Jin - Bab 2 (Emerald)

128 31 11
                                    

Jin Bab 2

“Mulai detik ini, aku yang akan menjadi kekasihmu, Rose.”

Aku mengerjap. “What?”

“Kamu bisa mendengar suaraku dengan jelas.”

Aku kembali mengerjap. Lalu tertawa keras. “Jangan bercanda, Jin! Yang benar saja!”

Jin menatapku dengan bola mata hijaunya yang kini tampak menyala-nyala. “Apa aku terlihat bercanda? Kamu ingin pacar, Rose? Suami? Kalau begitu, aku bersedia menjadi pendamping hidupmu.”

Aku membelalak menatap Jin.

“Sayang selama ini aku tidak bisa membaca isi hati majikanku. Tapi seumur hidupku, baru kali ini... aku ingin sekali membaca isi hati majikanku.”

Sekarang jantungku berdetak dengan kencang. Aku sungguh tidak mengerti apa mau Jin.

Jin turun, menyembunyikan sepasang sayap di balik punggungnya. Ia menindih tubuhku yang masih belum bisa bergerak karena ulahnya. “Kamu ingin seseorang memasukimu, kan? Aku juga bersedia melakukannya, Rose.”

Aku menelan ludah, mataku tidak bisa lepas menatap warna hijau irisnya. Wajahku panas sekali. “Jangan begini, Jin....”

Bunyi ketukan di pintu kayu jati mengagetkan kami. Jin kembali melayang sementara aku bisa bergerak lagi.

“Rose...?”

“Masuk, Bunda, pintunya nggak dikunci.”

Jasmine membuka daun pintu dan memasuki kamar. “Kamu lagi apa?”

“Tidur-tiduran aja sambil baca buku, Bunda. Kenapa?”

Wanita yang masih terlihat cantik itu duduk di tepi tempat tidur. “Maaf, ada yang ingin Bunda bicarakan. Bunda nggak bermaksud... tapi....”

“Kenapa, Bunda? Katakan saja.”

“Bundamu mau menjodohkanmu dengan putra sahabat karibnya,” jawab Jin dengan ketus. “Langsung tolak saja.”

Aku mendelik kesal kepada Jin.

“Bunda mau mengenalkan kamu sama anak sahabatnya Bunda....”

Aku menganga. “Tapi, Bunda....”

“Cuma ketemuan, kok. Johan ini lulusan S2, sudah mempunyai pekerjaan mapan, rumah juga, dan dia sedang mencari istri.”

“Pasti mukanya jelek karena nggak bisa cari istri sendiri,” sambar Jin lagi, benar-benar ketus.

Memang, hanya Kakek, Ayah, dan aku yang bisa melihat sosok dan mendengar suara Jin. Namun, hanya sejak lahir hingga kami menikah. Setelah itu, kami takkan lagi bisa melihat ataupun mendengar Jin. Berganti pada keturunan kami selanjutnya.

Aku tak mengindahkan ucapan Jin, dan langsung menyambut tawaran Bunda dengan antusias. “Aku mau! Kapan, Bunda?”

Bunda menghela napas lega. “Syukurlah. Besok hari Minggu di cafe Green, kamu bisa sendiri, kan?”

“Bisalah, Bun, aku kan sudah dewasa,” jawabku pura-pura cemberut dan Bunda langsung mengusap kepalaku.

Setelah Bunda menutup pintu dan kembali ke lantai bawah, saat aku menoleh, ternyata Jin sudah pergi entah ke mana.

Dasar Jin sialan, bercandanya keterlaluan banget, sih! Bisa-bisanya dia bilang mau jadi suamiku dan....

Wajahku memanas mengingat kata-kata dan sikap Jin yang tidak seperti biasanya. Sejak aku lahir, Jin selalu ada bersamaku, menemaniku, mengajakku mengobrol, mengajariku banyak hal, dan lain sebagainya. Jin sudah seperti ayah, paman, kakak, teman, sahabatku sendiri. Terkadang ia bersikap menyebalkan dan kekakanan, cocok menjadi adikku. Padahal umur Jin jelas sudah tua, ratusan tahun, ah, atau mungkin ribuan tahun, dan sudah pasti laki-laki itu selalu berganti-ganti pasangan sesukanya. Sudah mencicipi wanita dengan bermacam-macam model. Mengingat itu membuatku bergidik.

Aku menghela napas. Jin akan hidup lebih lama dariku—mungkin, aku tidak tahu—tapi yang pasti, ia akan tetap awet muda seperti itu. Sementara aku akan menjadi keriput, menua—bila umurku panjang—lalu mati. Membayangkan hal itu, entah kenapa aku menjadi sedih.

Aku mengerjap. Bila aku tidak pernah menikah... apakah... selamanya Jin akan hidup bersamaku sampai aku mati kelak?

***

Makasih udah mampir. Semoga suka ceritaku Rose-Jin 🥰🥰🥰

Cerita ini repost ya, tapi tunggu 100 vote buat up bab selanjutnya.

Dan cerita Jin BELUM TAMAT ya jadi belum ada pdf atau bukunya.

Emerald, 9 Oktober 2023, 07.53 wib.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Oct 09, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

JIN by EmeraldHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin