bab 7

1.2K 48 4
                                    

1 tahun berlalu

"Nanti kamu jagain Rafa ya, aku mau pergi sama teman aku. Mungkin agak lama, kamu boleh bawa dia jalan-jalan nanti di taman depan. " Nara berbicara pada pengasuh keponakannya yang sudah 1 tahun ini bekerja jadi pengasuh Rafa, balita yang baru berumur 4 tahun.

"Iya nona, Rafa saya mandikan dulu setelah itu saya akan memberinya makan dan membawanya jalan-jalan. " Aira tersenyum pada balita yang sudah 1 tahun ini di kasuh nya. Rafa seorang piatu, ibunya meninggal setelah melahirkannya. Ayahnya adalah kakak dari nona Nara, laki-laki itu bernama Tuan Dirga. Mereka 2 bersaudara. Dia tidak tinggal di rumah orangtuanya tempat Aira bekerja.  Mungkin hanya 2 kali seminggu dia menengok putra kecil kesayangannya.

"Kamu tante tinggal dulu ya, bersama bi Aira dulu hari ini. Tante mau ketemu sama calon om kamu. " Nara terlihat senang, Nara sedang berpacaran dengan seseorang. Mungkin saja laki-laki itu akan menjadi calon suaminya. Mereka sudah berpacaran selama 6 bulan ini. Laki-laki itu terlihat serius dengannya, dia ingin berbicara dengan orang tua Nara untuk meminta Nara sebagai istrinya. Laki-laki itu seorang anak bos perusahaan terkenal, sekarang dia lah yang menjalankan bisnis keluarga nya. Laki-laki itu tampan dan baik, Nara sangat mencintainya.

Nara mencium pipi gembul keponakan nya yang gagah. Dia sangat menyayangi Rafa sebagai anaknya sendiri, seandainya Nara menikah nanti. Dia akan menjadikan Rafa anak kandungnya, dia tidak ingin Rafa di kasuh oleh ibu tirinya seandainya  ayah Rafa menikah nantinya. Sekarang mas nya itu masih men duda, dia belum ingin menikah lagi. Karena masih trauma dengan kematian istrinya yang sangat di cintainya itu.

"Iya tante.. " Rafa sibuk dengan mainan mahalnya yang banyak di depannya tanpa melihat ke Nara.

"Beneran jaga Rafa ya Aira, jangan sampai terjadi apa-apa padanya. Aku pergi dulu. " Nara tersenyum lembut pada Aira, dia berlalu pergi meninggalkan mereka.

Aira melihat kepergian Nara sampai menghilang di balik pintu kamar Rafa. Ia sangat kagum dengan nona nya itu, dia sangat baik, cantik, lembut dan banyak lagi kepribadiannya yang membuat Aira kagum. Walaupun Nara anak orang kaya, tapi dia tidak sombong. Dia menganggap pekerja di rumahnya sebagai keluarga, tidak menganggap mereka sebagai orang rendahan. Termasuk juga dengan Aira yang miskin dan berasal dari kampung kecil di ujung Jawa.

Siapapun yang menjadi suaminya pasti akan sangat beruntung mendapatkan gadis seperti Nara. Nara 7 tahun lebih tua dari Aira, yang berarti Nara sudah berumur 26 tahun. Nara tidak bekerja, dia membantu pekerjaan ayah dan ibunya nya di perusahaan mereka. Aira tidak tau perusahaan apa yang di miliki majikannya, tapi yang pastinya mereka sangat kaya raya.

Aira sangat beruntung bekerja di sini, Tuhan maha baik di saat 1 tahun lalu Aira sangat panik dan hari sudah malam. Itu semua karena Bara dengan teganya  meninggalkan nya di pusat pertokoan tanah abang itu.

Untunglah pedagang yang menjual soto betawi tempat Aira makan waktu itu menyadari kalau Aira tidak tau arah dan tujuan. Dan terbersit lah di pikiran ibu itu untuk menawari Aira pekerjaan pada kenalannya. Malam itu Aira langsung di antar kepada kepala pelayan yang kini menjadi tempat Aira bekerja. Dia sangat berterima kasih pada ibu itu, yang sekarang sudah di anggap nya sebagai ibu kandungnya sendiri.

Aira mengingat laki-laki itu lagi, Bara Aksana yang tampan dan pastinya juga kaya. Aira tidak lupa dengan wajah itu, badan tegap dan tato penuh di tangan kirinya. Namun sial bagi Aira, Bara Aksana tidak menginginkan nya sebagai istri. Tapi tidak apa-apa, Aira sadar siapa dirinya. Mana mungkin laki-laki itu mau menerima nya sebagai istrinya. Mengakui pun pasti tidak akan dilakukannya, Aira masih ingat dengan laki-laki itu jika mereka bertemu lagi suatu saat. Jangan mengakuinya sebagai istri, dan berpura pura tidak saling mengenal.

Seandainya mereka bertemu lagi, Aira akan memberikan lagi uang 5 juta yang di berikan Bara 1 tahun lalu. Ia sudah mempunyai tabungan sekarang, dan jumlahnya sudah 30 juta di dalam rekeningnya ,dan itu termasuk dengan uang 5 juta yang di berikan Bara waktu itu . Majikannya memberikannya gaji yang cukup besar, selama 1 tahun bekerja Aira gajinya cukup banyak tersimpan. Aira tidak akan mengeluarkan uang untuk hal yang cuma-cuma. Dia akan menghemat se hemat mungkin, jika di takdirkan untuk bekerja lama dirumah ini. Aira akan bekerja untuk 5 tahun lagi, dan menabung uang gajinya. Mungkin untuk 5 tahun yang akan datang, uang gajinya sudah terkumpul cukup banyak. Aira akan berjualan apa saja, yang penting dia ingin mempunyai usahanya sendiri.

1 tahun pula ia tidak pulang ke kampung halamannya, dia tidak akan pulang sebelum dia berhasil di kota Jakarta ini. Dia sangat merindukan paman dan kedua adik sepupunya, namun tidak untuk bibinya yang jahat. Bagaimana kabar mereka sekarang? Apakah mereka baik-baik saja? Aira serasa mau menangis jika mengingat ke 3 orang yang sangat di rindukannya itu.

Lamunannya sudah jauh melanglang buana, dia melupakan Rafa anak yang di kasuhnya. Aira tersenyum melihat balita itu, dia akan memandikannya sekarang.

"Rafa, ayo mandi. "

"Iya bi." Rafa sangat patuh pada Aira, dia sosok anak kecil yang tidak rewel. Aira pun menggendong Rafa, kemudian berlalu pergi ke kamar mandi untuk memandikan bocah kecil itu.

**

"Apa kamu sudah lama menunggu? " Seorang laki-laki tampan yang memakai stelan jas hitam mahalnya sudah berdiri di depan Nara. Dia tersenyum saat melihat Nara terkejut karena sedang asyik memainkan ponselnya.

"Kamu mengagetkan aku!! " Nara terlihat marah, tapi itu hanya pura-pura saja. Tidak mungkin dia marah dengan laki-laki yang sangat di cintainya. Kekasihnya itu hanya terlambat 15 menit, Nara maklum saja kalau kekasihnya itu sibuk. Nara sangat bersyukur dia masih menyempatkan dirinya untuk bertemu Nara. Walaupun hari- harinya sangat sibuk.

"Kamu mencintai aku kan? " Lelaki itu mengambil kursi dan duduk di depan Nara. Mereka membuat janji untuk bertemu di restoran hotel bintang lima ini. Dia ingin melamar Nara pada orangtuanya, dia akan serius membangun biduk rumah tangga. Dia sudah berubah dan dia sangat mencintai Nara.

"Tentu saja aku mencintai kamu mas. " Nara yang cantik menghela nafas dan menantang mata kekasih tampannya.

"Kalau aku punya wanita lain yang aku cintai bagaimana? " Laki-laki itu menantang mata Nara juga, kemudian melipat kedua tangannya di atas meja. Dia tersenyum melihat Nara yang sudah berubah mukanya, dia sangat suka mengusili Nara.

"BARA AKSANA!! Tidak usah menikahi aku kalau kamu mencintai wanita lain!! "  Nara terlihat marah, tapi Bara tau itu hanya pura-pura.

Dia terkekeh melihat Nara kesal. Nara yang sangat cantik, baik dan banyak hal lain yang sangat Bara sukai dari dirinya. Dan gadis itu sangat cocok untuk di jadikannya istri dan ibu dari calon anak-anak nya kelak....
.
.
.

Duh Bara sudah ada wanita lain yang sangat di cintainya, nggak ingat lagi dengan istrinya Aira 😟

Aira dan BaraWhere stories live. Discover now