chapter 6 - kehilangan & keinginan terakhir

348 9 0
                                    

Rumah sakit adalah tempat yang paling tidak disukai Elendra, pasalnya ia memang sangat trauma dengan kejadian di masa kecil nya. Elendra kehilangan papa nya di umur ke 12  tahun. Tepat saat itu ia merasakan separuh dari jiwanya ikut pergi. Papa Elendra sangat dekat dengan anak semata wayang nya. Apapun yang El lakukan dan El rasakan, ia selalu menyalurkan perasaan itu kepada papa nya sendiri. Sampai dimana ia harus mendengar kabar yang tidak baik. Papa Elendra tidak dapat mengikuti tugas kembali, mendadak serangan jantung dan meninggal di kota tua itu. Sempat dirawat dirumah sakit, namun keadaan semakin memburuk. Sampai saat ini, ia sangat trauma dengan rumah sakit. Kalaupun Elendra sakit, ia memilih dirawat dirumah daripada harus di rawat di rumah sakit.

12 jam setelah nya, mama Elendra sadarkan diri

"Mama, maa kenapa ngga kasitau el kalau mama mau keluar, kenapa harus sendirian ma? " tanya Elendra gugup, sembari memegang jemari mama Elendra menanyakan hal tersebut berkali kali.

"Mama gapapa nak, mama cuma kesepian. Mama pengen Elendra cepat menikah dengan pilihan mama, mama mohon" Ucap mama elendra dengan ucapan yang sangat lembut sambil menahan sakit.

"Ma kalau itu yang mama mau, El akan kabulkan ma, asal mama sembuh, mama sehat. El mau menikahi perempuan itu" ungkap Elendra meyakinkan mamanya.

"Mama mau, segera nak.. Permintaan terakhir mama" sambung kalimat mama el, saat itu kondisi semakin memburuk, kembali berbunyi alat yang ada disamping elendra..

"Dokterr, susterrr, mama saya kenapa, dokterr suster... " Teriak elendra di lorong rumah sakit, dirinya benar benar di tahap ketakutan, takut akan kehilangan sosok itu.

Lagi-lagi ia harus merasakan kecemasan di dalam ruangan rumah sakit. Elendra tidak mau menyaksikan kenyataan pahit saat itu. Elendra meyakini bahwa mama nya yang paling ia sayangi akan segera sembuh dan bisa bersama dengan Elendra. Perasaan kacau, sakit. Kini menyelimuti Elendra. Mungkin saja saat hal buruk terjadi saat itu pula El membenci dirinya karena tidak bisa menjadi yang terbaik untuk mamanya.

Tiba-tiba..
El mendapati sosok itu, sosok yang sangat dekat dengan mama nya.

"Nak, gimana keadaan mama kamu? " Tanya wanita tua itu. Rupanya, wanita itu adalah oma Ratih yang mengetahui kejadian tersebut dari informasi teman lainnya.

"Masih ditangani oma" jawab Elendra singkat dan jelas.

"Kenapa bisa kecelakaan? oma khawatir sama Ratih, dia ngga biasanya seperti ini" Pertanyaan itu muncul lagi dari wanita tua itu, ia benar benar mengkhawatirkan mama Elendra yang berada di dalam ruangan dan sedang ditangani dokter.

"Saya kurang tau oma, saya kerja dan mama ngga kabarin" Jawab Elendra saat itu.
Mereka menunggu kabar baik dari mama Elendra yang saat ini masih ditangani serius oleh dokter.

"Mas yang tenang ya, semoga ibu Ratih baik baik aja" Ungkap kila menenangkan tapi tidak di respon balik oleh Elendra.

Keadaan itu semakin membuat Elendra cemas, dokter yang keluar dari ruangan itu menghampiri Elendra pelan.

"Maaf, siapa disini yang merupakan keluarga korban? "Tanya seorang dokter yang menghampiri Elendra, Oma dan kila.

" Saya dok, " Elendra menjawab

"Baik, karena pasien mengalami benturan yang cukup keras dan membuat pasien kehilangan banyak darah, sebaiknya hal ini kita dukung dengan banyak banyak berdoa. Pasien sempat sadarkan dan sedikit mengeluarkan kalimat"
Ungkap dokter menjelaskan.

"Kalimat apa dokter? " Tanya elendra semakin cemas

"Elendra menikahi Kila" Jawab dokter itu.

"Serius dok?, ngga mungkin mama saya mengatakan hal seperti itu" tanya elendra ragu.

"Mungkin saja pak, silakan mengunjungi ke dalam, tapi hanya dapat satu orang saja" semua orang yang ada di luar ruangan juga khawatir dengan kondisi Ibu Ratih yang belum pulih.

RUANGAN - RUMAH SAKIT

Elendra menghampiri mama nya pelan, ia berjalan dengan tidak memiliki energi sedikitpun. Elendra sangat takut kehilangan sosok penyemangat nya itu. Elendra menyayangi mamanya bahkan lebih dari apapun.

"Ma, El disini.. Mama kenapa sampai seperti ini?
Tak sengaja air mata elendra jatuh.

" Ma, elendra gamau mama pergi, elendra masih butuh mama disini" Ungkap elendra saat itu.
Suasana semakin tidak karuan saat Bu Ratih mulai memberikan sinyal dari tangan.

"Ma, jangan tinggalin El ya? Janji sama El sampai sembuh ya ma, El bakalan ikutin apa yang mama mau"

Tiba-tiba, bu Ratih membuka matanya

"Maa, mama dengar suara El? " Tanya El pada seseorang yang terbaring lemah di ruangan rumah sakit

"Nak, maafin mama.. Mama ingin El menikah dengan kila, sebelum mama jauh dari El" Ungkap bu Ratih sembari menahan sakit dikepalanya

"Ma, jangan berbicara ngga bener ya ma.. Elendra sayang sama mama, mama gaboleh pergi. " Ungkap elendra sembari meneteskan air mata.

"Nak, kila anak baik. Jaga kila ya nak? Mama gamau Elendra menikah dengan gadis selain kila. Mama mohon" Ungkap bu Ratih dengan mengepal tangan elendra.

"Ma, El akan usahakan tapi mama sembuh ya? " jawab elendra, nada itu seperti pengharapan penuh. Mama nya harus sembuh supaya hatinya tidak semakin rapuh.

Suara alat itu terdengar kembali, mama elendra kembali tak sadarkan diri. Jantungnya melemah seketika.

Pada saat itu, Elendra hanya bisa pasrah. Dirinya tidak punya tenaga apapun dalam menghadapi kenyataan itu. Mama Elendra yang dibawa ke ruangan khusus pun ternyata tidak dapat memberikan kabar baik.

Tepat pada pukul 20.00 wib, mama Elendra berpulang

"Ma, kalau didunia sudah tidak ada mama. Lalu elendra harus bersandar dengan siapa? "

El&KilaWhere stories live. Discover now