20# Penguntit

160 27 8
                                    

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


---------------------------------------------------------------------------------------------------


Ice mengerang kesal mendengar dering panggilan yang tak henti menganggu tidurnya.

Dia kelelahan karena baru saja menggantikan kembaran sialannya yang tidak datang di acara peresmian hotel baru perusahaan mereka dan kini harus dibuat tambah kelelahan lagi dengan tingkah Blaze yang terus menghubunginya.

"Katakan apa maumu", ucap Ice dingin tanpa basa basi begitu menerima panggilan.Dia akan segera mentup panggilan jika Blaze hanya berniat menjahilinya.

Tapi anehnya, bukan suara mereog khas Blaze selama ini, yang dia dengar justru hanya hembusan nafas yang terdengar tersendat-sendat.

Tunggu, feeling Ice tidak enak soal ini.

"Blaze? Hei kau baik-baik saja?",

Masih tidak ada jawaban.

Ice mulai panik, dia turun dari kasurnya dan mulai mengambil jaketnya yang tergantung di dinding.Tangannya sibuk mengutak-atik jam tangannya yang masih berada di panggilan.Dia sedang melacak lokasi Blaze.

Dia yakin ini ada hubungannya dengan ke tidak datangannya tadi.Pasalnya se goblok-gobloknya Blaze dia tidak mungkin lupa dengan tugas yang akan dia lakukan.

Kaki jenjangnya menuruni tangga dengan tergesa.Dan saat pintu utama villanya terbuka dia dibuat terkejut dengan keberadaan seorang gadis yang terlihat bersimbah keringat.

"Yaya, apa yang kau lakukan disini?",

Yaya, gadis dengan setelan yang masih sama saat dia baru saja dari kediaman Taufan terdiam sejenak guna menetralkan nafasnya.

"Maaf Yaya tapi kalau-"

"Blaze, dimana dia?",

Pertanyaan Yaya itu membuat Ice cengo.Untuk apa gadis ini menayakan kembarannya?

Tunggu, ini pasti..

"Blaze menghubungimu?", Ice bertanya setenang mungkin.Ini lebih gawat dari perkiraanya.

"Iya, tapi saat aku angkat dia cuma menyebut namamu saja lalu mati.Makanya aku kesini, apa dia baik-baik saja?",

Ice yang baru saja menyadari panggilan di jam nya berhenti, menjawab cepat.

"Tidak.Dia tidak baik-baik saja",

Yaya yang melihat Ice berjalan melewatinya dengan panik bergerak mengikuti.

"Pakai mobilku saja.Terlalu lama kalau harus ambil mobil di garasi",

Ice mengangguk.Lalu membiarkan gadis dengan setelan formal yang sudah agak kusut itu menuju mobilnya.

"Dimana lokasinya?", tanya Yaya setelah mereka berhasil keluar dari pelataran villa milik Ice.

"Lokasi terakhirnya di Kampung Salji. Ck, si goblok itu mau cari mata apa kesana segala",

WINDARAWhere stories live. Discover now