Bab 06 Aku hanya mau dia

39 6 0
                                    

Arkan menemui keluarganya untuk memberitahu tetang berita baik di mana gadis yang Arkana cintai menerima cintanya dan mau diajak menikah. Kini nenek Arkan dari kampong halamannya juga datang karena mendengar cucunya ingin menikah.

Arkan tengah berada di ruang keluarga bersama dengan mama, papa, dan neneknya. Kakek Arkan memang sudah meninggal. Kini mereka sedang membicarakan rencana pernikahan Arkan.

"Oma tidak menyangka kalau cucu oma ini akan segera menikah. Siapa gadis beruntung yang mendapatkan cinta tulusmu, Nak?" tanya omanya.

"Aku yang beruntung bisa diterima olehnya, Oma. Namanya Kirana, nanti aku akan memperkenalkan dia pada kalian. Aku harap saat pertemuan itu, kalian tidak menanyakan atau melontarkan hal yang bisa menyakiti Kirana."

Kedua orangtua Arkan beserta neneknya saling tatap, mereka tersenyum. Rupanya cinta Arkan pada gadis pujaannya itu sangat besar. Sampai Arkan memberikan wanti-wanti pada keluarganya agar tidak menyakiti hati sang pujaan hati.

"Iya, Arkana, kamu tenang saja." Papa Arkan tersenyum sambil menepuk pundak putranya.

"Nak, tapi sebelum kami bertemu dengan gadis itu. Bisa kamu ceritakan sedikit tentang dia, agar kami bisa lebih paham latar belakang calon istrimu. Kami juga harus tahu bibit, bebet, bobotnya."

"Dia gadis yang baik, sederhana, cerdas, dan mandiri. Aku benar-benar menyukainya. Dia sudah tidak memiliki ibu, dan sekarang Kirana baru saja membuka usaha toko baju muslim."

Hanya itu yang mampu Arkan katakan, dia belum sanggup mengatakan tentang ayah Kirana yang kini berada di penjara atas tuduhan penggelapan dana perusahaan tempat beliau bekerja. Tapi pasti nantinya orangtua Arkan pasti akan tahu juga.

"Pah, Mah, dan Oma. Arkan meminta dengan sepenuh hati kepada kalian. Tolong restui hubungan kami, kalau aku tidak menikah dengan Kirana, aku tidak mau menikah." Baru kali ini Arkan begitu keras kepala.

Kedua orangtua serta neneknya tentu saja tercengang mendengar penuturannya. Sang papa sampai menaikan sebelah alisnya, dia bisa melihat bahwa putranya itu sudah benar-benar bucin akut pada gadis pujaannya.

"Baru kali ini papa lihat kamu sebucin ini sama perempuan, padahal biasanya kamu selalu cuek jika didekati perempuan lebih dulu." Papanya tertawa sambil meledek Arkan.

"Dia cinta pertamaku, Pah. Aku benar-benar mencintainya, aku mohon dengan sangat, tolong restui hubungan kami."

"Baiklah, besok bawa gadis itu yah, papa akan selalu mendukung keputusanmu." Papa Arkan memang sangat menyayangi putra semata wayangnya itu.

Arkan mengangguk, dia menatap satu per satu anggota keluarganya sambil berdoa di dalam hati, supaya nanti mereka merestui Arkan meminang Kirana.

***

Hari yang ditunggu akhirnya tiba, sore ini Arkan menjemput Kirana di toko. Karena malamnya mereka akan makan malam bersama dengan keluarga Arkan.

"Arkan, aku takut," cicit Kirana yang merasa tegang sejak kemarin dia diajak bertemu keluarga Arkan.

"Takut kenapa? Rumahku gak ada hantunya, Na. Gak angker, dan keluargaku juga bukan kanibal yang doyan makan manusia." Arkan menjawab sambil bergurau, dia ingin menghilangkan ketegangan calon istrinya itu.

"Ish, kamu." Kirana melirik Arkan dengan tatapan sebal bercampur gemas.

"Apapun yang terjadi aku akan tetap menikah sama kamu, Na. Kalau bukan kamu, aku gak mau."

"Jangan ngomong kaya gitu, kita gak tahu takdir Allah. Intinya sekarang kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Semoga apa yang kita usahakan terkabul."

"Aamiin."

[Bukan] Bidadari Surga (On Going)Where stories live. Discover now