13. KEHILANGANMU HAL PALING DI TAKUTI

247 18 0
                                    

    Gamon adalah tanda jika kita
     Benar-benar mencintai dia.
      —Faldo Asano.

                                           🪐

"Terus menjadi tokoh utama dalam cerita ku, ya?"

Langit di atas sana berubah menjadi jingga, dengan burung-burung yang ikut turun andil menghiasi langit sore ini. Siapapun yang melihat langit sore ini pasti akan terdiam melihat keindahan salah satu ciptaan Tuhan.

Di bawah langit yang indah ini, Aleanora mengatakan itu kepada Albara.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Albara belum membalas perkataan tersebut, yang ada lelaki itu terdiam tidak bisa menjawab. Albara akhirnya menatap Aleanora yang kini sedang menatapnya juga.

"Semoga, Aleanora."

Akhirnya Albara membalas setelah lama diam. Namun balasan tersebut mampu membuat Aleanora. Di dunia ini, tidak ada yang abadi, akan ada yang datang, akan ada juga yang pergi, makanya Albara memilih menjawab semoga.

"Manusia itu datang dan pergi, Ra. Siapa tahu, nanti tokoh utamanya bukan gue lagi, tapi orang lain," kata Albara menatap Aleanora yang membuang muka.

"Siapa tahu, 5 tahun ke depan ceritanya bukan tentang gue dan lo lagi. Tapi, bisa jadi lo mempunyai cerita baru, tanpa gue."

"Tapi, mari kita berdoa yang baik untuk hubungan kita."

Aleanora mengangguk, lalu perempuan itu memejamkan matanya berdoa kepada Tuhan.
"Tapi jika doa itu tidak terkabul—" Albara mengantung ucapannya dengan mata yang belum terbuka, begitu juga dengan Aleanora.

"Jangan marah sama Tuhan, ingat, doa itu meminta, bukan memaksa." Albara membuka pejaman matanya, di sampingnya, Aleanora masih memejamkan matanya.

 
                                             🪐

Seperti biasa, waku malam Albara akan di habiskan bersama RAIDRES. Dengan datang ke markas untuk bercanda bersama, berbagi cerita dan makan bersama. Walaupun makananya sederhana, percayalah, itu memiliki makna yang luar biasa.

"Anjir pacar gue ternyata udah 30!" heboh Kaivan saat menghitung pacarnya. Emang dasar buaya darat.

"Sinting. Gitu aja bangga." Kaivan menatap Faldo tajam. Ia bangga? Jelaslah apalagi rata-rata ceweknya cantik-cantik.

"Diem lo gamon!" desis Kaivan tidak mau kalah. Emang jurus andalan dirinya, menyebut Faldo gamon. Dan membuat pemuda itu terdiam.

"Mau rekomendasi perempuan? Gue banyak nih," sombong Kaivan.

"Astagfirullah neraka menunggumu," celetuk Faldo sambil mengusap dadanya. Kaivan langsung membulatkan matanya, apa neraka?!

"Eh, ngomong di jaga yang bangsat!"
ucap Kaivan sambil menabok pipi Faldo.

Plak

"Terus surga? Orang lo mainnya cewek," sindir Devan membuat Kaivan terdiam. Ah, memang benar lontaran mereka.

"Tapi emang fakta, sih," gumam Kaivan mengangaruk kepalanya yang tidak gatal. "Anying," umpat Devan yang melihat kelakuan Kaivan seperti itu.

"Dia bukan temen gue, sumpah," sahut Faldo.

"Lo juga bukan temen gue," balas Kaivan sinis. Faldo yang mendengar itu tidak peduli, justru Faldo kembali fokus pada handphone miliknya.

"Bos!" Kali ini Kaivan mendekat pada Albara. Entah apa yang akan Kaivan lakukan kepada Albara. Yang lainnya memperhatikan apa yang akan Kaivan lakukan.

BANDUNG DAN KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang