tigapuluhempat

790 7 0
                                    

Udah seminggu Abra gak lihat wajah Agam lagi dan udah seminggu juga Abra diberi tempat tinggal sama Ben. Abra tinggal di cafe. Sebenarnya sih cafe Ben gak ada ruangan untuk Abra cuman karena Ben pengen kasih Abra tempat tinggal jadinya satu ruangan yang gak lebar banget diubah jadi kamar plus ada kamar mandi buat Abra

Ben emang sebaik itu, Abra juga gak ngerti kenapa dia bisa ketemu orang baik ini.

"Eh?" Abra kaget dan langsung nolehin kepalanya waktu tangan dia yang lagi bersih-bersih di meja kasir dipegang sama Ben.

Ben decak malas. "Udah Bra. Lu daritadi kerja mulu dan lagipula ini kan bukan lagi jadwal lo," kata Ben agak kesal karena daritadi Abra tuh kerja terus padahal tugasnya Abra udah siap.

Penasaran kelanjutannya apa? Iya? Iya? Iya? Bisa kok dibaca lanjutannya di novel Destiny! Iya, Destiny sudah menjadi novel.

Boleh check Instagram penerbit aku, @ moonseed_publisher untuk melihat detail harga Destiny.

Kenapa harus beli? Lebih lengkap, jelas. Lebih rapih tulisannya, jelas. Ada beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kalian selama ini. Ada freebies-freebies lucu juga. Ya kali nggak dibeli?

Jangan marah-marah juga kalau sebagian chapter dihapus, ini sudah aku tulis di deskripsi dan ini juga salah satu perjanjian aku dengan penerbit selagi aku masih ada tanda tangan kontrak dengan mereka.

INTINYA AYO BELI DESTINY. LEBIH BAIK MENYESAL MEMBELI DARIPADA MENYESAL KARENA TIDAK MEMBELI SAMA SEKALI.

DESTINY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang