Chapter 5

1.2K 162 83
                                    

Lisa membuang nafas lelah saat melihat jam yang menempel di dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 11 malam. Tiba-tiba ia mendapat panggilan dari Seungcheol yang menyuruhnya menyelesaikan beberapa laporan yang harus diselesaikan malam ini. Ia menolak keras bahkan keduanya sempat terlibat perdebatan, sebelum pada akhirnya ia menurut karena pria itu menjanjikan akan menaiki gajinya. Baiklah kali ini Lisa menyerah.

Saat ia tengah berkutat dengan laptopnya. Ponselnya kembali berdering. Ternyata Seungcheol menghubunginya lagi. Ia mengambil ponselnya dan mengangkat panggilannya.

"Apa lagi?" ujar Lisa dengan malas.

"Kalau sudah selesai segera kirim ke email saya."

"Ya, saya tahu."

"Ada apa dengan nada bicaramu?"

"Pikir saja sendiri. Tengah malam begini malah disuruh bekerja. Yang benar saja Choi Seungcheol-ssi," sungut Lisa.

"Apa? Kau berani memanggilku seperti itu?"

"Ini diluar kantor jika kau lupa."

"Ya terserah kau saja dan cepat selesaikan segera. Saya tunggu sampai jam 12."

"Kau gila? Aku saja baru buka laptop."

"Saya sudah menghubungi kamu dari jam 10 malam. Itu salahmu sendiri karena baru merespon saya."

"Sudah menyuruh diluar jam kerja sekarang kau malah menyalahkanku? Dasar atasan tidak tahu diri."

"Apa kau bilang? Kau-"

Tut

Lisa mematikan panggilannya sepihak. Ia sangat malas sekali mendengar ocehan atasannya itu. Masa bodo jika Seungcheol akan mengomelinya lagi. Ia melirik laptopnya yang menyala. Meskipun ia sedang kesal namun ia tetap mengerjakannya. Dan tepat pukul 12.15 ia telah menyelesaikan pekerjaannya, lalu mengirimkan file itu ke email Seungcheol. Ia kembali mematikan laptopnya dan tak lupa juga mematikan ponselnya. Biarkan ia tidur nyenyak malam ini tanpa harus diganggu oleh atasannya itu.

Pagi ini Seungcheol menghampirinya dengan tersenyum lebar. Lisa mengerutkan dahinya melihat tingkah atasannya yang sangat aneh itu. Namun ia tidak ingin bertanya karena ia masih kesal pria itu mengganggu waktu tidurnya.

Seungcheol masih setia berdiri di depan meja Lisa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pandangannya yang terus menatap ke arah Lisa dengan senyuman lebarnya membuat ia sedikit merinding melihatnya. Lisa yang mulai jengah dengan tingkah atasannya akhirnya melontarkan pertanyaannya.

"Kenapa sajangnim memandang saya seperti itu?"

"Aku hanya ingin berterima kasih karena semalam kau sudah mengerjakannya tepat waktu. Jika terlambat sedikit mungkin saya akan terancam."

"Itu saja?" Seungcheol menganggukkan kepalanya.

Lisa membuang nafasnya. "Ya, sama-sama."

"Sebagai imbalannya saya akan mentraktir kamu siang ini."

Lisa kembali menatap atasannya itu dengan kerutan dahinya. Apa ia tidak salah dengar Pria itu akan mentaktirnya?

"Saya tunggu kamu di jam makan siang. Jangan kabur!" peringat Seungcheol sebelum kembali masuk ke ruangannya.

Lisa sih senang-senang saja jika akan ditraktir oleh atasannya. Lagi pula siapa juga yang akan menolak ditawari makan gratis? Apalagi ini sudah memasuki akhir bulan, ia harus menghemat pengeluaran.

Sesuai janjinya, Seungcheol benar-benar mengajak Lisa makan siang di kantin agensi. Sudah lama ia tidak pernah memasuki area kantin, karena jika ia menginginkan sesuatu ia pasti akan menyuruh Lisa atau tidak petugas kebersihan di sini. Namun kali ini ia datang bersama sekretarisnya untuk menepati janjinya. Setelah memesan makanan, ia mengajak Lisa duduk di meja kantin. Suasana siang ini cukup ramai, karena memang sudah waktunya makan siang. Karyawan di sana cukup terkejut saat mendapatinya ada di sana, namun ia memilih mengabaikannya dan bersikap seolah-olah tidak mengetahuinya.

My Lovely SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang