Nathan terbangun dari tidurnya. Cahaya matahari yang menusuk matanya membuat tidurnya terusik. Apalagi dering alarm yang sedari tadi berbunyi tanpa henti menyuruh sang penghuni bangun dari mimpi
"Kapan gue pulang?" Ia bangkit dari tidurnya. Kepalanya mencoba mengingat ingat bagaimana ia bisa sampai di kamarnya.
Yang Nathan ingat, ia yang sedang menunggu bus, kemudian-ah! Ya, mantan kekasihnya. Gabriel, ia ingat pria jangkung itulah yang mengantarnya. Tapi bagaimana pria itu bisa membuka kunci pintu nya?
Nathan yang lupa lupa ingat pun bangkit guna mengecek pintunya. Takut kalau kalau ternyata Gabriel mendobrak masuk
Hhh
Helaan nafas lega ia hembuskan. Ternyata tidak. seperti nya ia lupa mengganti sandi kunci, face id dan sidik finger print nya. Sebagai kekasihnya-Ekhem, mantan kekasih. Gabriel maupun Nathan tentu pernah menghuni kamar satu sama lain dan bertukar kunci bahkan menambahkan sidik jari satu sama lain sebagai kunci
Nathan berjalan dengan lunglai selayaknya seorang yang baru bangun tidur. Ia mengambil sepotong roti yang kemudian ia olesi selai strawberry
Ditengah lahapannya, ponselnya bergetar. Seseorang memanggilnya
"Halo bang?"
"Nanti siang ada pemotretan jangan lupa"
"Okay"
"Ya gitu doang, nanti gue jemput. Gue masih di rs nungguin Saka"
"Gue juga mau ketemu Saka, jemput dong bang"
"Anjir berasa supir banget gue. Yauda nanti jam 11-an gue kesana. Udah dulu ya, jangan lupa sarapan"
"Iya, ini lagi sarapan kok"
TUT.
Sambungan pun ditutup. Nathan kembali melahap makanan nya.
•
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Buku yang tebal nya teramat itu tengah di bukanya oleh sang pelaku. Gabriel Noratama
Buku naskah drama nya dengan sang mantan kekasih. Ini merupakan drama kedua nya dengan Nathan, dari sebelum pacaran sampai akhirnya putus di drama kedua, sekarang.
Ia begitu fokus dengan bukunya. Biasanya
Namun entah kenapa akhir akhir ini ia kesulitan untuk fokus pada pekerjaannya. Mungkin ini juga dipengaruhi oleh hubungannya dengan sang kekasih hati; Mila . Yang entah kenapa beberapa hari kebelakang cukup jarang untuk sekedar memberinya kabar
Sekarang saja, mata nya memang tertuju pada buku tebal didepannya. Namun hatinya dan pikirannya masih pada ponselnya yang tak juga menerima pesan dari kekasihnya
