33. DIA YANG SELALU ADA

62 37 46
                                    

Hazel membuka kedua matanya saat merasakan dinginnya malam. Mereka berdua ketiduran di pinggir kios yang hanya beralas kardus.

Hujan pun tak lagi deras seperti tadi, ia menundukkan kepalanya dimana Hero yang tertidur. Ia mengusap rambut Hero, sesekali menepuk pelan agar tak terbangun.

Samar samar terlihat tiga laki laki berjalan kearahnya, Hazel tersenyum berharap mereka adalah seseorang yang dikenal. Namun seketika senyuman itu memudar saat tau siapa yang datang.

"Halo teman kecil gue" sapa Angger.

Hazel diam dan tak menanggapi sapaan Angger, ia lebih memilih mengusap kepala Hero takut tiba tiba terbangun.

"Oh ini yang lo bilang enak itu, ya keliatannya si lumayan. Gimana kalo langsung kita cobain?" balas laki laki berambut ikal.

"Sabar bego, gak liat apa lo mukanya asem gitu" jawab laki laki yang bertato di lehernya. Ia menendang kaki Hazel membuat ia mendongak. Hazel terdiam sejenak seakan Dejavu, seperti pernah melihat laki laki ini. Tapi dimana?

"Kenapa? Terpesona?"

Hazel tak menjawab, dirinya justru memasang tatapan tajam.

"Sombong banget lo jadi cewek, udah pernah dipake masih aja belaga sok mahal"

Brak

Laki laki berambut ikal tadi terhuyung karena secara tiba tiba Hazel menendangnya.

"Buset, mancing nih cewek"

Bugh

Satu bogeman mengenai pipi Hazel, membuat darah mengalir sedikit di sudut bibirnya. Ia pikir Angger akan membelanya, tapi pandangannya salah. Angger justru menarik tangannya dan memojokkannya ke dinding.

Hero yang tertidur pun sontak terbangun, "Kakak, kalian mau ngapain?!"

"Yaelah bacot amat ni bocil,"

Hero mengambil kayu berserakan lalu memukul laki laki bertato itu "Kalian jangan ganggu kakak! Pergi!"

Brak

Laki laki itu mendorong tubuh Hero hingga terjatuh, darah mengucur di keningnya.

"HEROO!!" teriak Hazel, ia hendak berlari namun satu tangan nya di cekal oleh laki laki ikal tadi.

"Eits, mau kemana cantik. Kita main dulu kali, mumpung gak ada yang ganggu"

Sekujur tubuh Hazel panas dingin, air matanya keluar deras. Apalagi ini? Apa Angger akan melakukan hal yang sama seperti dua tahun lalu?

"Lepas.." lirih Hazel.

Angger tersenyum smirk, jarinya beralih masuk kedalam baju nya dan meraba perut nya yang rata. Hazel berontak namun tak bisa karena mereka bertiga.

Laki laki bertato membuka resleting celana Hazel, sementara pria ikal itu mencoba untuk mengecup leher Hazel.

Angger menggunting baju Hazel, membuat tubuhnya terbuka dan hanya menampilkan tanktop hitamnya. Ia mencium perut Hazel lalu beralih ke bibir Hazel, namun ia terus berontak hingga Angger sedikit kesusahan dan menahan kesal.

Hati Hazel begitu sakit dan hancur, ia seperti perempuan yang tak mempunyai harga diri lagi. Satu yang ada di benaknya adalah Calvin, sosok laki laki yang selalu menjaga dan melindungi nya.

Namun, entah kemana dia. Saat ini Hazel hanya berdoa dan berharap Calvin akan datang menolongnya.

"Angger, lo bener bener cowok bajingan yang gue kenal.." desis Hazel.

"Baru tau? Selama ini gue ngedeketin lo itu karena buat puasin nafsu gue yang selalu di tolak sama cewek lain. Tapi dengan semudah itu, dari dulu bahkan sekarang gue bisa puas mainin lo.."

Everything Will Be Fine [Calvinndra]Where stories live. Discover now