Tentang Kita

4.1K 132 1
                                    

Rega aka Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rega aka Jaemin.
Saga aka Jeno.



2023

Cerita gw sebagai dokter spesialis yang gay sejak kuliah. Kenapa bisa gay? bukannya fakultas kedokteran ada perempuan juga, lalu kapan normal lagi. Pertanyaan itu selalu datang dikalangan teman terdekat yang tau gw seorang gay.

Dunia punya norma, gw ga bisa ke trigger di lingkungan ini. Gw juga mau punya anak dan perempuan. Selalu masak disaat pagi, pulang menyapa "Cape ya, Mas? sini aku pijitin."

Nama gw Saga umur 30th dekat dengan TNI AD. Benih cinta kami tumbuh saat Dokter Saga bertugas menjadi Dokter spesialis militer di Markas Loreng.

"Tangannya masih sakit?" Tanya Saga.

"Engga kok, sekarang lebih baik."

"Syukur, ini resepnya." Saga ngasih obat peringan dari luka gw.

"Tugas gw disini bentar lagi selesai." Ujar Saga.

"Sampai kapan?"

"Akhir bulan."

Mata gw melihat jari Saga yang dibalut perban, "Jari lo kenapa?" Tanya Rega.

"Kena pisau bedah."

"Hati-hati." Gw berdiri membelakangi Saga. Memeluk pinggangnya dengan satu tangan, lalu menaruh dagu gw di bahunya.

Saga sepertinya membeku, dia terdiam waktu gw peluk.

"Terimakasih buat 1 tahun 5 bulannya, banyak warna yang kita buat." Saga berbalik nangkup wajah gw ditambah dia senyum.

"Jangan nangis." Gw liat Saga mulai gemetar badan.

"Ga, gw ga nangis."

"Sebelum pulang, boleh kita tidur bareng?" Tanya rega

Saga terlihat malu-malu ketika ditanya soal tidur bareng.

"Mau."

"Terimakasih."

Chup.

Malam pun tiba, Rega sedang tidak bertugas malam ini. Ia berinisiatif ketemu Dokter Saga di asramanya. Jalanan yang sepi dan minim pencahayaan ke asrama Dokter membuat bulu kuduk Rega berdiri.

Dua puluh menit sampe asrama medis, Rega dengan mudah menemukan ruangan Dokter Saga.

Tuk!

Tuk!

"Siapa?" Tanya Saga didalam kamar.

"Rega."

Langkah kaki terdengar dan suara pintu terbuka, senyum manis lebih dari madu muncul dari pintu. Saga tersenyum kedatangan Rega.

"Masuk, Rega." Kaki Rega masuk, sangat khas kamar Saga dipenuhi pelaratan medis dan obat-obatan.

"Kamu lagi apa?" Nada bicara Rega menjadi lembut.

"Habis ngeracik obat, luka tangan kamu belum sembuh total. Aku buat pakai resep semasa kuliah."

"Tangan aku udah lebih baik." Rega menggerakkan tangannya ditekuk dan lurus.

"JANGAN! Nanti timbul sakit."

"Engga kok."

"Susah diatur kamu."

Keduanya tertawa mendengar Saga berucap seperti itu.

"Rega, ngantuk."

"Tidur disini, maaf kasurnya lantai dan cukup satu orang."

"Kamu kesini."

Tangan Saga ditarik kuat hingga badannya terjatuh di kasur. Rega memeluk pinggang Saga, dia tau wajah Saga saat ini memerah.

Hidungnya menelusup diarea leher Saga, menghirup dan mengecup sesekali.

"Aku mau kamu." Bisik Rega.

"Mau apa? obat?"

"Obat kuat."

"Maksudnya vitamin?"

"Obat biar kita puas."

"Puas?"

"You and me having sex tonight."

Saga terkejut mendengar suara deep voice Rega. Dia meremat tangan Rega dengan kuat hingga genggaman itu berbekas.

"Dokter Saga." Panggil Rega.

"I-Iya."

"Bagaimana?"

Dada Saga berdetak lebih cepat, dia bisa menghitung denyut jantungnya.

"I ready having sex with you."

Rega tersenyum setelah Saga berucap begitu, malam ini  mereka menghabiskan waktu dimalam yang sunyi dan air kolam yang tenang.

END.

JAEMJEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang