Chapter 33

882 96 173
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🐹





Pagi yang sangat suntuk dan melelahkan. Setidaknya bagi Ryu Nari yang kini berbaring dalam posisi miring, mendekap bantal dengan wajah tertutup oleh rambutnya sendiri. Tubuhnya tampak lemas dan jauh lebih kurus. Tidak ada perubahan signifikan dalam kondisinya meski ia sudah meminum obat pereda mual yang dibelikan oleh Yunji. Gadis itu tampak benar-benar memprihatinkan.

Saat tengah berusaha mati-matian menahan rasa mual, tiba-tiba terdengar bunyi ketukan di pintu kamarnya. Nari sempat meringis sebentar, merasa kesal mendengar bunyi yang entah kenapa begitu mengganggu. Ia bahkan tidak memiliki tenaga untuk bangkit dan melihat kehadiran Yunji yang mungkin hendak menawarkan sesuatu. Ketika Nari memilih untuk tidak menghiraukannya, ketukan pintu terdengar lagi.

"Masuk saja!" gerutu Nari dengan suara parau.

Sejurus kemudian pintu pun terbuka. Namun alih-alih kemunculan Yunji, Nari dikejutkan dengan sosok bertubuh jangkung yang datang memasuki kamarnya. Pria yang harus sedikit menunduk saat melewati pintu, pria dengan esensial khas yang begitu memabukkan, pria berwajah tampan dengan rambut tertata sempurna. Ahn Seokjin dengan pesona yang luar biasa kini berhasil membuat Nari bangkit dari posisinya.

"Tuan, ap—apa yang Anda lakukan di sini?"

"Aku datang untuk mengantarmu ke rumah sakit," jelas Seokjin begitu santai sambil melihat sekeliling. Tanpa sadar, pria itu tersenyum melihat laptop dan beberapa buku ajar yang tersimpan rapi di meja belajar. "Aku sudah meminta izin pada Ibumu. Jadi ... bangun dan segeralah sarapan.".

Nari terdiam. Tidak tahu harus merasa senang atau sedih dengan kedatangan Seokjin kali ini. Karena selain enggan membahas kondisi tubuhnya, Nari merasa sedikit takut. Ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Di balik rasa mual yang selalu bergolak di perutnya, di balik demam yang naik turun dan mood yang berantakan, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Nari tidak ingin hal yang ia takutkan harus terungkap begitu cepat. Gadis itu masih butuh waktu.

"Tuan, aku baik-baik saja. Anda tidak perlu repot-repot mengantarku dan—"

"Nari!"

Suara Yunji seketika menggelegar di luar ruangan. Diikuti eksistensinya yang tiba-tiba muncul di ambang pintu. Wanita paruh baya itu kini berkacak-pinggang, menatap tajam anak gadisnya yang begitu keras kepala. Di sisi lain, Seokjin yang berdiri di dekat tempat tidur Nari hanya bisa melongo. Ia terlalu kaget mendengar suara Yunji.

"Jangan buat Ibu malu dengan sikapmu yang keras kepala! Seokjin sudah jauh-jauh datang kemari hanya untuk mengantarmu. Apa kau tidak sadar dengan kondisi tubuhmu sendiri?!"

"Ibu—"

"Turun dari tempat tidur dan cepat makan! Jangan bertingkah seakan-akan kau tidak mau sembuh!" Yunji berbalik seraya mendelik. "Ingat kalau Seokjin harus bekerja setelah mengantarmu. Jadi jangan membuatnya kerepotan."

Daddy Issues [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang