prolog; just an act

987 51 3
                                    

Tatapan mendalam keduanya salurkan. Si pemilik mata legam itu mulai mendekatkan wajahnya pada sang pujaan hati

tak menolak, ia pun turut mendekatkan wajahnya hingga akhirnya tautan bibir lembut terjadi. Penyampaian perasaan mendalam keduanya sampaikan dalam tiap lumatan

Kecipak basah tercipta kala ciuman keduanya semakin dalam dan memanas. Tangan si dominan merengkuh pinggang ramping pria nya. Begitu pun dengan pria kecil di depannya yang kini menenggerkan tangannya di bahu sang dominan

Ehmhh

Lenguhan demi lenguhan keduanya keluarkan seiring dengan panasnya kegiatan.

Si dominan menjatuhkan pria kecilnya dengan lembut di ranjang besarnya. Direngkuhnya si pria kecil tenggelam dalam genggaman sang dominan

Ciumannya turun, kini si dominan mulai menggerayangi tubuh bawah pria kecilnya. Mulai dari kecupan kecupan serta gigitan kecil yang ia berikan di leher jenjang kekasih hati

Aahh

Desah pelan si pria kecil kala tangan nakal dominannya menyentuh area sensitifnya.

CUT!

"Kerja bagus semuanya! NC scene ini sangat bagus! Memang tak salah memilih kalian sebagai aktorku!" Puji sang sutradara yang sangat kagum pada kedua aktor kesayangan perusahaan itu

Nathaniel. Atau yang akrab di sapa Nathan itu tersenyum, ia pun turut bangga dengan hasil aktingnya

Berkecimpung di dunia akting sejak dini membuatnya lebih lihai dalam memerankan karakternya. Namun untuk NC scene, inilah pertama kalinya. Itulah yang membuatnya bangga

Sekaligus kesal. Karena lawan mainnya adalah seorang Gabriel Noratama . Yang notabenya merupakan mantan kekasihnya

Yang entah karena alasan apa, yang jelas keduanya memutuskan untuk memutuskan hubungan nya. Bahkan diwaktu bersamaan

Itulah yang membuatnya kesal. Kenapa pula harus pria bernama Gabriel itu lagi?

Nathan mulai membuka pakaiannya, shooting telah selesai tentu ia perlu pulang dan mengganti pakaiannya. Karna itu milik designer bukan miliknya

Bersamaan dengan itu, ia pun menghubungi managernya yang sempat pulang terlebih dahulu agar kembali menjemput nya

Ruang ganti yang hanya ditutupi gorden itu tiba tiba terbuka. Gabriel muncul dengan totebag nya, tampaknya pria itu juga ingin mengganti pakaiannya

Nathan memandangnya tak suka. Bertujuan agar pria itu merasa terusir kemudian pergi meninggalkannya. Oh ayolah, masih ada toilet kan?

Namun usahanya nihil. Gabriel tak memperdulikannya sama sekali, ia justru turut masuk. Beruntung ruangan itu tak sempit, cukup untuk sekitar 3 sampai 4 orang

"Ck, bisa jangan disini gak?" Seru Nathan kesal. Gabriel menatapnya heran

"Gak, gue buru buru. Lagian gue udah liat juga. Gak usah sok malu malu kali" jawabnya acuh

"Anj*ng!" Jari tengahnya terangkat, dengan wajah kesalnya ia terus bergumam mengeluarkan kata kata kasarnya untuk sang mantan kekasih

Gabriel pun kembali tak menggubris nya.

Beberapa menit berlalu, Nathan selesai dengan pakaiannya. Ia pun bergegas keluar

"Halo bang.. iya.. ini udah selesai.. HAH!? ih kok gak bisa sih? Gak mau ah! Terus aku gimana ini?.. emang ada taksi jam segini?.. ch yauda lah!" Gerutu Nathan tak tertahan

Behind The Scene || GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang