Terkadang, Nathan mengharapkan keluarganya kembali. Kembali sebagaimana dulunya mereka
Keluarga yang selalu dikenal harmonis, penuh kemanisan sampai sampai membuat banyak orang iri akan takdir Nathan terlahir sebagai putra dari keluarga Baskara
Selalu menjadi keluarga yang inspiratif bagi banyak keluarga diluar sana. Senyum pun tak pernah luntur dari wajah keempat anggota keluarga itu
Namun nyatanya, semua itu palsu. Tak seluruhnya, tapi 3 tahun sebelum perpecahan ini terjadi, semua sudah menjadi image sahaja
Nathan yang dulu masih berusia 9 tahun pun bukan tak mengerti dengan keadaan keluarganya. Begitu pun dengan Ariel sang kakak. Perempuan itulah yang selalu berusaha menutup telinga Nathan agar tak mendengar suara ribut kala kedua orang tuanya beradu argumen yang tak jarang dapat berakhir pada pemukulan terhadap sang ibu
Mengingatnya sekarang membuat Nathan menyesal. Ia laki laki tapi tak bisa melindungi sang ibu nya
Menghela nafas berat Nathan menghapus air matanya yang sedari tadi menetes tanpa permisi. Ia beranjak dari tempat tidurnya, menjawab telepon yang sedari tadi berdering meminta perhatiannya
"Halo tan"
...
"HAH!? Dimana? Tante dimana!?" Nathan mengerat kan pegangannya pada ponsel nya. Air matanya kembali jatuh, tidak, tidak. Tolong jangan
•
•
Denit terus berdering, Nathan menatap pria paruh baya yang biasa tampak angkuh itu kini terbaring dengan lemah dengan tubuhnya penuh dengan perban dan beberapa bekas luka yang tak tertutupBeberapa menit yang lalu, ia mendapat telepon dari sang tante, adik Matt.
Pesawat Matt kecelakaan Nathan, hiks—
Baru saja ia mengingat ingat masa lalu nya yang membahagiakan, kini ia harus terpukul oleh masa kini. Ayahnya masih dalam keadaan tak sadarkan diri
Lukanya cukup serius, terutama di area kepala dan tangannya. Sekali pun Nathan kurang menyukai ayahnya, namun bukan berarti ia membencinya, bagaimana pun Matt itu ayahnya. Satu satunya pria yang selalu menampung, mengangkat, mendorong dirinya selama ini
"Tenanglah, tante yakin Matt kuat" ucap Mila sang tante
*Beda orang ygy
Nathan mengangguk menerima genggaman tangan sang tante. Ia menengadah menatap Mila
"Sebenernya gimana tan? Kenapa bisa kecelakaan?" Tanya nya penasaran
"Soal itu tante juga kurang tau, tapi semoga aja gak separah itu ya. Kamu udah kasih tau Mama kamu?" Nathan menggeleng sebagai jawaban. Ia bahkan tak sempat untuk sekedar mandi, ini masih pagi dan kebetulan Nathan tak memiliki kelas ataupun jadwal pagi
Menarik nafasnya panjang. Nathan mencoba menenangkan dirinya. Ini bukan pertama kalinya sang ayah mengalami kecelakaan, itulah yang membuat Nathan sangat mengkhawatirkannya, sekalipun dulu bukan luka serius, tapi kan tak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya
"Kamu udah sarapan?" Nathan kembali menggeleng sebagai jawaban. Mila tersenyum, ia tau itu akan menjadi jawabannya
"Kalo gitu kamu sarapan dulu ya, maaf tante gak bisa nemenin kamu sarapan, tante terpaksa harus wakilin ayah kamu ke kantor dulu. Tante harap kamu mengerti ya" lagi. Semuanya selalu tentang pekerjaan
Tapi Nathan mencoba mengerti. Ia pun mengangguk sebagai jawaban. "Nanti siang tante kesini lagi, jangan lupa kasih tau mama kamu, bagaimana pun dia mantan istri nya" lagi, Nathan hanya mengangguk sebagai jawaban, Mila pun tak begitu menghiraukannya
![](https://img.wattpad.com/cover/354220361-288-k339603.jpg)