~2~

66 7 2
                                    

"Aduh...maaf kak..Blaze gk sengaja.." ucap Blaze ketika dirinya menabrak seseorang.
Entah kenapa..tiba tiba dikantin dirinya merasakan bahwa tulang sum sum belakangnya sangatlah sakit.

Namun ia menahannya hingga berujung menabrak seseorang perempuan dengan pakaian lengkap osis.

"Iya tidak apa apa..lain kali hati hati ya dek.." ucap perempuan itu lalu berlalu begitu saja, namun Blaze begitu terkejut ketika melihat disamping perempuan itu adalah kakaknya...Taufan..

"Kak ufan..!" panggil nya sedikit berteriak, Taufan menoleh lalu tersenyum ketika mendapati adiknya sedang disini.

Taufan berjalan mendekatinya dan memberikan kecupan singkat dikepala nya."gimana belajarnya..adek kakak..."tanyanya penuh kasih sayang. "Baik kak.." ucap Blaze semangat walaupun rasamya tulang sum sum nya sangat sakit.

Menyadari keanehan dari Blaze, Taufan mulai merubah rautnya. "Blaze..Blaze..jangan bercanda...Blaze.."panik Taufan ketika Blaze mulai diam ketika ditanya, terlebih ketika suatu aliran mengalir dihidungnya.

Sampai akhirnya matanya terasa sangat berat untuk dibuka, Blaze pun membiarkan kegelapan merebut alih kesadarannya.

Tubuhnya yang tak kuat menopang berat badannya terjatuh kelantai kantin, beruntung Taufan segera menolongnya dan mendekapnya.

" tolong..seseorang..!"teriak Taufan hampir menangis. Namun seorang perempuan bersetelan osis tadi membantunya.

"Mari...kubantu.." ucapnya ramah.

"Terimakasih Gempa.." Taufan tersenyum lembut.

Taufan memberikan Blaze ke gendongan pemuda tersebut lalu berlari keluar sekolah dan pergi menuju rs. Mereka juga telah mendapatkan izin dari wali kelas dan kepsek untuk tidak mengikuti sementara pelajaran.

Skip

Matanya terbuka perlahan, menampilkan manik merah cerah yg terpantul sinar matahari pagi, apakah dia tak sadarkan diri selama 1 hari..

Dia berusaha menyesuaikan cahaya yg masuk kekelopak matanya, setelah penglihatannya jelas dia mencari seseorang yg ingin dia temui.

Kriet..

Pintu itu terbuka menampilkan seseorang yg ia pinta datang tanpa diminta, seorang pemuda dengan manik shappire yg menawan,dan senyuman yg penuh dengan kehangatan, kakaknya..datang.

Matanya berbinar melihat kedatangannya.
"Apa masih ada yg sakit dek..?" tanyanya sembari mencium sekilas dahi adiknya.

Blaze hanya menggeleng, kemudian tangannya memainkan ujung sweater sang kakak. "Siapa yg berada bersama kakak waktu itu..?" tanyanya lirih dengan suara serak.

Perhatian kakaknya kini teralihkan padanya, dia menatap lembut wajah sang adik. "Itu ketua osis..kakak yg mewakilinya sebagai wakil osis.." ucapnya tanpa menaikkan nada.

"Itu pacar kakak.."

"Hey!! Nakal kau ya! Kakak tidak ingin berpacaran dulu..!" ucap taufan sembari mencubit hidung blaze.

"Maaf maaf maaf.." ucap blaze

"Kenapa kau tiba tiba pingsan?"

"Aku tidak tahu..saat itu tulang sum sum ku terasa sangat sakit kak.." ujarnya kepada taufan.

"Kakak tidak butuh penolakan..ayo makan dulu.." ucapnya lalu mengeluarkan sebuah bubur yg masih dalam keadaan hangat.

"Pahittt.."

"Gk pahit..cicipin aja.."

"Ini pahit bagiku kakk.."

"Ini manis bagi kakak.. Ayo makan.."

"Ihh..maksa.."

"Mau kakak pergi..biar sendirian aja kamu.."

"Iya iya..3 suapan aja ya kak.."

"Hm.."























































Siang hari ini, blaze sangat bosan kakaknya hanya duduk sembari memainkan hp nya, ya..dia membolos untuk menjagaku dulu satu hari ini.

"Kak.." panggilnya "hm.." kakaknya hanya berdehem menyaut panggilan sang adik.

Mulutnya dipoutkan seperti anak kecil yg membuatnya semakin lucu didepan kakaknya.
"Ishh..kakak gk asik.." ujarnya "ih..iya iya..sini..kalo mau cerita sama kakak.." ucap taufan.

"Blaze mau ngomong kak..apa kanker..tulang sum sum blaze udah gk bisa disembuhin lagi.." tanyanya kepada kakaknya.

Raut nya berubah seketika,taufan mendongakkan wajahnya keatas berniat menghalau air mata yg hendak turun dari kelopak matanya, namun sebuah dekapan hangat terasa menjalar ditubuhnya.

Blaze menghambur memeluk kakaknya yg sangat ia sayangi.

"Meskipun blaze punya penyakit...blaze gk akan patah semangat untuk menggapai impian blaze menjadi seorang pramugari yg ingin membahagiakan kakak tersayang blaze.." ucap blaze lirih, taufan membalas pelukannya, tanpa sadar air matanya menetes dari kelopak matanya dengan sendirinya.

"Kakak jangan nangis.." ujar blaze sembari melepaskan pelukannya dan segera menyeka lembut air mata raufan dengan tangannya. "Blaze gk mau lihat kakak rapuh kayak gini..kak ufan yg blaze kenal adalah sosok yg tak kenal kata menyerah, selalu bersemangat, dan selalu tersenyum...blaze suka senyum kakak.." ucapnya lagi.

Taufan segera memeluk blaze lagi dan segera mencium pelipisnya berkali kali mencoba menggantikan kasih sayang yg tiada tara untuk adik tersayangnya..dirinya sangat menyayanginya.

"Sekarang kamu harus fokus dulu untuk sembuh... Kakak menyayangimu blaze.." ucapnya lagi sembari mencium dahi blaze lalu pergi meninggalakan ruangan tersebut.

"Blaze gk tau.. Sampai kapan blaze bisa bertahan..tapi..blaze akan berjuang melawan penyakit ini demi kak ufan..blaze pasti bisa!" semangat lagi sembari tersenyum cerah dan mengahapus kasar air mata dipipi nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ya..ini adalah kisahnya..
Sang manik amber yg berjuang
Melawan penyakit nya demi kakaknya...

Taufan~

'Aku pasti bisa membahagiakannya..'

Tbc.

Good epibadeh semuanyaaaaa!!!!!!

Gimana chapter kali ini...
Jangan lupa vote end komen untuk menambah semangat ku untuk melanjutkan book ini....

~Pahlawan api kakak~Where stories live. Discover now