Pohon itu... [Cerpen]

11 1 0
                                    

🌳🌳

...2015

Di sore hari mereka berempat bermain di taman yang lumayan luas.
Anshel berlarian mengejar Nashel, mereka selalu tidak akur selalu saja ada yang di ributkan.
Sedangkan Arsel dan Niki membaca buku di ayunan.

Sedang asik berlari, tiba tiba mata Anshel menangkap seorang anak kecil yang berdiri di dekat perosotan, anak itu terdiam menatap Anshel Datar. Pandangan Anshel tak lepas dari Anak itu, tiba tiba anak itu tersenyum lebar hampir merobek mulutnya. Bola mata Anshel melebar bulat sempurna, tubuhnya kaku ia tak bisa bergerak, keringat dingin membasahi wajah manisnya.

Tiba tiba sebuah tangan terlihat di belakang anak kecil itu, ia melambai lambai sambil berlari menghampirinya.

"Anshel!!" Anshel menutup matanya rapat, kaki nya bergetar hebat membuat Anak yang di depan Anshel panik. Tubuh Anshel ambruk kepelukannya.

"Kenapa?! Bang Nikii, Anshel kenapa?" Niki yang sedang asik baca buku terhenti dan segera menghampiri, diikuti oleh Arshel dan Nashel yang tadi bersembunyi dibalik ayunan.

"Kenapa sa?" Tanya Niki, buru buru ia mengendong Anshel dan membawanya pulang. Setelah kejadian itu mata batinnya terbuka, berbagai kesialan ia dapatkan membuatnya putus asa dan sangat menderita. Akhirnya di tahun sekolah menengah pertama, mata batin Anshel ditutup.

🌳🌳

2022...

Tapi mata batin itu tak bertahan lama
Tahun telah berlalu... mereka tumbuh menjadi anak yang berprestasi, kini mereka sudah menduduki bangku sekolah menangah akhir. Hari pertama sekolah yang indah ini membuat Anshel sangat semangat

"Jangan bolos" Ujar Ayah, mereka tersenyum dan hormat. Arshel, Nashel keluar mobil terlebih dahulu dan berlari ke sisi jalan menunggu Anshel keluar.
Tak lama anshel keluar dan menghampiri mereka, ia memperbaiki tali sepatu yang terlepas.

Mereka tak menyadari Anshel yang tertinggal, mereka tetap berjalan menyebrang.

"Ih tungguin!" Teriak Anshel menatap mereka, buru buru ia memperbaiki tali sepatunya. Tiba tiba sebuah truk melaju kencang, tak sempat menghindar dalam sekejap mereka terhembaskan. Dengan mata kepala Anshel sendiri ia melihat kejadian yang sangat mengerikan, hatinya benar benar seperti kaca yang pecah berkeping keping.

Tubuh mereka berdua tergeletak lemas, dengan darah segar melumuri tubuhnya.

Anshel perlahan bangkit menghampiri mereka, seluruh perhatian tertuju pada mereka. Tiba tiba Harsa menghampiri mereka bertiga.

"Harsa panggil ambulan sa!" Ujar Anshel, dengan tubuh yang gemetar.

2 polisi yang selalu menyebrangkan siswa disaat pagi hari itu ikut membantu mereka membawa kerumah sakit, Anshel tetap menunduk dalam pelukan ibu guru, tangisannya begitu keras. Ia begitu takut, ia tak siap akan kehilangan....

"Arshel... Nashel..." lirih Anshel, ibu guru memeluk tubuh Anshel menenangkannya.

Tiba nya di Rumah sakit, mereka dilarikan ke UGD, Anshel terduduk lemas ia masih menangis tersedu sedu. Tak lama orang tua mereka dan Niki datang, tanpa banyak bicara Niki memeluk Anshel.

"Abang... mereka ga akan ninggalin aku kan?" lirih Anshel dipelukan Niki, ia terdiam bingung sebab ia pun tak tau. Ia mengelus kepala Anshel kembali menenangkannya.

Ditengah kesedihan Anshel, seorang dokter keluar dari ruangan. Seluruh mata tertuju kepada sang dokter, Anshel menatap dokter penuh harap. Ia harap yang ia pikirkan tidak terjadi.

Catatan Kecil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang