang.Di bawah rumah pohon Bakbak dan melihat Taufan dalam kondisi basah kuyup terlentang di lantai kayu, dikelilingi beberapa petugas keamanan tadi.Blaze dan Ice juga disana.

"Taufan", panggilnya panik.

Taufan yang terlihat loyo itu menaikkan maniknya guna melihat gadis berjilbab yang tergopoh-gopoh mendatanginya.

Kekehan kecil lolos dari bibirnya,merasa sedikit terhibur melihat bagaimana penampilan Yaya sekarang.Piyama panjang warna pink dengan motif kucing dan bunga-bunga. Sungguh lucu sekali, tidak cocok dengan sifat ganasny yang selalu dia tampilkan.

" Taufan apa yang terjadi? Kamu kemana aja? Apa kalian terluka?", tanya Yaya panik langsung berjongkok disamping Taufan.

Taufan yang tiba-tiba seperti mendapat tenaganya kembali, seketika bangkit dan mendudukkan dirinya.Senyum kecil terbit dibibirnya yang pucat. Hatinya menghangat melihat sikap perhatian gadis didepannya.

"Aku gak apa-apa", jawabnya dengan suara serak nyaris bergetar. 

" Yang seperti ini kamu sebut gak kenapa-napa?! Sebenernya kamu ngapain aja sih?Udah, cepet masuk sekarang. Aku bakal panggilin dokter", titah Yaya tegas dan meminta tolong pada Blaze yang sedari tadi terduduk di samping Taufan untuk membantunya berdiri.

Sementara Ying yang melihat kondisi Taufan termangu, "Fan, dimana Solar?", tanya Ying menolehkan kepalanya ke sekitar.

"Solar di atas sama Thorn", jawaban malas itu keluar dari Ice. " Dia pingsan tadi dan langsung dibawa ke atas.Yang lain juga disana", lanjutnya. 

Ying yang mendengarnya seketika khawatir tentang kondisi rekan kerja sekaligus bos nya itu. Ia pun segera bergegas pergi, bersamaan dengan beberapa petugas yang Taufan suruh pergi setelah kedatangan kedua gadis itu. 

Sebelum itu dia sempat melirik sebentar ke arah Taufan yang mencoba berdiri di bantu si kembar dan Yaya yang terus mengomelinya. Ada sedikit rasa nyeri di hatinya yang langsung dia tepis.

Gak, sekarang bukan waktunya mikirin hal lain. Solar dulu. Batinnya bermonolog.

Yaya mengikuti dari belakang, membiarkan Taufan berjalan dengan dipapah kedua kembar dari Baraju.

WINDARADonde viven las historias. Descúbrelo ahora