Bab 2 Balok Es

133 81 38
                                    

Luna berjalan dengan girang usai turun dari mobil Arvand

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Luna berjalan dengan girang usai turun dari mobil Arvand. Luna memilih ke kelas sendiri, ia enggan jika seluruh pasang mata akan menatapnya saat berjalan bersama Arvand.

Brugh! Tubuh mungil Eryn hampir saja terhuyung ke lantai, jika saja sosok yang menabraknya itu tidak menahan tas yang tengah mengantung di punggung Eryn.

"Untung aja," ucap Luna lega.

Brugh! Detik berikutnya Eryn benar-benar berada di lantai, cowok sialan itu melepaskan Eryn begitu saja. Sia-sia saja Luna berniat mengucapkan terimakasih.

Luna bergegas bangkit. "Cowok brengsek!" Maki Luna tepat di depan wajah cowok tinggi itu.

"Apa?" Cowok itu mengerutkan keningnya, ia terkejut dengan respon Luna yang bahkan berani memakinya. Untuk pertama kalinya ada orang yang terang-terangan tidak sopan dengannya.

Luna melirik cowok yang tengah berdiri di hadapannya, Luna menggelengkan kepala seakan meremehkan, "dasar bocah!"Luna kemudian beranjak meninggalkan Cowok itu.

Langkah Luna terpaksa berhenti saat tangan seseorang menahan lengannya. Luna berbalik menatap cowok yang tadi dengan sengaja membuat tubuh Eryn berakhir di lantai. "Apa lagi?" tanya Luna marah menatap cowok bermata hitam itu.

"Maksud lo apa bilang gue bocah?" sorot mata cowok itu menatap tajam netra hazel milik Eryn, namun sama sekali tidak membuat tatapan Luna melemah.

"Kan nyatanya emang gitu, bo-cah!" Luna menunjukkan seringai yang sudah lama tidak di tunjukan nya, sudah lama sejak ia terakhir kali memerankan tokoh antagonis.

"Lo-

"Eryn!" seseorang secepat kilat menarik tubuh Eryn hingga pegangan cowok itu lepas.

"Ma-maaf Tuan Muda Erland!" ucap Tasya langsung membungkuk kan tubuhnya.

"Dia teman lo?" tanya cowok yang ternyata bernama Erland itu.

"I-iya Tuan Muda, ma-maaf," ucap Tasya tanpa berani menatap Erland.

"Apaan sih, Sya!" Luna menarik paksa Tasya yang membungkuk agar menatap Erland dengan tubuh tegap. Erland bukan sang Raja atau pun bangsawan, untuk apa Tasya melakukan itu.

Plakk ...! Tangan Tasya refleks menepuk punggung Eryn, memaksa cewek itu untuk ikut serta membungkuk bersamanya, "mohon Tuan Muda bermurah hati melepaskan teman saya, kami pamit undur diri Tuan Muda." Detik selanjutnya Tasya menarik Eryn melewati kerumunan yang sejak tadi tidak di sadari oleh Luna.

"Lo gila Ryn!" bentak Tasya yang sejak tadi marah-marah tidak jelas. Luna baru menyadari ternyata Tasya sosok cewek yang lebih seram dari Mamanya.

"Ya gue mana tau kalo dia orang penting, lagian salah dia juga yang bikin gue nyium lantai," bela Luna.

"Pokoknya Ryn, ke depannya lo harus banyak berdo'a, sebisanya lo harus hindarin Tuan muda Erland kalo hidup lo mau aman!" peringatan dari Tasya penuh dengan penekanan.

 I'm ❌Luna❌ ErynWhere stories live. Discover now