Vampire queen's blood : Awal babak kedua

43 6 0
                                    

Satu tahun kemudian...

Malam telah tiba, namun tidak dengan beberapa manusia masih menuntaskan pekerjaan  mereka demi sesuap nasi.

Pekerja kelahiran Osaka itu terlihat sangat giat bekerja, padahal udara dingin yang menusuk kulit hampir membekukan saraf hingga mati rasa dan embun dingin muncul ketika bibir mereka sedikit terbuka untuk berbicara.

"Hei berapa pohon lagi yang harus kita tebang?" tanya salah satu pria berbadan lebih besar dari dua temannya yang kurus. Dia sedikit merasa kedinginan karna udara malam tidak seperti biasanya.

Kesunyian di sekitar membuat suara langkah mereka begitu nyaring karna menginjak dedaunan kering yang menumpuk di tanah. Namun agaknya ketiga penebang pohon itu memiliki mental kuat hingga mereka tak mudah takut dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi yang menutupi cahaya rembulan dan para pekerja itu hanya berbekal peralatan berupa senter kecil yang di bawanya.

"Kita butuh dua lagi." sahut temannya.

"Baiklah."

Srek..srek...

Mendengar suara yang muncul di semak-semak tiba-tiba menghentikan kegiatan mereka bertiga.

Salah satu dari mereka berteriak.

"LIHAT KESINI!"

"ADA APA? APA ITU HEWAN BESAR?"

"BUKAN! TAPI ADA SESUATU YANG LEBIH MENGEJUTKAN."

Kedua pria itu memandang satu sama lain kemudian menghampiri satu pria yang berteriak tadi pada mereka.

"Apa mungkin itu kijang, biasanya hewan itu masih berkeliaran di malam hari untuk mencari makanan."

"Kau benar, lalu apa yang di lihatnya hingga memanggil kita berdua?"

"Ayo kesana saja, aku jadi penasaran."

"CK, kalian berdua lama sekali." tegur teman yang memanggil kedua temannya itu.

"Ada apa?"

"Coba lihat ke depan!"

Sontak petunjuk dari temannya itu mereka ikuti hingga kedua mata mereka lalu melebar tak percaya.

"Rumah besar?ditengah hutan?"

"Tidak mungkin jika ada orang yang tinggal di dalamnya."

"Pasti ada orang, apa kalian tidak kedinginan? lebih baik kita meminta sesuatu yang hangat pada si pemilik rumah agar kita bertiga tidak mati beku di sini."

Usulan sang teman ada benarnya, setelah mereka mengumpulkan tiga pohon baru cuaca tiba-tiba gerimis membuat suhu di dalam hutan makin rendah. Mereka hanya memakai pakaian seadanya untuk bekerja dan tak memiliki pakaian tebal.

Ketiga pria itu lalu pergi ke rumah besar itu, bangunan bercat putih dengan pagar besi yang berkarat di sekeliling tak menghalangi mereka untuk sampai di depan pintu kayu.

Tok.tok.tok.

"Kalau tidak ada jawaban berarti memang rumah ini benar-benar kosong." komentar salah satu dari mereka.

"Ya kita masuk saja."

"Kau yakin? harusnya kita izin dulu."

"Orang nya tidak ada."

Mereka akhirnya memutuskan setelah berpikir.

"Ayo kita masuk."

Tanpa ketiga pekerja itu sadari sepasang mata merah mengawasi mereka dari balik jendela rumah besar tsb.

...

Di tempat lain.

"Samuel."

"Ya Hyung?"

"Kenapa memanggil ku Hyung?kau lebih tua dari ku bodoh!" pemuda rubah menatap bengis ke arah pria tinggi di hadapannya.

"Ayolah Hyung, kau cocok dengan panggilan itu. Lagi pula wajah ku ini awet muda dan umur ku tak terpaut jauh dengan mu." ucap Samuel tidak mau mengalah pada yang lebih muda.

"Terserah kau saja bocah."

"Nah Hyung juga selalu keceplosan memanggil ku bocah."

"Itu karna nama mu sama dengan bocah kelinci itu." elak Juna.

Ya entah kenapa pemuda rubah itu akan selalu teringat adik kelincinya saat melihat Samuel.

Sementara itu Samuel tersenyum tipis, dia kemudian merangkul bahu Juna.

"Bukankah dulu kita sangat dekat dan aku memang adik mu Hyung?"

Juna mencoba menyingkirkan lengan pria itu darinya.

"Ya kau dan dia sangat dekat, tapi jangan samakan aku." gumamnya membuat Samuel tertawa lebar, ah menyebalkan sekali pria dewasa itu.

Untung Juna mempunyai stok kesabaran tinggi menghadapi satu dari mereka, ya belum yang lain.

"Hei kenapa kalian berdua lama sekali?"

Tiba-tiba datang pemuda lain, dia memiliki surai coklat yang panjang sebahu dengan kaos putih panjang dan celana jens hitam yang ketat.

"Bagas?"

Juna mengerjapkan matanya, ia binggung melihat kehadiran Bagas yang sama-sama juga membawa koper hitam miliknya.

"Hai Hyung, astaga aku tak menyangka kau seperti adik ku sekarang."

Baru ia melepas rangkulan Samuel sekarang Bagas dengan tampang sok keren merangkulnya.

"Aku tidak pendek!" ucap pemuda rubah itu menatap datar wajah rupawan Bagas yang tersenyum menyebalkan baginya.

"Hehe iya Hyung, tapi rasanya lucu saja umur kita berbeda jauh."

Tak lama dua orang datang, Juna makin binggung.

"Tunggu, kalau kalian semua berada di sini artinya kalian akan ikut kami liburan ke jepang?"

"Tentu saja, kami sudah membicarakan dengan Samuel Hyung saat dia memberitahu kami kau ingin ke Jepang."

Mendengar ucapan Tobby, Juna langsung memberikan lirikan tajam pada Samuel.

"Kau lupa memberitahu ku mereka juga ikut!"

"Hehe maaf Hyung, lagi pula ini liburan kita berlima kan?bukankah itu bagus?" kini Samuel yang terlihat sok polos.

"Kata mu kau hanya mengajak ku bodoh!" ucap Juna, sepertinya amarahnya sudah sampai ubun-ubun.

"Ayolah Hyung jika ramai lebih baik."

June melunak sebentar mendengar itu.

"Lalu kenapa kau tak mengizinkan ku mengajak Julli dan Dane?"

Ngomong-ngomong soal kekasihnya ya Juna menerima gadis gila itu menjadi pacarnya setelah menang balapan tahun lalu, gadis itu tak ikut mereka liburan ke jepang.

"Oh jadi ini alasan mu memprotes kami ikut?" goda Karan, pemuda blesteran itu tak mengembalikan mood Juna.

"Mengajak pacar mu itu? tidak-tidak mungkin kami akan menjadi obat nyamuk Hyung dan lagi pula Dane mengantar empat adik mu di ke rumah orang tua mu kan."

Juna mengangguk membenarkan, bagaimana dia lupa itu entahlah mungkin waktunya ia berpetualang sendiri.

"Hyung jika kau masih keberatan kapan-kapan nanti Karan ajak double date dengan pacar Karan oke."

Semua yang ada di sana sontak menatap datar Karan setelah mendengar ucapannya.


...



Hai aku si penulis...masih ingat dengan ku? baiklah aku ingin memberitahu sedikit tentang judul kedua dari cerita ini, mungkin beberapa alur  tidak akan ada cerita yang berhubungan dengan prince Neverland atau cerita sebelumnya. Namun seorang gadis bernama Agatha Julli Wren yang mempunyai sebuah rahasia besar yang tidak di ketahui kekasihnya Liam Juna Zakyne.

Apa ini menceritakan kisah masa lalu Julli?

Mungkin.

Biar gak penasaran kepoin terus ceritanya ya, jangan sampe ketinggalan votenya.









Magical Story Of Prince Neverland Where stories live. Discover now