37 - Mencari Balasan

15 0 0
                                    

Sore ini Arya dan Paula datang menjenguk Nenek Muti. Tujuan sebenarnya bukan cuma itu, tapi barangkali Kinar butuh bantuan. Mengingat mereka hanya tinggal berdua.

"Gimana keadaan Nenek?" tanya Paula sambil meletakkan kantongan berisi buah-buahan dan roti tawar di atas meja ruang tamu.

"Panasnya udah turun setelah ditangani dokter. Sekarang dia lagi tidur."

"Syukurlah."

"Emang sakit apa?" Giliran Arya yang bertanya.

"Biasalah. Penyakit umum orangtua."

Arya manggut-manggut tanpa suara.

"Btw, kayaknya aku butuh bantuan kalian," ujar Kinar setelah beberapa saat tidak ada yang bersuara.

"Bantuan apa?" tanya Paula sambil menjatuhkan kepalanya di sandaran sofa. Dia tampak lelah. Wajar, selepas sif langsung ke sini.

"Kayaknya aku harus ke Parepare menemui seseorang." Akhirnya Kinar mengambil keputusan. Sedari tadi dia memikirkan hal ini.

"Sayuti maksud kamu?" Paula langsung menegakkan punggung."

"Siapa Sayuti?" Arya menyela.

Kinar pun menjelaskan semuanya dari awal, sampai kenapa dia merasa perlu ke Parepare.

Dibanding Paula, Arya tampak lebih bisa mencerna semua keajaiban itu. Kinar tidak menuntutnya untuk langsung percaya, tapi dengan tidak serta-merta melontarkan bantahan, itu sudah lebih dari cukup.

"Jadi, kapan rencananya berangkat?" Untuk sementara Arya mengesampingkan soal benar atau tidaknya semua hal yang dikatakan Kinar tadi. Dia coba fokus ke poin utamanya, bahwa saat ini Kinar butuh teman ke Parepare.

"Tunggu sampai Nenek pulih. Aku harus tanyain dulu, dia mau tidak ke sana."

"Tapi kayaknya kita nggak bisa pergi semua, deh. Susah nyari waktunya. Kalau harus minta izin bertiga, kayaknya nggak bakal dikasih."

Paula benar. Kinar belum kepikiran sampai ke situ.

"Aku aja yang antar. Nanti pinjam mobil kakakku," usul Arya. Dari dulu dia selalu ingin menjadi seseorang yang berarti di hidup Kinar, dan ini kesempatannya. "Aku juga punya Om yang menikah dengan orang Parepare dan menetap di sana. Nanti kita ke situ dulu. Siapa tahu dia bisa bantu menemukan orang yang kamu cari."

Kinar mengangguk samar. Informasi itu membuatnya sedikit lega. Karena, sebenarnya dia juga bingung harus mulai dari mana mencari Sayuti. Kalau hanya berbekal informasi yang dia kumpulkan dari surat-surat lelaki itu, sepertinya tidak cukup. Tentu banyak sekali perubahan yang terjadi selama 50 tahun terakhir.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Kinar bersama meja ajaib itu, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Jodohku Tertinggal di Tahun 1972Where stories live. Discover now