Tujuh

448 78 14
                                    

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading
.
.

Setelah menatap lama rumah mewah di depannya. Kakinya kembali melangkah untuk bergegas pulang.

"Minji!"

Langkah minji terhenti. Dibalikkan tubuhnya ke arah belakang, dimana suara itu berasal.

Dapat ia lihat. Pham Hanni, yang tengah keluar dari dalam mobil. Setelahnya, dapat ia lihat sepasang kaki itu berlari ke arahnya.

Pham Hanni, dia sudah tepat berdiri di depan minji. Bibirnya terangkat ke atas.

Setelahnya, tanpa di duga. Pham Hanni memeluk tubuh minji, menumpu dagunya di bahu milik minji.

Sementara si empu yang mendapat kembali serangan tiba-tiba tersebut tertegun, bahkan dapat ia rasakan jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat.

"Pham...."

Hanni melepaskan pelukannya, matanya beralih menatap wajah minji. Wajah yang entah kenapa selalu ia rindukan. Rasa rindu yang bahkan sebelumnya tidak pernah ia rasakan pada orang lain, kini ia rasakan pada orang dihadapannya, kim minji.

Hanni merogoh handphone dari dalam sakunya. "Aku boleh minta nomor handphone kamu?" Ucapnya sembari mengulurkan handphone tersebut tepat berada di depan minji.

Minji terdiam, menatap kosong benda persegi panjang dihadapannya. Dan itu membuat hanni terdiam, menyimpulkan kalo orang dihadapannya tak mau membagi nomor teleponnyanya.

"Gak mau ya?"

Minji menggeleng, bibirnya tersenyum tipis. Bukan! Dirinya bukan tak mau, hanya saja- "Saya tidak punya pham" Ucapnya.

Hanni mengangkat alisnya bingung.

"Yang tadi kamu maksud, saya tidak memilikinya" Ucap minji lagi.

Hanni terdiam. Handphone yang tadinya ada di depan minji ia mundurkan. Dirinya sedikit shock karena ungkapan yang keluar dari bibir minji. Dan, itu artinya Kim minji, dia tidak memiliki gadget seperti yang ada di genggaman nya.

"Kamu gak lagi bohongin aku kan?"

Minji terkekeh pelan. "Tidak pham. Atau kamu berpikiran, kalo saya menolak permintaan kamu dengan alibi tidak memiliki gadget?"

Hanni tertegun. Kenapa minji tau isi hatinya. Dan yaa, Hanni masih merasa sedikit shock. Minji dia tidak memiliki gadget? Bahkan dirinya saja sudah berkali-kali berganti benda persegi panjang tersebut.

"Bagaimana sekolah hari pertamanya?" Tanya minji.

Hanni tersadar. "Biasa aja"

Minji mengangguk. Setelahnya, tak ada lagi obrolan keluar dari mulut keduanya. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Eum pham... Saya permisi duluan" Ucap minji pelan.

"Cepet banget?" Ucap hanni. "Gak mau main dulu?" Lanjutnya bertanya. Berharap minji mampir ke rumahnya, menemaninya sebentar pun tak masalah.

AksaWhere stories live. Discover now