Festival - 2

677 121 53
                                    

Itachi diam-diam menyeringai saat gadis disampingnya mulai mengetuk-ngetuk bangku yang mereka duduki. Ia membuka mata sedikit, mengintip ekspresi wajah si pemilik rambut merah muda yang tengah merona.

​Memang benar bahwa pandangan Itachi tentang kimono itu semuanya sama saja. Tapi, meski rupa kimono itu sama, tentu tetap memberikan kesan yang berbeda tergantung dari si pemakainya. Sejak awal melihat Sakura keluar dari kamar menggunakan kimono merah bercorak hitam itu, ia sudah menyimpulkan bahwa gadis itu cantik, meski ada beberapa hal yang mengganggunya.

​Riasan pada bibir Sakura yang mengkilap menjadi salah satunya. Namun seiring waktu berlalu, setelah gadis itu cukup banyak makan, kilapannya semakin berkurang. Seperti sekarang, setelah selesai memakan gulali kapas, kilauan dibibirnya hampir tak bersisa.

​Itachi menatap sanggulan rambut Sakura yang ditahan oleh sebuah stik panjang berwarna merah yang senada dengan kimononya.

​"Sakura—"

​"Ee—eh, kau memanggilku?" Sakura menoleh dengan wajah terkejut, masih dengan rona merah dipipinya. "Ke—kenapa? Ada apa?" tanyanya berulang, tidak sabaran.

​Itachi diam sebentar, menikmati keresahan gadis di sampingnya. Entah sejak kapan ia jadi suka menggoda Sakura seperti ini.

​"Sudah larut—" Pemuda bermata onyx bangkit, menatap gadis yang masih terduduk. "Ayo pulang."

​Gadis bermata emerald terlonjak dan buru-buru bangkit. Dia menggigit bibir. Matanya bergerak liar berusaha menghindari tatapan Itachi. "Ay—ayo, aku juga sudah lelah."

​Itachi menuntun Sakura melewati jalanan yang tidak begitu ramai. Sakura sempat mampir menghampiri pedagang di tepi jalan, membeli beberapa botol minuman yang tampak seperti botol sake. Gadis itu menyeringai lebar saat menunjukkan hasil belanjaannya pada Itachi.

​"Ini Sake yang cukup langka. Aku mendapatkannya dengan harga murah, hehe—"

​Itachi hanya mengiyakan ucapan Sakura sambil terus berjalan.

Dia bahkan belum minum, tapi sudah kelihatan mabuk.

​Sesampainya di rumah, Itachi tak langsung masuk ke kamar untuk beristirahat. Sakura menahannya, mengatakan untuk menunggu di ruang depan karna dia harus melakukan pemeriksaan.

​Sakura datang setelah mengambil catatan dan kotak peralatan medis, masih dengan kimono merahnya. Gadis itu mulai melakukan pemeriksaan seperti biasa.

​Itachi bisa menangkap bahwa sesekali gadis itu mengamati tubuhnya dari atas sampai bawah. Tersisip senyuman kecil di wajah Sakura saat mata emerald gadis itu menatap pakaian yang dikenakannya.

​Dia pasti senang aku menggunakan kimono pemberiannya.

​"Kau membeli ukuran yang pas." Ucap Itachi tiba-tiba, membuyarkan fokus Sakura. "Aku tidak ingat pernah memberitahukan ukuran bajuku padamu."

​Sakura mengernyit, kembali memancarkan cahaya hijau dari telapak tangannya. "Hanya kebetulan. Lagi pula, tidak susah menebaknya." Celutuk gadis itu bangga. "Aku senang itu cocok padamu."

​Itachi menatap gadis yang baru saja memujinya. Orang-orang yang tidak mengenal gadis itu pasti akan mengira ucapannya barusan adalah sebuah sindiran, di dengar dari nada dan cara pengucapannya.

​Tangan Sakura sibuk menulis sesuatu di kertas catatannya, sementara Itachi memperbaiki posisi duduk. Diamatinya lagi wajah Sakura yang duduk di sampingnya.

​Tiba-tiba wajah itu mendongak, diikuti dengan rona merah dikedua pipi mulusnya. Tidak ada yang bersuara selama beberapa detik. Itachi meneliti setiap lekuk wajah gadis di hadapannya. Keningnya. Alisnya. Bulu matanya. Kelopak matanya. Manik matanya. Hidung. Pipi. Bibir. Sesaat semuanya tampak indah tanpa alasan.

Itachi : A Man Who Doesn't Want To Be LovedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora