1

733 52 1
                                    

Menyamar menjadi lelaki di sekolah baru. mungkin itu adalah tindakan paling gila dan para manusia dimuka bumi ini bakal memandangnya sebagai perempuan abnormal. Tapi bukan berarti ia akan berhenti dari perundingan ini. Wiwi telah bertekat dengan memulai sekolah baru pasti bakalan seru dibuka dengan aksi yang mainstrem!.

Well, nyatanya Wiwi itu hanya satu dari miliyaran spesies di muka bumi yang otaknya terselip disela-sela telapak kaki, akalnya sedikit berfungsi gak ada yang tahu pas kecil kepalanya pernah kejedot kolom meja atau ketimpuk minyak telon hingga setelah beranjak dewasa otaknya salah beroperasi dengan baik.

Setiap orang pasti memiliki secuil batas penasaran, Entah itu adalah segudang deskripsi tentang tindak tanduk seseorang atau memang hanya sebatas kepo dari yang tengah buming sekarang.

Tetapi dibanding itu, masih adakah tipe gadis yang selalu penasaran dengan apa yang dilakukan para lelaki setiap saat.

Penguntit!

"Gak! aku ini bukan penguntit!." Wiwi berbalik menatap mamanya setelah barusan mengatainya penguntit.

Gadis itu terlihat seperti cowok berwajah ayu, mungkin orang yang baru mengenalnya bakal menjudje dia sebagai pria yang cantik. Potongan rambut mullet serta sepasang seragam sekolah pria hasil merayu mamanya untuk membelikannya telah terpasang sempurna di tubuhnya. Wiwi berseru senang dalam hati melihat penampilan barunya dicermin.

"Wiwi Yu seriusan mau ke sekolah dengan penampilan seperti itu". Mamanya berjalan masuk lebih dalam ke kamarnya lalu berhenti di hadapannya dengan pandangan tak suka. "it's not really pretty. Yu terlihat seperti preman". Lanjut wanita paru baya itu.

Wiwi gak merasa kesal dengan omongan berkecumik mamanya. punya jiwa keinginan tahuan yang besar antara bagus atau justru sebagai perilaku buruk, setidaknya pikirannya cuman mengatakan kalau kali ini dia berhasil menjalankan kemauannya sendiri.

"oh ya. Yang penting aku sudah seperti laki-laki dewasa kan Ma?. Ya ampun ini benar-benar hal yang aku tunggu-tunggu sejak pindah ke sini. aku beneran gak sabar!"

Mamanya hanya menatap terheran-heran tingkah lakunya. Wanita yang berbeda usia dengannya itu perlahan bergerak mundur, cepat-cepat ia menutup pintu melihat Wiwi yang masih terus bercermin menata seragam sekolahnya yang sudah rapi.

"Yu benar-benar Crazy Wiwi!".

BBAM!

Lalu pintu tertutup sempurna

$$$$$

"Astaga. Aku kan udah jawab pertanyaan mama ini yang kesepuluh kali. Coba ganti pertanyaan lain Ma, hum misalnya. Apakah anakmu hari ini sudah sangat ganteng?".

pemilik suara itu sontak langsung mendapat pelototan tajam. Wiwi agak jengah mendengar kata-kata yang sama dari mamanya. Ternyata mendapat izin dari ortu benar-benar sesusah ini

"Mama gak lagi bercanda untuk meladeni omongan gila Yu. Mama benar-benar khawatir Yu bakalan tinggal di asrama laki-laki. Dan satu lagi hanya Yu cewe seorang di sana. Apa yu gak takut!".

Wiwi tahu kok seorang wanita yang merangkap jadi ibu kandungnya adalah asli indonesia. Sudah puluhan kali matanya memeriksa Ktp dan tetap saja sama data-data yang terangkum disana gak ada nama negara lain yang menunjukan mamanya sebagai orang luar.

Ia memicing langsung memposisikan tubuhnya menghadap ke samping kemudi sesaat pandangannya baru saja melihat lampu rambu jalan berganti merah. Lantas segera memeluk erat punggung mamanya sembari menepuk-nepuk menenangkan

"Mama gak perlu khawatir berlebihan. aku di sana kan beridentitas sebagai cowok. Lagian siapa yang berani macam-macam sama aku. Kalau emang ada!. Nanti bakal aku plintir burung gak bersayap mereka sampai putus". Wiwi menepuk dadanya mengahkiri ucapannya dengan intonasi yang menggebu-gebu.

Live in a Boys Dormitory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang