Bab 13 : Merindukannya

43 9 0
                                    

Di sisi lain.

Seorang pemuda yang memiliki wajah tampan dan tinggi itu tengah menelpon seseorang karna kini ia terjebak di jalan sepi, sebenarnya ini salahnya karna tak mengecek kondisi ban mobil alias sedan hitam miliknya hingga berakhir dirinya harus menunggu seseorang yang baik menolong nya atau memberitahunya letak bengkel karna ia melihat sekitar nya tidak ada bengkel sama sekali.

Malang sekali nasibnya.

Tapi pemuda bersurai hitam kemudian tersentak karna mendengar suara deru motor besar yang perlahan mendekat, suara itu makin jelas karna mobilnya berada di pinggir jalan.

Brumm...brummm....

"Mobilmu mogok?" pertanyaan berasal dari sang pemilik motor yang belum membuka helmnya.

Sedangkan sang pemilik mobil mengeryit heran, ya kenapa masih ada pengendara motor di jam yang hampir orang-orang asik menyelami dunia mimpinya.

"Tenanglah aku bukan orang jahat, ingin aku bantu?" tawarnya membuat Samuel nama pemuda bersurai arang itu mengangguk.

Juna turun dari motor besarnya tanpa membuka helmnya, dia ini juga belajar jurusan otomotif maka jangan heran dia mengerti bagaimana memperbaiki mesin atau mengganti ban bocor.

"Apa kau mempunyai ban cadangan? jika tidak kita akan bengkel." perkataan pemuda itu membuat Samuel mengeleng pelan.

"Maaf aku tidak membawanya."

Mendengar itu Juna mendengus, namun dia juga merasa kasian pada lelaki dewasa di hadapannya ini.

"Sebenarnya aku tau bengkel di sekitar sini tapi tidak mungkin kita harus mendorong mobilmu karna bengkelnya agak jauh. Bagaimana jika kau menginap di apartemen ku untuk semalam karna daerah ini dekat tempat tinggal ku, untuk mobil mu akan ku suruh teman ku membawanya ke bengkel besok pagi aku akan mengantar mu ke sana untuk mengeceknya." ucap Juna panjang lebar, Samuel merasa penampilan pemuda itu tak seperti sifatnya yang baik.

Dia lalu mengucapkan terima kasih.

"Maaf merepotkan mu. Boleh aku tau siapa nama mu?"

"Tidak apa-apa, nama ku Juna panggil aku Juna."

Setelahnya mereka melihat satu mobil dan satu motor datang, ternyata pemuda berhelm merah itu meminta teman-temannya membantunya.

"Hai boss."

"Ban mobil pria ini bocor, bawa ke bengkel."

"Baik boss."

Tiga anak buahnya itu langsung menuruti perintahnya sementara Samuel hanya diam memperhatikan mereka.

"Kau siapa?"

"Hm?"

"Maksud ku, mereka memanggil mu boss."

"Aku ketua geng motor di daerah ini."

Samuel mulai mengerti dengan ucapan pemuda itu.

"Nama ku Samuel, aku sebenarnya dari Jepang ke Seoul untuk menginjakkan tempat kelahiran ku." ucap Samuel mengenalkan dirinya, dan itu alasannya mengapa dia bisa lupa karna sedang terburu-buru.

"Oh jadi kau baru sampai di sini, kenapa harus jauh ke Jepang?"

"Karna untuk sedikit melupakan kenangan menyakitkan." ucap Samuel tersenyum sendu membuat Juna tertegun melihatnya.

"Lalu alasan mu kembali?" tanyanya berusaha mengalihkan topik.

Samuel terdiam sesaat.

"Aku merindukannya."

Juna tak bertanya lagi, mungkin yang di maksud pria itu adalah keluarga nya.

"Seharusnya mereka datang menjemput ku di bandara tak ku sangka aku mengalami musibah kecil seperti ini."

"Dan kau beruntung ada aku haha..." Juna berhasil membuat Samuel juga tertawa mendengar ucapannya.

"Kau tau nama mu mirip dengan adikku."

"Oh kau punya adik?"

"Ya, ikutlah dengan ku dan kau akan segera bertemu mereka."

...

Di apartemen Juna ada keributan karna keempat buntalan yang tengah menangis kencang hingga tangisan mereka memenuhi seluruh ruangan. Penyebab nya adalah Juna hilang dari jarak pandang mereka!

Clek!

"Eh...ada apa ini?"

"YUNGGG HUWEEEEE!!!!"

Juna kalang kabut menghampiri para adiknya hingga keempat buntalan itu melompat menubruk badannya hingga terjatuh. Sontak saja membuat pemuda di belakangnya terkejut dengan pandangan khawatir.

"Astaga kau tidak apa-apa?" tanya Samuel.

"Aku baik-baik saja." jawab Juna.

Pria tinggi itu menghela napas lega dia lalu menatap ke arah empat bocah yang kini di tenangkan oleh Juna. Entah kenapa hal itu membuat hatinya menjadi sesak melihat pemandangan tsb.

"Yung abis mana?" tanya Tobby sambil mengusap ingusnya di lengan baju kakaknya membuat Juna pasrah.

"Maafkan Hyung tadi keluar, kalian kok bangun?"

Bagas mengigit pipi Juna tiba-tiba membuat pemuda rubah itu sedikit meringis.

"Yak! hei lepaskan pipi Hyung Bagas!" teguran itu tak membuat Bagas melepasnya malah giginya yang sudah tumbuh mengemutnya seperti permen. Juna yang kesal langsung mengangkat tubuh Bagas tinggi-tinggi hingga pekikan heboh bayi itu terdengar karna terkejut.

"YUNGGG!BAGAS MAU MOCHI!"

"Diamlah anak beruang."

Samuel kecil dan Karan yang sedari tadi melihat apa yang di lakukan saudara nya itu hanya terkikik geli melihat wajah marah Juna yang menurut mereka lucu.

Sedangkan pria yang masih berdiri di depan pintu itu terdiam mematung, pemandangan Juna yang bercanda bersama empat bocah itu membuat memori atau kenangan indah yang pernah ia dulu lakukan bersama sosok itu kembali kepermukaan.

Kini Samuel melihat jelas kalau wajah pemuda bersurai jingga itu mirip dengan seseorang yang ia rindukan.

Pangeran Neverland yang membawa kebahagiaan pada anak-anak seperti mereka dulu.

"H-hyung..." gumam Samuel pelan.

"Oh aku sedikit melupakan mu." ucap pemuda itu menyadari Samuel yang masih melihatnya dengan tatapan tak dapat di artikan olehnya.

"Yung om ciapa?" tanya Karan yang langsung menyembunyikan badan gembalnya di belakang punggung Samuel kecil. Dia paling takut bertemu dengan orang asing.

"Dia..."

"Nama ku Choi Samuel Keith, salam kenal." ucap Samuel tersenyum hingga dua lubang cacat itu timbul.

"Aku juga Samuel Zakyne adik kedua Juna Hyung." Samuel kecil mengenalkan dirinya sambil membungkuk sopan pada yang lebih tua membuat Juna menepuk kepala adiknya itu.

"Wah nama Sam cama dengan om itu." ucap Tobby di angguki Bagas.

"Om ini akan menginap di rumah kita untuk semalam karna mobilnya masih di perbaiki di bengkel, jadi kalian jangan nakal atau menjahili om nya ya." ucap Juna memberi petuah di angguki serempak oleh empat buntalan itu.

Juna tersenyum puas, dengan raut penasaran dia lalu bertanya...

"Sam berapa umur mu?"

"Umur ku 27 tahun."

"Kau sudah menikah?"

"Belum, Juna aku memiliki satu permintaan boleh aku memanggil mu Hyung saja biar nyaman."

"Hah?"









Magical Story Of Prince Neverland Where stories live. Discover now