1 - Dekat

7 0 0
                                    

Kelas, 06:35

"Pagi" 

"hm"

"Dih, hm hm apaan hm hm. di jawab kek" Javier yang tadinya masih blank setelah bertemu orang yang tadi mendadak pikiran nya jadi bubar karena ocehan sohib nya. 

"bisa ga jam segini ga usah ngoceh dulu itu mulut lo"

"Yee suka suka haris lah"

Walau pun kesal Javier selalu tidak bisa melanjutkan marah nya kepada Haris, baginya Haris itu seperti saudara. Kalau tidak ada Haris, rasanya seperti ada yang kurang. Teman pertama Javier juga Haris, kalau tidak ada Haris mungkin sekarang Javier menjadi orang paling kesepian di sekolah. 

Kalau di pikir - pikir harus nya dia datang lebih telat, sebenarnya Javier tidak biasa datang se pagi ini, dia datang jam segini karena Haris merengek kepadanya kalau dia selalu merasa sendirian di kelas. Mungkin kalian berpikir "Kan tinggal di tolak saja"  Kalau dari awal bisa.. sudah Javier lakukan.

"Matt belom dateng?" Karena cukup sunyi Javier memutuskan keheningan di antara mereka

"Belum, biasanya dateng sekitar jam 6 lebih 40, eh btw lu udah denger belum guru mtk cuti melahirkan?"

"hah? ohh udah, kenapa emang?"

"Gue penasaran, yang gantiin nanti sama - sama nyebelin ga ya?"

Benar juga, guru matematika jenjang kami memang terkenal menyebalkan. Tiba - tiba jadi penasaran siapa guru pengganti nya.


...

Tunggu, apa jangan - jangan orang yang menabrak tadi?

Kelas, 07:00

"Ringgggggg"

Bel sekolah berbunyi, membubarkan sekelompok siswa - siswi. Javier, Haris dan Matthew pindah ke bangku masing - masing dengan tenang.

"Matt, jam pertama mapel apa?"

"Matematika" 

Javier menundukkan kepala melihat laci nya dan segera mengeluarkan apa yang di butuhkan.

"eh berarti sekarang kita di ajar guru pengganti kan?" Haris tiba - tiba saja bergabung.

"Loh kok lo di sini? bukan nya itu bukan bangku lo?"

"Ohh , gua tukeran sama Sakha, ga bakal ada yang sadar kalau kita ga rame, udh diem aja"

 Memang dasar Haris, Mulut nya itu mudah sekali bernegosiasi. Aku tau dia berhasil bertukar bangku dengan Sakha karena teman sebangku nya orang yang Sakha suka.

Perdebatan mereka terhenti ketika Pak Juan, kepala sekolah masuk kedalam kelas. Pak Juan adalah orang yang terlihat kalem dan tenang tapi sejatinya orang yang menyeramkan. Javier pernah memergoki nya memarahi staff sekolah yang lalai dengan cukup kasar, benar - benar menyeramkan. 

"Selamat pagi anak - anak"

"Pagi pak" 

Pak Juan menyapa lalu berjalan menuju pintu kelas berbicang dengan seseorang dan mempersilahkan nya masuk. Orang itu berjalan masuk sambil tersenyum. 

"dag dug dag dug"

Lagi - lagi.. jantung ku berdetak gak karuan, sensasi gugup, senang, semangat , kagum yang tercampur jadi satu. Benar orang yang tadi...

"Selamat siang semua nya, perkenalkan saya Candra Kaylan Bahardian yang sekitar 6 bulan kedepan akan menggantikan guru matematika jenjang 11 mungkin bisa panggil saya Pak Candra"

Anak - Anak kelas bertepuk tangan sebagai sambutan hadirnya Pak Candra, mereka semua berharap Pak Candra tidak se menyebalkan guru matematika yang sekarang sedang cuti. Setelah memperkenalkan diri, pak kepala sekolah pamit kepada kami, ia selalu berpesan untuk selalu menjaga sikap dan tata krama. 

Di setiap kelas jika kedatangan yang nama nya guru baru tidak afdol kalau perkenalan tidak di lengkapi oleh sesi tanya jawab dan cerita pengalaman. Itu di lakukan sengaja agar pelajaran di tunda sebentar atau agar jam mapel tersebut habis di isi oleh sesi pendekatan. 

"Pakkk umur berapa?" 
"Pak sudah menikah belumm?"
"Pak cerita pengalaman nya dong?"
"Pak Kok bisa jadi guru pengganti di sekolah ini?"
"Pak mau tanyaa!!"
"pak lulusan mana?"
"pak pernah sma dimana?"

"PAK TK NYA DIMANA??"

Seperti itu mungkin pertanyaan yang di lontar kan oleh anak - anak kelas, Absurd memang. Kadang malu mendengar pertanyaan - pertanyaan mereka, tapi mau bagaimana lagi? demi menghabiskan jam pelajaran, segala pertanyaan kami pikirkan. Walau begitu, Pak Candra tidak terlihat risih sama sekali. Umum nya guru - guru yang ada di sini jika di beri pertanyaan begitu, ekspresi mereka terlihat canggung dan risih. Wajar sihhh

Pak Candra benar - benar melampaui ekspektasi, ia menjawab semua pertanyaan dengan tenang dan sedikit gurauan di dalam nya. Kami serasa di beri anugerah oleh tuhan dengan datang nya Pak Candra, terlebih lagi beliau adalah "Guru Matematika", memang terdengar berlebihan tapi selama kami sekolah di SMA ini guru matematika adalah sosok guru yang paling di benci.

Kelas, 8:35

"Nung nung nung, Sesi pelajaran berikut nya"

"Saya pamit undur diri, terima kasih sudah memberi respon yang positif. Saya harap kedepan nya bisa berbincang - bincang lagi, Mohon kerja sama nya ~~"

"Baik Pak!!!"

Setelah Pak Candra berjalan keluar kelas, kelas kami langsung berbisik - bisik mengagumi Pak Candra. 

"Gile, respek gue sama Pak Candra"

Haris yang tidak pakai basa - basi berbalik badan dan memuji - muji Pak Candra.

"Keren juga orang nya, semoga cara mengajarnya juga sama keren nya"

"Hah? guru sebelum nya juga keren kok.."

Aku dan Haris menatap sinis, Matthew terlahir pandai. Kedua orang tua nya Ilmuan, tidak heran dia bisa lolos dengan mudah di setiap mata pelajaran terlebih lagi matematika.

"Orang pinter ga di ajak"

"Semua orang pinter kok kalau pemahaman nya di tingkatkan"

"Jadi maksud lo pemahaman gw rendah gt?"

"Engga gt-"

Javier sudah bosan mendengarkan perdebatan kedua orang itu, memutuskan untuk berjalan keluar kelas. Ia berniat bolos di perpustakaan, membaca beberapa buku untuk menenangkan batin nya. 

Javier itu senang membaca, tapi ia membaca cuma untuk kepuasan nya sendiri. Jiwa nya lebih tenang setelah membaca (Bukan buku mapel). Yang orang - orang tau, Javier datang ke perpustakaan untuk tidur padahal bukan seperti itu nyata nya. Bahkan petugas perpustakaan tidak peduli dengan aksi bolos Javier, asalkan dia tenang dan tidak berbuat kerusakan.

Tangan nya meraih gagang pintu masuk ruangan dengan tulisan "Library" yang di hiasi macam - macam pernak - pernik , mungkin niat petugas nya untuk menarik siswa - siswi agar datang ke perpustakaan. Tanpa basa - basi, Javier melangkah menuju rak - rak tinggi penuh buku. Jiwa nya bersemangat untuk menyentuh buku - buku itu. Kalau ada yang bertanya kepada Javier "Kalau malas sekolah kenapa masih berangkat?" alasan nya karena perpustakaan. Perpustakaan seperti rumah kedua nya, terlebih lagi perpustakaan SMA Pelita Harapan masuk kategori perpustakaan yang lengkap di mata Javier.

"Srak , Srak , Srak"

Suara khas lembar buku yang terus di balik setiap sisi nya selesai di baca. Di tangan Javier ada novel misteri yang cukup tebal, seperti nya ia baru saja jatuh hati kepada novel tersebut. Alasan nya karena sejak tadi Javier tersenyum , cekikikan, ber - wow ria dan berpikir keras, dia terlihat menikmati membaca novel tersebut. Sampai - sampai ia sama sekali tidak sadar seseorang tengah duduk menopang dagu melihat ke arah nya. 

"Novel nya se seru itu kah sampai tidak sadar kalau ada orang yang menatap mu selama 15 menit?"

Javier terdiam

Ia terkejut dengan suara itu, terdengar familiar.

"Huh.." mata nya melirik sampai kedua mata mereka bertemu

"Halo, kamu siswa yang tadi pagi ternyata. Sedang apa disini? bukan nya masih jam pelajaran?"

"uhh.. emm..."

Hening,

Javier bingung harus menjelaskan apa. Dia blank dan bingung bukan karena takut di hukum jika tidak mencari alasan, tapi dia gugup.. wajah Pak Candra dekat, matanya menatap lekat penuh rasa penasaran.



...
Yang penasaran Sakha itu siapa? ini yaa

Yang penasaran Sakha itu siapa? ini yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nama Lengkap : Sakha Elrangga Barnard

Umur : 16 Tahun
Status : Pelajar
Asal Sekolah : SMA Pelita Harapan

Hobi : Melukis


Visualisasi nya aku ambil Sunoo enhypen
Kalian kaum shipper Sunki atau Sunsun? atau ada yang lain?
Kasi aku saran ya buat orang yang Sakha suka



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Teacher, Marry Me! [Jichen]Where stories live. Discover now