• Chapter 8 •

32 14 2
                                    

haii i'm kambekk, sebenarnya mau up semalem, cuma aku abis kesetrum wuakakakkk,, okay pii reading all🖤


"eunghhh"

Arian mengerang sambil meregangkan tubuhnya, badannya yang dibaluti selimut motif Nobita itu terasa sangat sakit sekarang. Ia lantas membuka matanya dan menatap langit-langit kamar yang ia tempati saat ini.

5 menit berlalu sampai ia sadar bahwa kamar tersebut bukanlah kamarnya, ia pun menoleh kearah jam dinding yang berada didepan matanya. HAH? UDAH JAM 8? TELAT DONG GUE? Lah tapi ini kamar siapa bjir?!.

Arian merubah posisinya menjadi duduk namun dengan hati yang merasa gundah. Ia pun menoleh kearah pintu kamar saat mendengar suara pintu kayu berwarna coklat itu dibuka yang ternyata adalah bi Lena—asisten rumah tangga keluarga Satria.

"mas Rian udah bangun?!" ucap wanita berusia 55 tahun itu dengan ramah sambil membawa nampan berisikan nasi goreng dan susu.

Arian pun tersenyum canggung, ia merasa sangat tidak enak sekarang, pasalnya ia berada dikamar sahabatnya, sedangkan sahabatnya itu pergi sekolah.

Bi Lena yang peka terhadap kecanggungan Arian pun tersenyum tulus. "Nda apa-apa mas, nda usah canggung gitu, mas Regan dan mas Naufal juga semalem tidur disini nemenin mas Rian."

"kenapa pada nenenin saya bi?!" tanya Arian penasaran tanpa sadar bahwa ucapannya agak meleset.

"nemenin mas bukan nenenin" jawab bi Lena setengah tertawa.

Arian pun semakin canggung karena ulahnya sendiri. "ya Allah bi astaghfirullah kepeleset lidah saya." Bjirrr maluuu, siapapun bawa gue pergi dari sini. Ucap Arian dalam hati.

"semalem mas Rian mabuk, untungnya ditemuin sama sopir pribadi nya Pak Reno." Jelas bi Lena sambil meletakkan nampan yang dibawanya.

"saya mabuk bi?!"

"iya mas Rian, mas Rian lagi ada masalah?"

"akhhh gwenchana bi, gwenchanayoo" jawab Arian sambil terkekeh.

Bi Lena pun mengangguk. "yaudah ini mas dimakan sarapannya dijamin langsung hilang semua masalah yang lagi mas Rian hadapi" ucap bi Lena dengan memberikan dua jempol nya.

Arian tertawa, "hahaaa makasih banyak bi, maaf banget ini jadinya malah ngerepotin bibi."

"nda apa-apa. Den Satria, mas Rian, mas Regan, mas Naufal itu udh bibi anggap kaya anaknya bibi, bahkan bukan cuma bibi, Pak Reno dan Bu Lia juga sama. Jadi ga usah sungkan-sungkan lagi ya mas. Kalau ada apa-apa mas Rian bisa cerita ke bibi, bibi siap mendengarkan." Jelas bi Lena panjang lebar yang membuat mata Arian berkaca-kaca.

Sudah hampir sebulan lebih Arian tidak merasakan kehangatan seperti ini.

"makasih banyak bi." ucap Arian tulus.

•••

Alicia berdiri di depan pintu kantin, matanya menelusuri setiap sudut kantin seperti mencari keberadaan seseorang.

"hai cantik, nyari siapa?!" ucap pria dengan name tag 'Dika'.

Alicia tidak menjawab dan masih fokus mencari. Dika yang merasa diacuhkan pun menarik bahu Alicia agar menghadap kearahnya. "Lo budek?"

Luka dari Semesta [HIATUS]Where stories live. Discover now