3.

138 14 0
                                    

Bab : Semua orang tampaknya baik-baik saja, tapi saya jauh dari itu.

Setelah bertemu dengan investor, yechan akhirnya kembali bekerja di toko nya melayani para pengunjung yang datang ke tokonya.

"Aku ingin membeli makanan dulu kamu tunggu disini", ucap yechan.

"Baiklah, Hati-hati dijalan", jawab yera.

Yechan keluar dari tokonya lalu berjalan menuju toko subway yang tidak jauh dari toko bunganya, saat berjalan yechan melihat sosok yang sepertinya tidak ingin ia lihat namun bagaimana lagi pria itu selalu muncul entah darimana.

"Kau mau makan juga", senyum jaehan.

"Menurut mu", jawab yechan ketus.

"Sepertinya begitu", ucap jaehan.

"Kalau begitu kenapa masih bertanya", jawab yechan.

"Bagaimana jika aku mentraktir mu", tawar jaehan.

"Tidak perlu", jawab yechan menolak.

"Ayolah, kita sudah banyak kali bertemu kenapa kamu masih bersikap dingin padaku", ucap jaehan sedikit kesal.

"Sepertinya aku bukan sosok yang cocok untuk kamu dekati jadi jangan berharap banyak",ucap yechan.

"Ini pesanan mu", ucap pelayan pada yechan.

"Terimakasih", jawab yechan mengambil pesanannya.

Yechan menatap jaehan sebentar lalu pergi dari hadapan pria tersebut, tidak jadi memesan jaehan malah mengikuti yechan yang keluar dari toko tersebut.

"Apa maksudnya", ucap jaehan memberhentikan langkah yechan.

"Tidak usah mengerti, aku harap ini pertemuan terakhir kita",ucap yechan lalu pergi.

Entah yang keberapa kalinya jaehan menatap punggung yechan yang pergi darinya, punggung yang selalu tergesa untuk pergi dan langkah kaki yang begitu cepat menghilang dari hadapannya, dengan tangan yang berada di sakunya.

Setelah mengobrol dengan yechan tadi jaehan kembali ke kantornya dan duduk di kursi yang sangat mewah itu, jaehan semakin dibuat penasaran oleh yechan yang selalu bersikap dingin padanya, jika yechan terus seperti ini jaehan semakin ingin mengejar yechan hingga mendapatkan pria itu.

"Jika seperti ini terus aku ingin sekali mengejar mu hingga aku mendapat kan mu", ucap jaehan.

Dlingg...(pesan masuk)
"Aku mendapatkan nya", tulis sosok yang sudah ditunggu oleh jaehan.

"Ayo mulai permainan nya",ucap jaehan yang membuat kita tidak mengerti dengan maksud tersebut.

Setelah menyelesaikan pekerjaan nya dikantor jaehan memutuskan untuk pulang ke rumahnya karena ia sudah merasa lelah setelah bekerja, jaehan sesekali melihat ke arah toko yechan saat ia ingin pulang ke rumahnya, saat melalui toko yechan, jaehan melihat yechan sedang memasukkan beberapa bunga ke dalam tokonya karena yechan juga akan segera menutup tokonya.
.
.
.

Di sisi lain yechan masih belum tidur seraya melihat ke luar jendela nya, sudah lama yechan merasakan kesepian semenjak orang tuanya tidak ada.

"Apa disana ibu masih mengutuk ku, apa ibu masih belum menerima jika aku adalah anakmu", ucap yechan melihat ke arah langit yang gelap itu.

"Ibu! Apa ibu tahu jika aku tidak pernah menyesal jika aku terlahir menjadi anakmu, namun aku seperti nya tidak anak yang kamu inginkan", ucap yechan.

Entah berapa jika dilihat sayatan yang membekas di tangan yechan, diagnosis menjadi anak self injury yechan menerima jika ia akan selalu menyakiti dirinya jika tentang masa lalu menghampiri pikirannya.

"Penyembuhan yang salah namun aku senang melakukannya", ucap yechan seraya menatap luka yang ia buat kemarin.

Karena jam sudah menunjukkan pukul 2 malam yechan memutuskan untuk mencoba tidur walaupun ia akan mencoba sekeras mungkin untuk tidur. Yechan juga sedikit mengalami insomnia karena sejak kecil ia selalu mendengar perkelahian ayah dan ibunya yang membuat ia susah tidur.
.
.
.

Pagi ini di hari sabtu yechan membuka tokonya agak terlambat dari hari-hari sebelumnya, toko yechan biasanya bukak jam 8 pagi namun hari ini ia membuka toko di jam 9 pagi, karena yera juga ada urusan ke kampusnya jadi yechan membuka toko sendirian untuk hari ini.

"Selamat pagi", sapa pak taehyung seorang investor yang datang kemarin.

"Oh... Selamat pagi, ayo masuk dulu", ucap yechan.

Yechan membawa pak taehyung ke dalam tokonya agar enak untuk mengobrol.

"Begini aku sudah membawa proposal tentang kerjasama kita, jika bersedia kamu bisa tanda tangan hari ini", ucap pak taehyung.

"Benarkah!! Tentu saja bisa", jawab yechan.

"Baiklah, kamu boleh baca dulu tentang kontrak nya", ucap pak taehyung.

"Baik", senyum yechan.

Yechan membaca kontrak tersebut yang sudah dibuat oleh pak kim taehyung sendiri.

"Jadi aku akan dibukakan toko bunga sendiri", ucap yechan.

"Ia jadi itu akan menjadi milikmu sendiri, aku akan membuat itu atas namamu", jawab pak taehyung.

"Wahh... Benarkah!!! Apa aku bermimpi", jawab yechan tak percaya.

"Tentu saja, jadi kamu hanya perlu memberikan uang dari hasil jual bunga mu 10% saja",senyum pak taehyung.

"Terimakasih, aku sangat bahagia! Aku tidak akan mengecewakan mu", ucap yechan.

"Baik", jawab pak taehyung.

Setelah tanda tangan kontrak pak kim taehyung pamit untuk kembali ke kantornya, yechan juga merapihkan beberapa bunganya dengan menunjukkan wajah yang sangat bahagia karena sebentar lagi toko bunga impiannya akan terwujud.

"Wahh... Sepertinya ada kabar baik", ucap yera tiba-tiba.

"Oh... Aku kira kamu tidak masuk hari ini", kaget yechan.

"Kelasnya di batalkan jadi aku kesini", jawab yera.

"Aku berhasil tanda tangan kontrak nya dengan pak kim",ucap yechan.

"Wahh... Bagus jika begitu, aku ikut senang", senyum yera.

"Bagaimana jika aku mentraktir mu ramyeon", ajak yechan.

"Boleh juga", senyum yera.
.
.
.

Malam datang lagi yechan terlihat sedang mengemasi beberapa bunganya karena dia akan segera menutup tokonya, setelah makan ramyeon bersama yera tadi. Yechan juga membuang beberapa bunga yang sudah tidak layak untuk di jual lagi.

"Apa perlu bantuan", ucap suara yang datang tiba-tiba.

Yechan melihat sosok pria yang selalu saja datang entah darimana....

"Apa dunia sesempit ini", kesal yechan seraya merapikan beberapa bunga.

"Bukan dunia yang sempit tapi aku saja yang ingin menyempit kan dunia mu", jawab jaehan.

"Pergilah!! Toko ku sudah tutup kau bisa kembali besok", ucap yechan mengusir.

"Sampai kapan kamu akan bersikap dingin padaku", ucap jaehan.

"Entahlah", jawab yechan malas.

"Wah... Kau benar-benar", kesal jaehan.

"Bukankah sebaiknya kamu pergi! Aku mau menutup tokoku", ucap yechan menatap.

Jaehan melangkah kan kakinya agar lebih dekat dengan yechan yang terlihat lebih tinggi darinya, jaehan menatap mata teduh yechan yang kadang penuh tanda tanya dan kadang juga seperti sedang mengatakan sesuatu tetapi lewat matanya.

"Tolonglah! bersikap baik sekali saja padaku, apa kamu tidak bisa", ucap jaehan.

"Apa jika aku bersikap baik, hidupmu akan lebih baik? Tidak bukan!", jawab yechan.

"Baiklah, lihat saja sebentar lagi aku tidak akan terlepas dari pandangan mu", ucap jaehan.

Next=>

lonely eyes Where stories live. Discover now