Friends Shit 09

1.7K 147 1
                                    

Pevita Pov

" Tentu saja untuk melucuti seluruh pakaianmu dan membuatmu mendesah sepanjang malam. "

Jantungku berdebar nafasku tersengal. Kalimat yang begitu natural dia ucapkan memberikan efek sebrutal ini pada tubuhku. Dia masih lurus menatap pintu yang belum juga kubuka. Aku melihat rahangnya mengeras dan dengan ragu-ragu aku meraih pegangan pintu. Ya ! Aku membukanya. Membuka jalan baginya untuk mengambil pertamaku. Jantungku lebih berdebar lagi.

Ceklekk !

Dia melangkah memasuki kamarku. Dengan pasti menuju ranjangku.

" Po.. Poker.. "

" Hmm.. ? "

" Pin-pintu-nya ? "

" Kenapa dengan pintunya ? "

" A-apakah ki-ta a-akan melakukannya dengan pin-pintu terbuka ? "

Poker menyeringai " Siapa yang akan masuk ? Kita hanya berdua di rumah ini. "

Aku menunduk. Merasakan panas di wajahku. Dia tidak juga menaruhku di tempat tidur. Betah sekali menggendongku. Tenaganya begitu berlebih untuk ukuran seorang perempuan. Aku tidak sanggup membayangkan tenaganya di ranjang.

Tidak. Tidak. Kamu sedang berpikir apa Pevita ! Hentikan pikiran- pikiran mesum itu.

Poker menaruh tubuhku perlahan di tempat tidur. Wajahnya begitu dekat. Tatapan kami saling bertemu tanpa terputus. Kedua tanganku masih melingkar indah di lehernya. Dia masih menahan tubuhnya dengan kedua lengannya agar tidak benar-benar menindih tubuhku. Beberapa saat berlalu dengan seperti itu. Tanpa kemajuan ataupun kemunduran.

Dan diriku mengalami pergulatan. Di satu sisi ada penolakan karena jelas aku bukan gay, aku masih tertarik pada laki-laki. Dan aku juga telah memiliki lelakiku. Tapi di sisi yang lain, aku begitu mendamba sentuhannya.. atau juga mungkin.. dirinya.

Satu tangan yang menopang tubuhnya meraih tanganku yang melingkari lehernya. Tangannya membawa satu persatu tanganku dari lehernya. Aku seakan terhipnotis oleh wajahnya yang berada di dekatku. Tapi kedekatan itu perlahan menjauh. Dia menarik tubuhnya dariku. Berbalik dan berjalan menuju pintu.

Pintu tertutup pelan begitupun dengannya yang menghilang dari balik pintu itu. Apa kamu sedang mempermainkanku ? Tanpa pikir panjang aku langsung keluar untuk menyusulnya. Tepat ketika dia baru saja masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya. Tidak berselang lama aku mendengar bunyi shower dari dalam.

Dengan gigih aku berniat menunggunya yang dengan bodohnya mandi lewat tengah malam yang sangat dingin ini. Apa dia melupakan kondisi tubuhnya dan luka di kakinya.

...

Dan apa-apaan ini ?! Sudah lebih dari 2 jam dan dia tidak juga keluar. Bunyi shower juga masih terdengar dari dalam.

Dasar bodoh. Kamu bisa sakit jika begitu ! Kamu sangat ahli dalam mempermainkan perasaan khawatir ku padamu. Aku ingin sekali memukulmu tepat di depan wajahmu. Kamu tahu.. sangat tidak enak memiliki perasaan ini..

15 menit lagi berlalu.

Aku melangkah dengan tergesa menuju pintu kamar mandi.

TOK

TOK

TOK

Ketukku dengan menggebu. Aku sudah terlalu lama menahan diri dengan sikapnya yang kadang ambigu.

TOK

TOK

TOK

Ketukanku semakin bertenaga dan emosiku mengalir di dalamnya.

FRIENDS SHIT [ GL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang