26. Ayah

42 5 0
                                    

gtw pokoknya ni story kadang-kiding ea mohon maaf~

Happy reading!

Alendra dengan tergesa-gesa menghampiri Aleta dan Aksa. Alisnya menukik kesal juga matanya membola seperti akan keluar.

"Abang apaan sih, datang-datang malah teriak!" cemooh Aleta.

Duduk Aksa dan Aleta yang sebelahan, membuat Alendra mendorong Aksa dan dia langsung duduk diantara mereka. Tepat di tengah antara Aksa dan Aleta.

"Udah gue bilang, jangan modusin Adik gua, sat!"

Aksa mendelik, kepala Alendra dia toyor pake jarinya, "Heh kutil badak! Siapa juga yang mau modus? Gue sama Aleta lapar, makanya mampir sini."

"Bener, Dek?"

Aleta ngangguk, dia buka handphonenya terus nunjukin chat izin dia ke Alendra, "Bunda udah izinin, Bang."

"Yaudah kalau gitu," putus Alendra. Dia gak pergi dari tempat itu, tapi malah ikut makan. Nyomot Sate Aleta juga Sate Aksa.

Alendra terus ngambilin Sate tanpa tau keduanya udah kesel setengah mampus. Mana Alendra makan sambil ngedumel lagi.

"Beli aja napa!!" sentak kedua manusia itu.

"Weits, santai dong, bro-sist."

Setelah makanan mereka habis, Alendra langsung membawa Aleta pulang. Membiarkan Aksa kembali ke rumahnya, tanpa jadi mengantar Aleta.

"Ditungguin pulang, malah belok dulu," cecer Alendra saat mereka jalan.

"Namanya juga manusia. Wajarlah kalau lapar," sahut Aleta santai.

Alendra hanya berdecak. Ada aja jawaban dari Aleta!

Mereka—Aleta dan Alendra—sampai di rumah ketika jam menunjukan pukul enam lewat tigapuluh. Berbarengan dengan datangnya Rama yang baru pulang kantor.

"Ayah!" Aleta turun dari motor Alendra dengan melompat, membuat Alendra sedikit oleng hampir jatuh.

Sedangkan si empu yang turun acuh, ia berlari ke arah Rama yang baru turun dari mobil. Melihat Rama yang menenteng paper bag, membuat Aleta semangat.

Aleta memeluk Rama, sedangkan sang ayah merangkul Aleta, membawanya ke arah pintu dan diam sebentar. Menunggu Alendra selesai memarkirkan motor.

Alendra menghampiri Aleta dan Rama ketika motornya sudah terparkir rapi. 

Mereka bertiga masuk bersamaan. Tenang, pintunya cukup kok, gak perlu ada salah satu orang yang harus duluan atau belakangan.

Berjalan kearah meja makan, Rama langsung menyimpan kedua paper bag-nya. 

Hana sedang diperjalanan ngomong-ngomong. Hana telah mengabari anak dan suaminya bahwa ia akan sampai dalam 10 menit.

"Ayah bawa apa?"

"Chinese food, pesanan Bunda," ucap Rama seraya mengeluarkan makanan di dalam paper bag.

Ada Wonton, Bebek Peking, Sapo Tahu, Chow Mein dan Fuyunghai.

Melihat itu, Alendra menjadi sumringah, karena Chinese food adalah makanan favoritnya. Makanya Alendra langsung jingkrak-jingkrak waktu lihat itu.

Beda sama Aleta yang memajukan bibirnya kebawah. Dia langsung galau pas tau Rama gak membawa pesanan Aleta.

"Ayah, gak beliin pesenan Leta? Padahal Leta lagi mau Bibimbap," lirih Aleta dengan nada yang dibuat sesedih mungkin.

AleksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang