03. Anak tengah juga bisa lelah

6 1 0
                                    

Terlahir sebagai anak tengah, itu, bukan inginku. Terlebih lagi terlahir dari keluarga yang tidak bisa memberikan kasih sayangnya secara imbang antara satu sama lain.

Katakanlah aku tidak bersyukur atas hal itu, tapi bisa kalian pikirkan dan bayangkan lebih dulu, bagaimana jika kalian berada di posisiku. Kuat kah kalian menjalankan segalanya sebagaimana semestinya, atau justru menjadi pendendam dan membenci keluarga? Tidak ada yang tahu tentang itu, kan?

Kemarilah, dan biarkan aku bercerita seperti apa rasanya menjadi anak tengah. Tidak hanya bercerita tapi juga berkeluh kesah, kalau anak tengah juga bisa lelah.

Jangan jadikan ceritaku sebagai ajang mengadu nasib, karena aku pun mengerti semua memiliki nasib dan jalan takdir yang berbeda. Begitu pula aku.

Sebagai anak tengah, aku selalu dituntut untuk menurut dan mendengarkan apa yang diucapkan kakak. Karena itu adalah bentuk hormat kepada yang lebih tua.

Lalu, kepada adik, aku selalu dituntut untuk mengalah dan mengalah karena adik masih kecil dan lebih muda dariku.

Lalu? Siapa yang menghormatiku juga? Bukankah aku juga seorang kakak untuk adikku? Dan mengapa kakak tidak ingin mengalah? Aku juga lebih muda darinya, kan?

Semua orang selalu beranggapan kalau anak tengah itu hanya banyak mengeluh dan kurang rasa syukurnya, padahal kalau dipikir ulang, sebagai anak tengah justru lebih banyak mengalah dibanding mengeluh.

"Masih kecil jangan kurang ajar sama kakakmu! Dia lebih tua dari kamu!"

"Kamu udah gede! Kasih dong contoh yang baik buat adek, bukan ngajarin jadi pelawan! Ngalah sedikit dong."

Ayah, ibu, sebenarnya aku ini apa? Anak kecil atau anak dewasa? Mengapa kalian begitu sulit memberi kasih sayang dengan seimbang?

Aku bukan iri atau pembenci, tapi mengapa aku harus terlahir sebagai anak tengah yang selalu menjadi pihak mengalah dan serba salah? Bolehkah aku mengutuk takdir?

Bukan hanya kakak yang selalu ingin diperhatikan, tapi aku juga!

Bukan hanya adik yang setiap permintaannya selalu ingin di kabulkan, aku pun sama!

Menjadi anak tengah ternyata melelahkan, banyak tangisnya, lemah dan sulit dalam mengambil langah hidupnya. Selalu tidak boleh lebih dari kakak dan harus menjadi sempurna untuk adiknya.

Ayah, Aku masih ingin diperhatikan dan juga dimanja. Aku masih ingin dibimbing setiap melangkah. Aku masih menjadi anak kecil di matamu kan, Yah?

Ibu, aku masih banyak keliru, masih sering terburu waktu. Masih suka tersedu dan merasa malu akan pencapaian hidupku.

Takut menjadi saingan untuk kakak sendiri... Dan takut menjadi pribadi gagal untuk adikku juga.

Ibu, Ayah, aku sudah cukup banyak berkontribusi, bisakah kalian juga memberikan sedikit apresiasi? Hanya itu, tidak lebih. Aku juga butuh validasi dan cinta kasih, Bu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Goresan HujanWhere stories live. Discover now