78 : Nggak Cemburu Kok

252 39 1
                                    

"Hari ini kita mau ngapain?"tanya Alio menatap pada Prilly yang baru saja bangun dari tidur.

Prilly menghela nafas dan memberi kode untuk mengambilkan air. Langsung saja, Alio mengambil segelas air kemudian Prilly teguk setengah gelas. Alio kembali meletakkan gelas di nakas samping kasur.

"Jadi, gimana?"tanya Alio kembali.

Prilly berdecak pelan. Ia mengurungkan niat untuk mengikat rambutnya. "Gimana apanya?"

"Hari ini mau ngapain?"

Prilly mengusap wajahnya dan menatap Alio penuh jengkel. Bisa-bisanya, Alio bertanya dalam keadaan dirinya baru bangun. "Aku baru aja bangun. Bisa nanti aja nggak kalau mau ajuin pertanyaan?"

"Nggak bisa"jawab Alio cepat dengan gelengan kepala.

Prilly mencebikkan bibir kesal. "Kenapa nggak bisa?"

"Pertama, kamu nggak suka hal dadakan. Kedua, kalau aku nggak segera tanya ke kamu. Pasti mood kamu jelek. Ketiga, kalau kita hari ini nggak ngapa-ngapain ya percuma dong liburan berdua"tutur Alio berkaca pinggang.

Prilly menganggukkan kepala. "Terserah kamu aja deh mau kemana. Asalkan tempatnya adem dan nggak desak-desakkan kayak kemarin."

"Siap Bumil. Silahkan mandi. Air hangatnya sudah siap"Alio berucap dengan sikap hormat.

Prilly mengulas senyum. Ia merasa Alio jauh lebih perhatian dari kehamilannya yang pertama. Contoh kecilnya, Alio selalu menyiapkan air hangat untuk Prilly mandi. Contohnya lagi, Alio akan mengantarkan Prilly ke depan pintu kamar mandi. Hal yang selalu Prilly syukuri bisa menikah dengan Alio. Meskipun di beberapa kesempatan, Alio akan menjadi sosok menjengkelkan untuknya.

Tetapi, tenang saja. Prilly selalu sayang dan cinta dengan Alio kok.

"Kamu udah mandi?"tanya Prilly ketika langkahnya berhenti tepat di depan pintu kamar mandi.

Alio yang berada di sampingnya mengangguk pelan. "Udah dong. Kamu jangan buru-buru mandinya. Pelan aja. Oh iya, hari ini mau sarapan apa? Kalau kamu bosen sama masakan hotel. Mending aku beli aja gimana?"

"Sekalian aja kita keluar buat jalan-jalan"jawab Prilly sebelum menghilang di balik pintu.

Alio terdiam sejenak. "Oke, enaknya hari ini pergi kemana ya?"

Sekedar informasi, sudah 2 hari ini Alio dan Prilly berlibur ke Sukabumi. Alio memang sengaja memilih tempat berlibur yang tidak terlalu jauh dengan pusat Kota Jakarta. Apalagi dengan usia kehamilan Prilly yang masih 4 bulan. Ia hanya tidak ingin Prilly terlalu lelah jika harus berlibur ke tempat yang jauh.

.


.

"Kamu tau banget aku pengen bubur ayam"senyuman Prilly mengembang ketika sampai di restoran cepat saji Bubur Ayam Arli.

(nama restorannya ngarang guys untuk kebutuhan cerita)

Alio terkekeh ringan. "Bubur ayam baik sebagai menu sarapan. Aku tau makanan kesukaan kamu."

"Maka-"

"Hai Prilly. Rasanya udah lama nggak ketemu. Kamu makin cantik aja"puji sosok laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah rupawan.

Bahkan, parfumnya menyapu kedua hidung Alio dan Prilly. Terasa menyegarkan untuk di hirup.

Prilly tersenyum dan membalas jabatan tangan sosok laki-laki yang sudah menyapanya. "Hai, Ar. Iya udah lama banget nggak ketemu. Sendirian aja?"

"Iya nih. Masih sendiri. Kamu juga sendiri?"tanya balik lelaki itu.

Sendiri?

Alio merasa jengkel dengan pertanyaan lelaki di hadapannya ini. Terus, keberadaan Alio di samping Prilly sebagai apa? Wah, tidak bisa dibiarkan. Belum sempat Alio membuka suara. Namun, seruan Prilly berhasil membuatnya tersenyum lebar.

"Aku bareng sama suami. Kenalin namanya Alio"ucap Prilly memperkenalkan Alio.

Lelaki tersebut menjabat tangan Alio. "Kenalin gue Arkan. Salam kenal."

"Salam kenal juga gue suami Prilly"ucap Alio dengan penuh bangga dan melirik sinis pada Arkan yang sudah mengalihkan pandangannya pada Prilly.

Sosok Arkan ini benar-benar membuatnya naik darah. Bisa-bisanya malah menatap Prilly daripada menatap dirinya. Seakan-akan berkenalan dengan Alio adalah hal paling tidak penting.

"Btw, tempat ini bisnis aku loh. Kamu bisa sering-sering ke sini untuk sarapan"ucap Arkan kepada Prilly.

Alio mencebikkan bibir, dalam hati ia berucap, "Sombong banget. Gue juga bisa bikin bisnis bubur ayam biar Prilly nggak perlu ke sini lagi."

"Wah hebat banget. Tetapi, aku nggak kaget sih Ar. Dari awal impian kamu memang pengen punya bisnis bubur ayam kan? Aku inget banget dulu kamu maniak sama bubur ayam. Kalau sarapan nggak makan bubur ayam rasanya badan meriang gitu"ujar Prilly terkekeh ringan.

Arkan ikut tertawa dengan penuturan Prilly. "Ya ampun. Kamu masih ingat aja kebiasaan aku. Tetapi, serius deh. Kamu nggak bosen waktu jaman kuliah aku ajak sarapan bubur ayam terus?"

"Ya nggak dong. Justru aku juga senang sarapan bubur ayam apalagi gratis"jawab Prilly masih dengan kekehannya.

Arkan mengangguk kepala. "Karena hari ini kita ketemu, gimana kalau aku traktir aja? Kamu boleh pesan apapun terserah."

"Jangan gitu dong, Ar. Aku nggak enak. Aku makan di sini mau bayar loh bukan mau gratisan"ucap Prilly menolak tawaran Arkan.

Arkan menggeleng. "Udah nggak usah nggak enakan. Lagian kayak sama siapa aja. Kita kan teman seperjuangan, Pril. Udah pesan aja sana. Mau sarapan bareng aja nggak?"

"Kayaknya nggak perlu. Kebetulan Prilly lagi hamil jadi dia kurang suka makan terlalu rame"ucap Alio membuka suara.

Arkan mengangguk tanda paham. "Okelah bro. Enjoy makan di sini. Gue pergi dulu. Byee."

"Byee"Prilly melambaikan tangan, menatap kepergian Arkan.

Alio mendengus kesal dan menjatuhkan tangan Prilly agar berhenti melambaikan tangan. "Udah nggak usah keterusan. Orangnya udah pergi."

"Kamu kenapa? Mukanya cemberut gitu?"tanya Prilly dengan penuh keheranan.

Alio menggeleng pelan. "Nggak papa. Udah ayo cepetan duduk. Ini udah waktunya kita makan."

"Tuh laki satu kenapa sih"gumam Prilly menatap heran pada Alio yang pergi menuju ke arah toilet setelah lebih dulu memesan menu sarapan.

.

.

Prilly menghela nafas lega, berhasil menghabiskan bubur ayam dan segelas teh hangat. "Ini bubur ayam terenak yang bikin aku puas makan."

"Biasa aja. Sama aja kok kayak bubur ayam yang lain"protes Alio meneguk habis teh hangatnya.

Prilly menaikkan alis. "Jujur deh kamu kenapa? Kayak bete gitu?"

"Kamu hamil gini jadi nggak peka?"tanya Alio menatap tidak percaya pada kebingungan Prilly.

Prilly mengangkat bahunya acuh membuat Alio bangkit dari duduknya dan membayar makanan mereka. "Ayo pergi. Nggak usah lama-lama di sini. Nanti orangnya balik."

Oke. Prilly tau sekarang. Senyum jahilnya muncul ketika Alio menggandeng tangannya berjalan keluar dari area restoran cepat saji bubur ayam Arli tersebut. "Kamu cemburu ya?"

"Ngapain cemburu. Kurang kerjaan banget"ucap Alio dengan wajah masamnya.

Prilly terkekeh ringan. Kini keduanya sudah memasuki mobil dan Alio siap menyalakan mesin sampai suara Prilly memecah keheningan. "Aku dengar, nama usaha bubur ayam Arkan itu gabungan namaku dan nama dia loh. Bubur Ayam Arli artinya Bubur Ayam Arkan-Prilly."

"Sayang!"

...

Halo aku update hehe

Lumayan 1000 kata nih 😂

Jangan lupa like dan komennya




Menghiasi Gabriella [ENDING]Where stories live. Discover now