bab 10

2.9K 93 6
                                    

Lanjut nulis, aku lagi semangat nih. Beberapa komentar membuatku tambah semangat nulis lagi. Ini lagi tengah malam dan aku nggak bisa tidur 😴

___________

"Dimana Rafa? Aku tidak menemukannya di kamar nya !!" Seseorang mengejutkan Aira dari lamunannya, Aira tersentak kemudian mengelus dadanya karena dia memang sangat terkejut. Ia pun berdiri dari tempat duduknya menatap Tuan Dirga, ayah dari Rafa.

"Rafa di bawa Nyonya dan Tuan  jalan-jalan di halaman bawah Tuan. " Aira menunduk, dia tidak sanggup melihat ayah dari Rafa itu lama-lama. Ia agak takut dengan Tuan nya itu, Tuan Dirga selalu menatap nya tajam. Aira menduga kalau Tuan Dirga tidak menyukainya, atau mungkin saja ada hal besar yang membuatnya terlihat seperti tidak menyukai Aira.

"Aku dengar Rafa tadi siang menangis, apa kamu tidak bisa menjaganya dengan baik Aira? " Tuan Dirga berkacak pinggang, menghela nafasnya dengan berat. Ingin penjelasan dari Aira.

"Tadi memang jam tidurnya Tuan, kami masih di restoran saat itu. Tapi Rafa tidak terlalu lama menangis, dia tidur cukup lama setelah itu Tuan. " Aira heran, mengapa Tuan Dirga semarah itu padanya. Aira sangat menjaga Rafa dengan baik, dia sudah menyayangi anak itu sejak pertama kali di asuh nya. Lagian pekerjaan dengan gaji besar ini sangat di butuhkan nya, tidak mungkin dia lalai dalam pekerjaan nya. Dimana lagi dia akan mencari pekerjaan di tempat lain? Dia tidak mengenal siapapun di kota besar ini. Bu Nurma penjual soto betawi yang menolongnya 1 tahun itu lah yang ia kenal, selain keluarga majikannya. Bu Nurma orang yang baik, yang sudah menganggap Aira sebagai anaknya sendiri.

Setelah menjelaskan, Aira tau Tuan Dirga menatapnya cukup lekat dan agak lama. Majikan tampannya itu hanya diam dan memperhatikan Aira yang sedang menunduk ini. Kenapa Tuan Dirga hanya berdiri dan diam saja menatapnya seperti ini? Kenapa dia tidak pergi saja dari hadapan Aira? Aira ingin segera kabur saja dari hadapan Tuan Dirga. Ia sangat risih di tatap lama seperti itu, apa maksud Tuan Dirga menatapnya seperti itu? Apa Tuan Dirga sangat marah padanya? Wajar saja anak seumuran Rafa menangis, anak sebesar itu memang dengan menangis lah mengekspresikan isi hatinya.

"Papa... " Rafa mengejar Tuan Dirga, dia berlari karena rindu dengan ayahnya. Dengan sigap Tuan Dirga menggendongnya dan mencium Rafa dengan kerinduan. Sudah beberapa hari ini Tuan Dirga tidak menemui Rafa. Dia saja seperti tidak peduli dengan Rafa, kenapa dia bisa marah seperti itu pada diri Aira?

"Kamu baru datang Dirga? Mengapa tidak mengabari mama dulu? Kalau kamu mengabari mama kan bisa mama bawa Rafa dari tadi ke kamu. Dia sudah sangat rindu sekali sama kamu Dirga.. " Nyonya Rina Dirgantara , ibu dari Tuan Dirga dan nona Nara itu sudah berdiri di depan mereka. Setelah ada Nyonya Rina lah Aira mulai berani menegakkan kepalanya. Tuhan seperti mendengar isi hatinya, Nyonya Rina datang tepat waktu.

"Aira.. Bawa Rafa mandi dulu ya. Sekarang sudah jam 5, kata Nara jam 7 nanti akan bertemu dengan calon suaminya kan. Jam 6.30 kita akan berangkat dari sini nanti. Setelah Rafa mandi bawa aja ke kami ya, kami akan menunggu Rafa di ruang keluarga."

"Baik Nyonya, saya bawa Rafa dulu. " Aira pun berjalan mendekati  Tuan Dirga yang sedang menggendong Rafa. Ia pun mengambil alih Rafa dari tangan Tuan Dirga. Tapi apa yang di rasakannya barusan, Tuan Dirga menyentuh lengan hingga tangannya dan sedikit agak meremasnya. Dan itu memang di sengaja nya, apa maksud Tuan Dirga berlaku seperti itu padanya? Ia semakin risih dengan perlakuan Tuan Dirga barusan. Aira pun berlalu dari hadapan mereka, ia langsung merinding dengan perlakuan Tuan Dirga pada nya.

Tuan Dirga memang selalu ketus dengannya, ia seperti tidak menyukai Aira. Tapi tatapannya itu membuat Aira menjadi risih, dia ragu jika Tuan Dirga tidak menyukai nya. Dia merasa Tuan Dirga seperti menyukainya atau seperti bernafsu padanya? Entahlah, mudah-mudahan saja ini pikiran buruk Aira saja...

Aira dan BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang