Bab 01 Bagian 5: Kegagalan?

41 6 1
                                    

Hutan Kanterbury. 497 A.H.

"Hei, apakah kamu yakin ini akan benar-benar berhasil? Kita hampir melewati waktu yang kamu tentukan loh."

"Sabar, lagipula aku juga perlu berevolusi untuk mendapatkan sirkuit sihir."

Setelah beberapa hari melakukan adaptasi secara langsung dengan Labose, Willem masih belum bisa merasakan sihir atau energi yang mirip sama sekali.

Willem memang tidak bisa merasakan mana yang sihir dan mana yang bukan, tapi Loraine yang akan memberitahu laki-laki itu jika dia memilikinya. Namun hingga sekarang, Loraine masih belum memberikan jawaban positif untuknya.

Jika dia gagal, dia tidak akan mampu melanjutkan rencananya ke langkah yang berikutnya. Hanya sedikit, bahkan jika itu tidak sebanyak seorang bayi, Willem akan mampu melanjutkan rencananya. Namun dia masih seorang manusia biasa saat ini.

"Tenang, lagipula aku juga belum mencoba untuk memicunya dalam kondisi ekstrim selama ini." Willem membalas wanita yang berada di belakangnya. Dia sudah terbiasa dengan wujud mirip lendir Loraine setelah merasakannya sendiri di kulitnya.

Tapi bukan itu yang jadi perhatian saat ini. Jika Willem mengingat-ingat, jelas-jelas jika Labose merupakan sumber dari sihir… walaupun asalnya dari website tidak resmi saat itu. Jika dia memikirkannya lebih jauh, ini akan memiliki hubungan dengan evolusi dari makhluk hidup di Tetis.

Setiap makhluk hidup akan beradaptasi dan berevolusi secara fisik maupun psikis. Namun, waktu… Willem tidak punya banyak waktu jika memikirkan langkah berikutnya dari rencana bertahan hidupnya. Dan evolusi selalu butuh waktu yang tidak sedikit, mungkin lebih dari satu dekade. Tapi Willem tidak punya waktu sebanyak itu.

Dia benar-benar sibuk dengan banyak hal sekarang. Sementara banyak juga yang belum menunjukkan perkembangan bahkan sedikitpun.

"… Hari ini sudah cukup, Loraine."

"Oke." Loraine mengangkat tangannya dari punggung remaja berambut hitam itu. Dia bisa melihat ekspresi penuh pikiran dari wajah Willem, seperti yang sering dia lihat belakangan ini. Walaupun, penjaga penginapan itu memutuskan untuk tidak melakukan apapun.

Pandangannya teralihkan oleh cahaya oranye yang menembus jendela. Tanpa Loraine sadari, waktu sudah memasuki sore hari dan hal yang dia lakukan selama seharian penuh adalah menjangkiti Willem dengan 'dirinya'. Benar-benar hanya duduk dan meletakkan tangannya di punggung Willem.

Willem memakai kemejanya kembali dan bangkit dari kursi, sebelum keluar dari penginapan untuk memburu beberapa monster seperti yang selalu dia lakukan. Loraine hanya memperhatikan remaja itu keluar dengan membawa pedang dan perisainya.

Sekarang jika Loraine memikirkannya, remaja itu tidak kelihatan kelelahan selain karena efek samping dari virus seperti demam… apakah dia bisa memberikan nutrisi melalui cara semacam ini?

"Tapi aku masih normal-normal saja," Loraine bergumam rendah menatap telapak tangannya. Tidak ada tanda-tanda apapun mengenai malnutrisi.

Willem menarik pedangnya dari punggungnya dan menebas slime merah yang melompat dari semak-semak, memotong makhluk malang itu menjadi dua.

Willem tidak perlu menjadi peka untuk bisa merasakan perubahan kekuatan di dalam tubuhnya, walaupun bukan itu yang dia inginkan, tapi bukan hal buruk untuk memiliki fisik kuat.

Dia menoleh ke arah sebuah pohon, menarik tangannya dengan mengepal, sebelum mendorong dan memukul pohon dengan sekuat tenaga.

Itu membuat bekas rusak di atas batangnya. Memang tidak sampai hancur, tapi tetap membuat bekas. Bahkan tangan Willem hanya sedikit sakit (walaupun itu masih tetap sakit).

"Aneh… apakah dengan menyerap Labose bisa meningkatkan kekuatan fisik?"

Sepertinya dosis Labose yang diatur oleh Willem benar-benar tepat. Untuk bisa mendapatkan penguatan fisik sebanyak ini.

"Belum cukup…"

Tapi tidak ada cara lain untuk menembus batasnya saat ini tanpa memberikan efek samping seperti kurangnya fleksibilitas ataupun kurangnya kekuatan. Yah… itu jika fisiknya benar-benar tidak berubah setelah di jangkiti oleh Labose.

Willem memburu beberapa slime dan goblin yang agresif lagi disekitar penginapan Loraine.

Makhluk Tetis memiliki kekebalan alami terhadap Labose sejak awal. Berbeda dari makhluk-makhluk Bumi yang memiliki 0 toleransi membuat mereka mengalami mutasi genetik dan berubah secara penampilan—dan juga memiliki kekuatan sihir di dalam diri mereka.

Seperti salah satu komandan pasukan militer para Penjajah, dia awalnya hanyalah manusia Bumi, tetapi karena mutasi genetik yang disebabkan oleh Labose, fisiknya berubah (dan mungkin juga mentalnya), memiliki kekuatan dan daya tahan yang membuat pemain manapun jengkel jika mereka tidak punya trik tertentu di lengan mereka.

Willem tidak perlu khawatir akan menjadi eksistensi berkulit merah seperti para Penjajah, karena sejak sebelum lahir pun, dia sudah terpapar Labose dari ibunya. Tidak seperti Willem, ibunya memiliki kekuatan sihir yang aktif. Jadi akan salah jika Willem tidak memiliki ketahanan sihir. Akan ada kemungkinan bahwa adiknya nanti memiliki sihir jika kedua orangtuanya memutuskan untuk memiliki anak lagi. Tapi itu hanya ngelantur.

Ada kunci terakhir, jika Willem menemukannya, dia yakin sihirnya akan bangkit. Namun untuk hari ini, Willem harus menelan kegagalan, karena matahari mulai kembali terbenam.

































Welcome To Heavenhold, Mr. Mob! (Guardian Tales)Where stories live. Discover now