BDA - 06

436 62 4
                                    

Setiap harinya hanya dilalui dengan hal-hal yang membosankan, seperti halnya sekarang. Zeevi hanya melakukan aktivitas dengan melihat seputar sosmed yang sudah memakan waktu berjam-jam, namun sekarang atensinya terfokus pada akun social media bernama yssctmr_ yang tepat lewat di beranda akunnya.

Akun miliknya itu tidak ter-private dan menampilkan beberapa foto yang sudah ter-upload. "Ini kan orang yang gue tabrak kemarin." batin Zeevi

Kini Zeevi hanya mengeluarkan nafas panjangnya lalu meletakkan hp yang tadi digenggam ke meja dekat kasur ia tidur. Satu tangannya terangkat ke atas langit-langit kamar dengan senyum yang tergambar diwajahnya, perlahan mata-matanya ikut memejam rapat menandakan dirinya akan segera tertidur.

***

Kini waktunya sudah menunjukkan suasana sore, langit yang tadinya berwarna biru pudar menjadi sedikit lebih gelap, rintikan dan dentuman petir yang meraungi sekitaran kota Jakarta membuat laki-laki ini menjadi lebih pulas saat tertidur. Tanpa sadar, ada sentuhan tangan yang menempel disosok wajah yang tengah tenang tertidur. "Kak Zeev, bangun Kak."

Telinganya samar-samar menangkap suara yang masih terdengar kecil, seolah seseorang sedang berbisik. Sesekali Zeevi mengerjapkan matanya untuk melihat pelaku yang membangunkan dirinya, menunggu sampai benar-benar matanya bisa menetralkan segalanya dari rasa ngantuk yang masih tersisa.

"Christy?"

"Iya Kak Zeev, ini aku."

"Kamu kenapa bisa ada di kamar kakak?" tanya Zeevi sembari menyenderkan badannya di headboard kasur

"Di luar hujan Kak, aku tadi mau beli buku buat persiapan sekolah." ucap Christy

Zeevi menyingkirkan setengah gorden jendelanya untuk melihat keadaan diluar, dan benar saja ternyata terlihat hujan yang cukup deras. "Terus nggak jadi karena hujan?" Christy mengganguk

"Yaudah nanti Kakak yang beli, kamu list apa aja yang harus disiapin."

Christy langsung keluar dari kamar Kakaknya setelah mendapat suruhan untuk segera meng-list keperluan sekolahnya nanti.

***

Kini dirinya sudah berada di toko buku yang terletak didalam mall kota Jakarta, suasanya masih ramai pengunjung walaupun hari sudah mulai memasuki malam. Zeevi masih berkeliling dalam toko buku untuk mencari alat-alat keperluan Christy yang sudah di list kepadanya, matanya menangkap beberapa alat keperluan sekolah yang sudah menjadi satu set. Harganya terbilang mahal untuk seorang Zeevi yang masih belom mempunyai penghasilan sendiri, tetapi untungnya ia dikasih oleh Bunda Shelia untuk pegangan keperluannya di Jakarta.

Antrian kasir cukup panjang membuat laki-laki ini mengeluarkan suara decak lidahnya, ia paling malas kalo sudah berurusan dengan yang namanya antrian. Sampai akhir gilirannya tiba, dirinya sempat menoleh ke bagian samping kanan barisannya yang memang terbagi menjadi dua pelayanan pembayaran, benar-benar masih mengamati sampai orang yang ditatapnya meng-notice hal tersebut.

"Ada yang salah sama gua?"

"Ngg-gak ada, sorry."

Zeevi langsung keluar dari area kasir setelah melakukan hal yang menurutnya sedikit memalukan, namun tangannya tiba-tiba tertahan. "Lo yang kemarin nabrak gue kan."

"Ck, pasti lu lupa."

"Gua Chika, orang yang kemarin lu tabrak pas ketemu di FISIP."

"Iya gausah diperjelas gua inget." ucap Zeevi

Chika langsung menyelesaikan pembayarannya dikasir setelah ia juga membeli satu buku. Entah keberanian dari mana, tangannya menarik lengan Zeevi untuk membawanya keluar dari toko buku

"Lu kesini naik apa?" tanya Chika

"Mobil temen"

"Gua boleh ikut pulang bareng lu ngga? Gak ada yang jemput gua sama sekali soalnya."

Zeevi langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan dari perempuan didepannya, Chika masih berdiam diri depan toko buku dengan perasaan yang sedikit sakit. "Ngapain diem disitu? Katanya mau bareng, ayo." ucap Zeevi sambil membalikan badannya

***

Keduanya sama-sama sudah berada di dalam mobil, atmosfer yang terasa cukup akward hanya ada lantunan music dari radio mobil yang terdengar, Zeevi yang sedang fokus menyetir melirik ke arah buku yang dipegang oleh Chika dengan berjudul
"Mereka bilang aku gila, memoar seorang skizofrenik"

Chika tau arah pandangan laki-laki yang sedang menyetir terpaku pada buku yang dipegangnya sekarang.

"Wujudnya kalo kata orang nggak nyata, kita dibilang punya kelainan kalo cerita apa yang kita rasain."

"Maksudnya?" tanya Zeevi

"Stop sini aja, portal biasanya udah ditutup jam segini, takut nanti lu muter kejauhan lagi."

Seatbeltnya terlepas, tangannya meraih pintu mobil untuk segera turun dan tidak lupa ia meninggalkan plastik berisi satu cup americano sebagai tanda rasa terima kasih.

"Makasih ya udah mau anterin, itu ada minuman favorit gua sebagai ucapan terima kasih."

"Gua harap lu bukan termasuk orang yang bilang kalo itu kelainan juga, hati-hati dijalan Bumi."

Dirinya langsung berjalan jauh dari pandangan Zeevi setelah mengatakan hal yang sama sekali tidak dimengerti, kedua kalinya mereka bertemu dan kedua kalinya juga sosok perempuan itu membuat dirinya seperti harus berfikir keras.

baru up lagi nih setelah melewati masa-masa hectic, enjoy !!






BUMI DAN ABADI Where stories live. Discover now