30. Kafi Menghilang

231 13 4
                                    

Syila berdiri mematut dirinya di depan cermin. Ia tampak anggun memakai gamis berwarna hitam dan jilbab berwarna merah hati. Hari ini ia akan menghadiri pesta pernikahan salah satu tetangganya.

Suara derit pintu membuat Syila menoleh, tampak sang ibu yang berdiri sembari berkacak pinggang. "Udah siap belum? Mama tinggal nih kalau masih lama," ucapnya.

"Belum, Ma. tinggal pakai lipstik ini," jawab Syila sembari mengambil lipstik kemudian memoles di bibirnya.

Nira menghela napas, "Kamu pergi sendiri aja lah, atau sama Saskia tuh. Mama udah ditunggu sama Bu Tiwi."

Syila merengut kesal, namun tak kuasa menahan Nira yang sudah berlalu meninggalkannya. Sebenarnya Syila paling malas pergi kondangan seperti ini, tetapi apa daya jika sang ibu sudah memaksanya.

"Kia, tunggu aku!" teriak Syila sembari merapikan jilbabnya.

"Nggak mau!"

"Heh!" Syila langsung berlari ke luar kamar karena takut Saskia meninggalkannya. Syila tak ingin pergi sendiri. Ia terkenal pendiam di lingkungan perumahannya, itulah sebabnya Syila sangat malas menghadiri acara-acara di rumah tetangganya.

"Ayo!" Saskia berdiri berkacak pinggang di depan pintu, menunggu Syila keluar.

Syila mengedikkan bahunya, kemudian berjalan mendahului Saskia.

"Tadi minta tungguin, sekarang malah jalan duluan!" gerutu Saskia, ia berjalan mengekori Syila dari belakang. Kedua perempuan itu pun langsung mengantre untuk mengambil makanan begitu tiba di lokasi acara.

20 menit mereka habiskan untuk berbincang dan memakan nasi serta camilan yang disediakan. Sesekali Syila dan Saskia ikut menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh perempuan tua yang bahkan mereka tak kenal.

Syila berulang kali melirik ponselnya, 20 menit rasanya seperti 20 jam. Sungguh Syila ingin pulang sekarang. Tetapi ibu satu itu masih saja mencerocos panjang lebar.

Ting!

Notifikasi dari ponsel Syila menyelamatkannya dari obrolan yang tak penting bersama perempuan tua yang tak dikenalnya itu. Syila segera membuka pesan yang dikirim oleh Ana di grup KKN.

KKN Hutan Mekarsari

Liviana : Send a picture.

Liviana : Guys, udah pada lihat grup DPL? Pak Budi minta balikin laporan, paling telat hari Senin tanggal 9 katanya.

Liviana : Laporannya udah sama Syila, 'kan?

Giska : Iya, An. Kemaren aku udah kasih sama Syila.

Liviana : Syukur lah. Besok aja balikin terus, Syil, mumpung hari Jumat. Hari Sabtu kampus tutup.

Nasyila : Aku sendiri ke tempat Pak Budi?

Liviana : Iya, emang siapa lain yang di Banda Aceh?

Nasyila : Aku nggak berani sendiri.

Giska : Ajak Kafi, Syil. Dia di Banda Aceh juga, 'kan?

Nasyila : Iya, Gis. Nanti coba aku ajak.

Liviana : Iya, coba chat Kafi. Dia udah nggak pernah muncul di grup lagi, ya.

Giska : Balik ke Banda Aceh, jadi sok sibuk dia.

Nasyila : Haha, iya tuh.

Giska : Mana ni @Alkahfi, muncul dong.

Liviana : Dek Nanas menunggu.

Nasyila : 🙂🙂

Giska : 🫢🫢

Sandyakala TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang