22. Ahli strategi yang tinggi

22 4 0
                                    

Bagiku mereka adalah penyemangat hidupku. walaupun keluargaku tak utuh mereka yang membuatku tau apa artinya keluarga.

*

*

Kavy Arsyanendra

*

*

Aku bangga jadi bagian dari mereka menjadi anggota yang memiliki tugas yang penting, membuatku merasa memiliki tanggung jawab yang besar selain tanggung jawab membahagiakan orang yang tak pernah melihat usaha ku.

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

Diruangan yang cukup luas itu ada satu meja besar berbentuk lingkaran di tengah ruangan itu dan kursi yang melingkarinya dengan dinding yang dipenuhi dengan peta dan denah suatu tempat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diruangan yang cukup luas itu ada satu meja besar berbentuk lingkaran di tengah ruangan itu dan kursi yang melingkarinya dengan dinding yang dipenuhi dengan peta dan denah suatu tempat. Ruangan itu milik dari ahli strategi Vasíleio yang didesain sesuai dengan kebutuhan para tim ahli strategi dengan satu pimpinan.

Dan saat ini ruangan itu ada dua orang. Satu orang sedang sibuk bermain ponselnya dan yang satu sedang melamun memikirkan sesuatu dengan tangan kiri menyangga kepalanya dan tangan kanannya memegang pulpen yang di ketuk-ketukan di meja dengan satu kertas yang berisi banyak deretan kata-kata.

Menghentikan kegiatan mengetuk meja dengan pulpen, Kavy dia menoleh pada orang di sebelahnya yang sedang bermain game diponselnya dengan earphone di telinganya. Sebelum mengatakan apa-apa dia melepaskan satu earphone dari telinganya membuat siempunya berdecak. "Javas!" panggilnya.

"Hem," jawabnya agak kesal.

Tidak peduli dengan raut wajahnya yang agak kesal, Kavy lebih memilih untuk menanyakan sesuatu pada Javas. "Lo yakin nggak sama rencana kita?"

"Rencana apa?" jawab Javas masih fokus pada ponselnya.

"Ck, gue kan udah bilang diruangan gue, tentang strategi kita!"

Melepaskan earphone yang masih di telinga satunya meletakan ponselnya di meja dengan sedikit kasar lalu menoleh pada Kavy. "Nggak usah di pikirin, nanti aja!" ujarnya dengan nada santai, menepuk pelan bahu Kavy.

"Tapi gue masih mikiran itu!" menghela nafas kasar sebelum melanjutkan katanya. "Tanggung jawab gue besar Vas kalo salah strategi sedikit aja tujuan kita gagal," ujarnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Iya gue tau!" mengikuti arah pandang Kavy menghadap ke depan yang terdapat peta besar di sana. "Sekarang lo mikirin ini dulu,"

"Apa?"

"Caranya buat memenuhi syarat dari bang Kharel tentang lo sama Sheria,"

"Kalo itu si gue udah mikirin."

Lima Pandhawa [END]Where stories live. Discover now