Bab Bonus 2.

1.4K 98 77
                                    

- Putra Mahkota Yang Berpikir Mendalam dan Bertindak Sangat Hati-hati -

Di dalam hati Putra Mahkota Ziduan, para wanita di bawah langit ini, baik yang tua maupun muda, cantik maupun jelek, mempunyai hubungan keluarga ataupun tidak, yang mempunyai sepasang kaki ataupun tiga mata, semuanya bisa dibagi menjadi dua golongan: Yang merupakan wanita yang bijak, baik hati dan bermartabat atau wanita yang tidak bijak, baik hati dan bermartabat — pengetahuan akan standar kriteria ini sudah membantu Putra Mahkota menghilangkan banyak kesulitan yang ada.

Walaupun dia tidak tahan melihat si anak gadis tidak jelas itu, tetapi ibunya Nyonya Xiao adalah seorang wanita bijak, baik hati dan bermartabat yang jarang ada.

Seperti pejabat pemerintah yang berbeda keahliannya pada masa jabatan tertentu, menurut Putra Mahkota sebuah keluarga yang kondisinya tidak biasa juga membutuhkan seorang nyonya rumah yang mempunyai kebijakan yang berbeda. Pada waktu itu keluarga Cheng hanya sekedar mempertahankan bisa makan kenyang dan rumah yang hangat, tetapi Nyonya Xiao merancang strategi dengan segenap hati, bertindak dengan baik, sehingga bersama suaminya membangun keluarga Cheng dari sebuah keluarga kecil di desa menjadi keluarga pejabat yang pantas di ibukota.

Putra Mahkota pernah pergi ke medan pertempuran secara personal, tahu hujan panah dan tombak bukanlah hal main-main, mengingat Nyonya Xiao beberapa kali dalam keadaan hamil besar masih mengikuti suaminya menghadang panah api, mau tidak mau membuat orang menjadi kagum.

Sedangkan untuk keluarga seperti keluarga kerajaan yang sudah lama tidak hidup dalam bahaya dan penderitaan, seorang nyonya rumah hanya butuh mempunyai prinsip kebenaran yang tinggi, taat dan lemah lembut.

Tetapi justru, keluarganya adalah tempat dimana terdapat paling banyak wanita yang licik dan beracun —

Ibu suri Xuan yang sudah meninggal, tidak terlalu bijak.

Ibu kandungnya Permaisuri raja Yue, lebih tidak bijak dan baik hati lagi.

Selain putri Kedua, para putri raja juga para bibinya, semua sama sekali tidak cocok dengan kata 'bijak, baik hati dan bermartabat'.

Awalnya pamannya Adipati Yue besar mengirim seorang anak perempuannya untuk datang melayani di sampingnya, kalau mau bicara jujur, Putra Mahkota cukup menyukai adik sepupunya ini, bukan hanya cantik dan lincah, cakap berbicara, mereka berdua juga sudah saling mengenal sejak kecil, tadinya dia juga sempat terpikir untuk menjadikannya sebagai Permaisuri. Tetapi terakhir dia berpikir-pikir lagi, apakah adik sepupu bijak, baik hati dan bermartabat? Tidak.

Manja suka merajuk, pikirannya sempit, selalu berharap Putra Mahkota mempersembahkan segenap hati dalam memperlakukannya, selalu merasa dirinya berbeda dengan wanita lainnya, sama persis seperti Permaisuri raja Yue. Tetapi, dia sama sekali bukan Baginda raja, karena itu adik sepupu juga tidak bisa menjadi permaisuri raja Yue kedua — tidak bisa berbagi kesulitan dan kesenangan, tidak bisa sehidup semati, darimana bisa ada rasa cinta mendalam yang tidak akan pernah berubah.

Lagipula, dia juga tidak bisa membiarkan keluarga Yue terus duduk di kursi besar. Dalam satu keluarga ada tiga adipati dan satu permaisuri raja, para keturunan pria di setiap cabang keluarga sudah menduduki jabatan, itu sudah sangat cukup. Dinasti sebelumnya keluarga kerajaan kaisar tirani awalnya juga hanyalah keluarga Wang yang sudah runtuh di ibukota, mengikuti putri keluarga Wang yang naik menjadi permaisuri raja, satu rumah sepuluh adipati, terus menjadi kaisar selama tiga generasi, kekuasaan dan kekuatannya melesat naik ke langit, kepemimpinannya terimbas dengan beban yang berat.

Love Like The GalaxyWhere stories live. Discover now