10

198 30 2
                                    

Annyeong yeoreobundeul

Jangan lupa beri vote dan komennya serta jika bersedia bisa share juga cerita ini entah ke temen atau saudara kalian

Selamat Membaca ❤️✨

-


Vicky telah rapih dengan pakaiannya dan bersiap untuk berangkat ke kampus. Wanita itu tersenyum kecil ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Tubuhnya semakin hari semakin bertambah berat dan dapat dilihat juga kedua pipinya semakin tembam.

"Ya ini bukan masalah."

Vicky keluar dari dalam kamarnya dan melihat Travis yang tengah duduk di depan pintu sembari mengikat tali sepatunya. Vicky berjalan menuju rak sepatu untuk mengambil sepatunya.

Travis yang telah selesai mengingat tali sepatunya langsung berdiri. Pria itu menggendong tasnya. Di berbalik sehingga menghadap kearah Vicky yang masih berdiri dengan menenteng sepatunya.

"Lo gak usah berangkat,"ucap Travis membuat salah satu alis Vicky terangkat. Tentu saja dia tidak setuju dengan ucapan Travis.

"Kenapa gue gak usah berangkat? Lagian gak masalah buat Lo juga."tanya Vicky.

"Lo gak boleh berangkat."

"Kenapa gak boleh? Itu kan hak gue."

"Jangan keras kepala, Lo tetep di rumah aja, jangan kemana-mana."tegas Travis.

"Gak mau! Gue mau berangkat, bentar lagi telat nih!"Vicky hendak melewati Travis namun tangannya telah ditahan oleh Travis.

"Gue bilang gak usah berangkat ya gak usah, nurut sekali aja bisa gak?"ujar Travis.

"Gak bisa gitu dong! Iya gue tau kita udah nikah, tapi Lo gak boleh banyak ngatur-ngatur gue!"bantah Vicky.

"Ini demi kebaikan Lo, Vicky!"balas Travis ikut meninggikan suaranya.

"Justru dengan Lo ngelarang gue kuliah itu bukan termasuk kebaikan buat gue, Travis!"

"Lo terlalu keras kepala, Vicky."Travis akhirnya pergi meninggalkan Vicky seorang diri karena dia sudah malas berdebat dan juga dia sudah hampir telat.

Vicky memakai sepatunya lalu dia mengunci pintunya sebelum berangkat kuliah.

"Manusia aneh, masa gue gak boleh berangkat ke kampus."

Wanita itu mulai berjalan menuju kampusnya dan dapat dia lihat punggung tegap Travis yang berjalan tak jauh di depannya. Pria itu berjalan dengan sedikit terburu-buru seolah-olah ada ada hal yang membuatnya harus segera tiba di kampus. Ya mungkin saja memang dia sudah terlambat.

Sesampainya di gedung fakultasnya, hampir semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di koridor menatapnya. Vicky tentu saja kebingungan, apa yang salah dengan dirinya? Dia hanya berangkat ke kampus mengapa banyak sekali yang memberikannya tatapan aneh dan juga.. jijik?

"Ck, cewek murahan gitu ternyata masih berani berangkat ke kampus."

"Makanya kalo pacaran tuh gak usah sampai kelewatan, jadi hamil kan."

"Cewek sampah yang cuma bisa nyerahin tubuhnya ke orang lain."

"Udah miskin! Gak tau diri lagi!"

"Cewek murahan!"

"Keluarin aja dia dari kampus ini daripada nama kampus kita tercoreng!!"

"Iya bener tuh! Keluarin dia!!"

Vicky terus melanjutkan jalannya walaupun banyak diberikan kata-kata tak pantas. Perutnya tiba-tiba saja terasa sakit tanpa sebab. Vicky mempercepat jalannya menuju ke kelasnya. Di dalam kelas dia masih di berikan kata-kata menyakitkan yang membuatnya sangat ingin menangis.

Brak!

Tiba-tiba saja tubuh Vicky didorong oleh seseorang hingga membuat Vicky terjatuh di lantai yang dingin itu.

"CEWEK MURAHAN! MASIH BERANI LO DATANG KE KAMPUS INI!!?"

Wanita itu menundukkan kepalanya dan memegangi perutnya yang tiba-tiba saja terasa sakit. Vicky hanya dapat menggigit bibirnya karena rasa sakit yang tak kunjung menghilang. Cukup, hentikan semua ini, Vicky tengah kesakitan. Namun mengapa mereka semua tetap menghujatnya?

Air mata jatuh membasahi kedua pipinya. Rasa sakit hati dan juga fisiknya membuatnya tak bisa menahan bendungan air matanya. Tolong, Vicky menyesal tak menuruti perkataan Travis yang melarangnya untuk berangkat ke kampus. Travis benar, Vicky membenarkan ucapan Travis bahwa dia memang sangat keras kepala.

Sepasang tangan tiba-tiba saja datang menggenggam tangan kanan Vicky. Wanita itu tentu saja mendongakkan kepalanya dan Travis dialah orangnya, dia datang dengan penampilan yang sama seperti kemarin sore. Pakaiannya yang sudah tidak rapih lagi dan luka diwajahnya yang bertambah.

"Ck, datang juga nih si pahlawan kesiangan."ejek orang yang sama yang mendorong tubuh Vicky tadi.

"Travis.. sa-sakit.."

Kedua mata Travis membulat sempurna setelah dia menyadari sesuatu, pria itu langsung mengangkat tubuh Vicky dan menggendongnya. Ya, Travis tidak salah lihat, dia melihat cairan berwarna merah keluar dari rok yang digunakan oleh Vicky hingga telah mengotori lantai. Tentu saja kejadian itu tak luput dari perhatian mahasiswa dan mahasiswi yang berada di dalam kelas Vicky.





















































Travis mencari-cari kendaraan yang bisa dia gunakan untuk pergi ke rumah sakit. Sial sekali rumah sakit cukup jauh dari sini. Di tengah-tengah kekhawatirannya, sebuah mobil hitam berhenti di depan Travis yang masih setia menggendong Vicky yang terus mengeluhkan rasa sakitnya.

"Travis?"

"Justin, gue minta tolong antar kita ke rumah sakit.."ucap Travis masih dengan keadaan dirinya yang panik.

"Ya udah, masuk."Justin mengiyakan tanpa basa-basi karena melihat bagaimana wajah Vicky yang semakin pucat dan juga cairan merah yang terlihat mengotori rok Vicky.

Di sepanjang perjalanan, Vicky terus menggenggam erat tangan Travis. Wanita itu menangis karena dia tidak pernah merasakan rasa sakit yang sesakit ini. Dalam hati Travis pun ikut berdoa supaya Vicky dan bayinya baik-baik saja.

Sesampainya di rumah sakit, Travis langsung membawa Vicky memasuki rumah sakit. Seorang perawat yang berjaga langsung saja mengambil ranjang untuk membawa tubuh Vicky ke ruang pemeriksaan.

Travis berdiri di depan ruang pemeriksaan dengan perasaan khawatir yang menggerogoti dirinya. Pria itu duduk di kursi tunggu dan lupa berdoa. Meminta kepada Tuhan untuk memberikan keselamatan kepada Vicky dan bayinya. Seberapa bencinya Travis pada bayi yang dikandung Vicky, sekarang dia mulai sadar jika itu adalah darah dagingnya sendiri, dan juga bukan seharusnya dia membenci darah dagingnya sendiri.



























-
'✨ MISTAKE✨'

Terimakasih untuk para reader sudah mau membaca cerita ini, aku gak akan bosen bilang karena emang bener-bener berterimakasih banget aku sama kalian hikssrott ❤️❤️

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian ya

Sekian terima Haruto
See youuu✨❤️

MISTAKE [TRAVICKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang